Selasa, 19 Agustus 2008

Demi Masa...

Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. (q.s al ‘asr 1-3)

Demi Masa...

idealisme versus realita

Neraca keseimbangan idealis vs realitas hidup seorang mahasiswa:
Seorang mahasiswa tahun pertama : idealis 100% (tingginya keyakinan akan kebenaran dan kejujuran),sangat menolak dan terus melawan kejahatan dan kebobrokan realitas( realitas 0%). Rajin demo menentang pemerintah yang katanya sering gak becus ngatur negaranya sendiri, suka korupsi, nyuri uang rakyat,blablabla.
Seorang mahasiswa tahun kedua : idealis 90% abstain: 10%. Ssempat berfikir bahwa agak sulit untuk mempertahankan suatu idealism kebenaran
Seorang mahasiswa tahun ketiga : selesai mengikuti KKN (kuliah kerja nyata)- maunya gini, tapi koq mereka gitu (gak sesuai dengan yang diyakini sebelumnya) mau melawan, koq sungkan, tapi hati nurani ngerasa gak nyaman.
Ipk pas2an, tuntutan buat cepetan lulus dg target ipk memuaskan semakin kencang. Coba coba lirik kanan lirik kiri, ‘kerjasama’ demi ‘kebaikan’ bersama. . Idealis 75% realitas 25% (semakin susah untuk melawan kebobrokan realitas)
Seorang mahasiswa tahun keempat: susahnya cari kerja. Coba sana coba sini gak ketrima, ketrima sini gak cocok, ketrima sono gak sreg. Bingung. Idealis 70% realitas 30%
Seorang lulusan sarjana pengacara (pengangguran banyak acara) : dah lama banget dan b’kali2 masukin lamaran gak tembus2, Kepepet dah cari yang agak gampangan tapi enak hidupnya kerja dikit dapet duit, pensiun dapet duit. Tes penerimaan pegawai pemerintah.antrean pengambilan formulir bejibun, dorong2an, gak ada yang mau kalah, rebutan, sikut2an-gak mikirin bahaya buat diri sendiri dan orang sekitar .untung dapet formulir, jadi tes deh dg susah payau.
Gak ketrima lantaran banyak saingan?! coba jalur orang dalem braninya bayar brapa?!?!?! ‘Gak papa koq’ katanya. Idealis 45% realitas 55%
Dah jadi pegawai ni : ‘lha koq gini?! Ah gak papa…. Tapi saya akan b’usaha sebaik mungkin. Jujur-disiplin-bertanggung jawab - ‘sebaik mungkin?!?!’ tahan berapa lama ya?!5taon?!6bulan?!ato 2 minggu?! Idealis 30% realitas 70%
Jadi pegawai 2 tahun punya istri plus 1 anak: wah, deadline laporannya kan masih lama, jadi santai2 dulu aja, ngrokok2 dulu, pan tetep dapet gaji.
Anak sekolah liburan, pengen libur ke luar kota, ortu juga kudu nemenin. Ya udah deh,karena ijin gak bisa akhirnya bolos de.. sehari doank koq, eh dua minggu denk (dasar!)
Anak butuh biaya lebih, istri tuntutannya buanyak banget. Maaf ya, laporan keuangannya ” ku ubah dikit”. Dikit aja koq, gak salah kan….
Eh, krisis teruz ni!barang2 naek, harga sembako melangit tapi gaji tetep aja. Istri ngedumellll teruz tiap hari, ngadunya uang gak pernah cukup. Ya udh de, daripada stress dengerin istri ngomel,”pinjem” uang kantor dulu ya…
Idealis 0% realitas 100%… MO GIMANA LAGI!!!!! Tuntutan hidup bho….
Dan seterusnya-dan seterusnya….
Hingga seorang itu tumbuh dan menua, wajah tak setampan dahulu, rambut tak selebat dan sehitam dahulu-hanya tersisa puing2 kebohongan belaka dan uang pensiunan tentunya.
Duduk-duduk dg lemas di depan tv melihat aksi demo mahasiswa yg b’akhir ricuh menentang kenaikan BBM dan kasus seorang anggota DPR yang diduga terkait kasus korupsi
Si tua (yg dulunya masiswa juga pastinya) itu bergeming,”we, jan, mahasiswa jaman saiki, iso mung demo tok! Ra mudeng teori wae sok-sok ngomong kebenaran-kebenaran, keadilan, keadilan soko hongkong pho?! Dari pada demo2an ngono gak jelas – mending sinau sing tenanan neng kampus dadio wonk pinter ben isoh mbangun ki negoro…ckckck… kowe jo ngono yo Le, sinau sink tenanan nenk kampus, wes direwangi bapak kerjo susah2(ngomong ma anaknya yg dikiranya ikut nonton tv)”, truz nengok ke belakang nyari anaknya yang udah menginjak usia kuliah,”loh, nenk endi kowe Le?!”, truz berbalik kembali liat tv , “Lha koq kowe ono neng kono Le?!?” sambil menunjuk arah tv…
DAH PIKUN THO PAK?!
WAH, BUAH EMANK JATUH GAK JAUH DARI POHONYA.. HEHEHE…
Sekarang, akankah semakin tua itu neraca akan semakin berat pada realitas… ah itu tergantung siapa kita… hanya saja semoga qta tak seperti dirinya, hanya bisa menerima keadaan.Dan semoga keimanan yang kuat inilah yang akan menjaga kita untuk tetap terus berada pada jalan kebenaran.amien.
11agustus2008 22.03

b'Filosofi

B’filosofi di situs ratu boko
Kamis 7 agustus 2008 ketika hati seorang itu hancur n mencoba untuk mencari angin untuk membuang remukan remukan hatinya yg t’cecer. Yang kemudian entah dari arah mana angin membisikkan untuk melangkah kesuatu tempat dan di situlah angin baru menyambut,menyentuh,mencoba menyusun kembali pecahan-pecahan menjadi hati yang baru.
Situs ratu boko, 09.30- sepi, hanya terlihat susunan batuan yg disisipi banyak lumut hijau. Seorang penjaga tiket itu menyambut,menyapa-selamat pagi-wujud penghormatan pada pengunjung pertama dan mungkin satu2nya di siang itu. Kemudian b’lanjut dg tumpukan2an anak tangga yang membawanya ke atas ketempat yang pasti menjanjikan suatu pemandangan baru. Meski ter’engah, angin selalu menyejukkan, menanda bahwa akan selalu ada yang memberi kebahagiaan baru.
Gerbang utama ratu boko awal dari rangkaian situs ini tersusun sangat rapi, menggambarkan kejelian tiap orang yang b’peran dalam menyusunnya kembali setelah b’ratus tahun tenggelam di bumi dan kembali menampakkan keindahannya.
Dibelakang kirinya, Nampak candi pembakaran yang masih dalam proses restorasi. Dan di sini sisi kehidupan lain terceritakan. Sekitar 6 orang di sana, 2orang di atas candi beradu keras dg batu dan beberapa lain diantaranya sibuk becerita ria, karena tetap akan selalu ada bahan pembicaraan yang bisa diceritaan tiap orang tiap harinya.
B’awal dg menyapa, b’kenalan, memohon ijin untuk b’tanya, dan cerita mengalir selanjutnya.bahwa situs ratu boko bukanlah merupakan suatu candi(tak seperti dugaan beberapa orang awam), tapi merupakan suatu kraton (b’asal dari kata kadatuan-istana raja) dari seorang ratu boko (boko b’arti bangau). Hingga sekarang, belum diketahui sejarah sesungguhnya dari kraton Ratu Boko ini, dan hingga kini masih dianggap suatu dongeng atau cerita rakyat – karena belum ditemukannya satu prasasti pun yang menyatakan keberadaan pembangunan keraton ratu Boko. Pun juga tak diketahui apakah ratu Boko itu ada atau hanya suatu penamaan tempat saja karena di daerah tersebut murupakan perbukitan yang banyak dihuni Bangau (Boko). Situs ini memiliki beberapa bagian –di awali dg gerbang utama sebagai pintu masuk. Candi pembakaran –yang konon merupakan tempat pembakaran para raja atau orang2 kerajaan. Dibelakang candi pembakaran terdapat Amerta Mantana (Air yg penuh Mantra) – merupakan sumur yang konon airnya ini telah diberi mantra sehingga memiliki kekuatan magis. Beberapa orang masih percaya akan kekuatan air ini dan menjadikannya sbg air suci atau “tombo”.air ini juga masih dimanfaatkan untuk acara prosesi ritual seperti pengambilan air suci untuk prosesi Tawur Agung umat Hindu. Di sisi lain, terdapat alun-alun. Batur Paseban,Pendopo Kraton, Keputren-tempat peristirahatan putri raja plus kolam pemandian; dan dua Gua (gua putri dan Gua Lanang) yang hingga kini masih digunakan untuk bersemedi oleh beberapa orang untuk berdoa, memohon kekuatan, ataupu tujuan lainnya.
Bukan hanya sejarah. Tapi kehidupan yang terbangun disana. Peninggalan nenek moyang mereka, menurut seorang adalah bagian yang memberikan mereka hidup sekarang. Kecintaannya yang terus tumbuh membuat situs itu kian berdiri kokoh diatas kebanggaan bersama. Baginya, dengan mencintai hal ini, hidup mereka tak sia. Karena tanpa kecintaannya, sangat sulit untuk membangun kembali suatu bangunan yang sudah beratus tahun lamanya menghilang dan hancur.dan kini meski belum sepenuhnya, mereka berhasil mengembalikannya, seperti benar2 apa adanya tanpa rekayasa.
Dan bagi seorang, semua adalah bagian dari anugerah dan karunia-Nya. Keindahan alam sekitar, angin yang selalu meniupkan kesejukan, orang-orang kuat yang memiliki banyak bagian kebahagiaan meski keterbatasan hidup menghimpit, dan kesempatan waktu yang telah diberikan-Nya untuk seorang hari ini. Kerena hari ini seorang mengenal kembali rasa syukur itu. Hidup bukanlah untuk dikeluhkan, tapi untuk disyukuri. Semakin besar kecintaan itu,menimbukan kekuatan baru bagi hidup, bukan hanya untuk seorang, tapi bagi semua orang yang merasakannya.
11agustus2008 20.30

Kisah si Abu

Usia memang membuat orang jadi lebih banyak makan asinnya garam dunia. Begitu pula dg pakdhe yang dengan banyak ceritanya dan pengalamannya, untuk keseribu kalinya selalu memberi kesan yang mendalam bagi kita yang masih muda.tapi beda dengan kali ini, bukan tentang sejarah masa lalu dari banyak orang2 yang kita kenal, tapi tentang filosofi seorang tersohor. Canda sufi. Memberi kesegaran baru dimalam hari kala itu.
Kisah seorang Abu Nawas dengan segala kecerdikannya. Abu nawas memang seorang yang cerdik dan mampu menggunakan kecerdikannya itu pada waktu2 yang tepat. Kali ini, di suatu perjalanan sang raja yang saat itu sedang melakukan wisata politik keberbagai kerajaan2 disekitar. Sedikit catatan, abu nawas sebenarnya merupakan abdi raja di suatu kerajaan padang pasir yang sangat setia thd raja dan patuh pada setiap titah yang diberikannya.
(Raja yang menunggah seekor unta diiringi beberapa unta dibelakangnya yang membawa banyak perbekalan beserta abdi2nya yang setia berjalan di depan kanan kiri dan belakang raja. Kebetulan Abu yang saat itu berada diposisi paling dekat dengan raja diperingati raja.
Raja:” Abu, saja percayakan padamu. Tolong, setiap ada yang jatuh dari unta, pungut dan kembalikan lagi.mengerti?”
Abu:”mengerti paduka raja…”
Dan demikian seterusnya setiap ada barang jatuh selalu Abu pungut dan dikembalikan pada unta. Hingga suatu ketika unta yang ditunggangi raja membuang kotoran.secara reflek pun tanpa maksud apapun, dipungutnya lah kotoran itu oleh Abu.
Abu:”maaf paduka raja,(sambil menunjukkan kotoran unta itu dihadapan raja), apakah ini juga perlu dikembalikan lagi?(Tanya Abu dengan polosnya…
Rajapun murka (maklum saat itu padang pasir lagi panas2nya dan mungkin karena kepanasan, emosi raja juga ikut kesulut terbakar).
Raja:“apa yang kau lakukan Abu?! Kau tak menghormatiku!kau membuatku murka! Setiba kita di kerajaan, kau harus menerima hukuman yang kuberikan. Mengerti?! Dan jangan lakukan hal itu sekali lagi!!!!”
Setiba di istana raja, seluruh rakyat diminta raja untuk berkumpul diAlun-alun kota beserta Abu yang menjadi actor utama hukuman ini. Seorang tukang soar(yang b’tugas memberikan pengumuman) membacakan putusan raja atas tindakan tak terhormat Abu pada Raja
Tukang soar:”inra(instruksi raja) nomor 2674 – menyatakan bahwa yang b’sangkutan dibawah ini, nama:Abu Nawas, usia:bla bla bla, seorang abdi kerajaan, dinyatakan b’salah atas tindakannya yang dianggap meremehkan paduka raja dan dikenakan hukuman sebagai berikut: bahwasanya Abu sang terpidana tidak akan dihukum penjara melainkan harus menerima dengan lapang, dilarang marah, emosi,ataupun tindakan2 yang menunjukan keamarahan ketika setiap warga “berak” didepan rumah Abu. Dan peringatan pula bagi seluruh rakyat, diwajibkan untuk “berak” didepan rumah Abu, dan tak perlu mengkhawatirkan Abu dan diwajibkan melapor ketika Abu b’tindak yang menunjukkan kemarahan (seperti marah, b’kelahi, melempar apapun)pada setiap orang yang “berak”. dan demikianlah Instruksi raja dibuat sebijak-bijak oleh sang paduka raja…. Sekian dan terima kasih.
Dan begitulah seterusnya, rakyat selalu “berak” didepan rumah Abu( berdasar perintah raja) namun selalu saja setiap ada yang “berak” selalu dilempari batu oleh Abu yangh sebelumnya telah dikumpulkan sebelumnya oleh siAbu sehingga membuat rakyat yang berak selalu terhenti beraknya sebelum selesai. Seterusnya dan seterusnya, setiap warga yang dilempari batu oleh Abu selalu melapor pada paduka raja. Mendengar keluhan rakyatnya,paduka raja semakin murka akan Abu yang selalu b’ulah dan membuat raja kecewa, dan akhirnya menyuruh abdinya untuk memangil Abu m’hadap sang raja.
Abu:” salam hormat buat Paduka Raja…” (hormat Abu saat b’temu paduka raja)
Raja:”langsung saja Abu, saya sangat kecewa padamu dan apa yang kamu lakukan sebenarnya!”(kata raja murka)
Abu:”dengan segala hormat, saya tak paham dengan apa yang paduka katakan…”
Raja:”bukankah sudah saya katakan Abu, saya menyuruh rakyat u/ berak didepan rumahmu dan kau tak boleh marah sedikitpun bahkan bertindakan kekerasan pada mereka. Dan apa yang kau lakukan sekarang?!kau melempari mereka dengan batu! Kau telah melanggarnya Abu… tak paham kah kau?!
Abu:(dengan ekspresi datar):”saya tak marah karena berak,Paduka….”
Raja:”kau benar2 membuatku marah Abu, kalau kau tak marah, kenapa kau lempari mereka dengan batu?”
Abu:”saya tak marah lantaran mereka berak, saya marah karena mereka kencing,paduka…”
Raja:”?!?!”
Abu:”paduka memerintahkan mereka untuk berak di depan rumah saya, dan saya tak boleh marah dan saya tak marah paduka. Tapi mereka mengencingi rumah saya, dan itu yang membuat saya marah…”
Raja:(raja berfikir dalam diamnya…)”hmhm… bukankah tiap orang kalo berak selalu sambil kencing ya?!?!”(tanya paduka raja kebingung bingungan sendiri)
Abu:(nahan ketawa sambil membatin)”nah itulah kelemahan paduka raja saat memberikan perintah hukuman bagi saya….
Raja:(merasa sangat bodoh)”ya… ya…ya… (sambil sok sok senyum2 bijak) saya terima penjelasanmu.. hukumanmu dihentikan dan bersihkan rumahmu setelah ini. Bau’nya itu lho memmalukan!”
Abu:(sambil garuk2 kepala senyum2)”baik paduka raja…”
The End

Senin, 18 Agustus 2008

Indahnya Persahabatn itu...

terima kasih sahabatku...
terima kasih tlah berikan aku banyak hal
terima kasih sll membawa kebahagian baru bagiku

love u all....muah muah