Selasa, 30 Juni 2015

Journ

There aint no journey what dont change u some"(anonim)

Cerita PTT : Kwarja dan Kebersamaan Kami Bersama



Cerita PTT : Kwarja dan Kebersamaan Kami Bersama

“karena kehangatan tak harus berbicara tentang dibalik selimut, cukup dengan berbagi waktu bersama di setiap waktu yang ada, maka kehangatan itu menjadi lebih dari sekedar berbicara tentang di balik selimut ”
–dee,2015


Time


”Time will make everything right”(anonim)

Cerita PTT : masih sekedar Bercuap



Cerita PTT : masih sekedar Bercuap

KDRT
Minggu pagi di rudin puskesmas. Baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah ketika seorang nona datang ke rumah. “dokter bisa tolong sa pu mama kah… ?? darah tra mau berhenti dari dong pu kepala”kata nona itu. Gw kenal nona ini. nona wamena yang sering antar ‘dong pu masyarakat’ buat berobat sambil jadi ‘translator’ beberapa mama-mama yang masih sulit berbahasa Indonesia. Kali ini,dirinya datang membawa seorang mama yang ternyata mama nya sendiri. darah terlihat membasahi kaos yang menutupi kepalanya. Ketika gw buka kain penutup, darah bercucuran keluar dari luka yang cukup lebar.

Trav

Travelling is a way to find where u have to go back home 191114

Timika pu Cerita (3) : Timika Itu…



Timika pu Cerita (3) : Timika Itu…
Banyak orang beranggapan bahwa timika itu ‘gak ada apa-apa’. Ok, untuk segi pariwisata, timika bukanlah salah satu kota tujuan pariwisata di Indonesia timur. Jayapura, Wamena, Merauke, Kaimana, Sorong, Raja Ampat, Nabire jauh-jauh lebih rekomended untuk disinggahi disbanding timika. Tapi jika kebetulan ada kesempatan maen ke timika,misalnya tugas kerja , atau ‘iseng’ kayak gw (karena harga tiket dari jayapura ke luar kota paling murah cuman merauke dan timika, dan kebetulan ada kawan tinggal di timika), mungkin ini beberapa hal yang bisa ditemukan di timika.

Timika pu Cerita (2) : Galeri (dibuang sayang)



Timika pu Cerita (2) : Galeri ( dibuang sayang)
gaya dulu sebelum pentas

Timika pu Cerita (1) : Bahagia karena Tuhan



 Timika pu Cerita (1) : Bahagia karena Tuhan

di suatu waktu pada suatu tempat. Dimana untuk pertama kalinya gw belajar, bahwa dalam sebuah perjalanan, terkadang, bukan destinasi yang kita cari. Makna hidup, arti hidup, dan pembelajaran hidup. Pada suatu waktu, pada suatu tempat yang tak tanpa gw sangka, gw menemukan satu cerita lain tentang kehidupan.

Namanya Friska. Friska Simanjuntak. Seorang kawan,yang baru beberapa waktu kukenal, dalam sebuah ketidaksengajaan di sebuah perjalanan, di wamena. Dan, tak lama berselang, gw berkunjung ke tempatnya bekerja, Timika. Kata banyak orang, Timika bukanlah suatu kota destinasi wisata. Sebagian besar orang mengunjungi Timika untuk urusan pekerjaan, dan uang. Freeport, menjadi salah satu focus utamanya. Seperti kata friska,” mo kemana tut?? Di sini gak ada apa-apa si. Mo lihat suku aslinya juga susah, harus ke pedalaman. paling di sini yang special yang sekolahanku. Jadi, kita maen ke sekolahku saja yak…”. Dan, begitulah, maka kemudian, sekolah friska menjadi satu cerita yang tertinggal dari Timika.

cuap-cuap 11: Kids, of Theis



cuap-cuap 11: Kids, of Theis
Mereka tumbuh liar. Satu yang kusadari bahwa mereka tidak tumbuh sebagaimana mestinya anak-anak seharusnya tumbuh. Tanpa ibu. Tanpa seseorang yang selayaknya menjadi ibu.  Tanpa belaian lembut tangan halus ibu. Tanpa pelukan hangat ibu. Tanpa senandung merdu nyanyian penghantar tidur. Tanpa dongeng-dongeng kisah imaginatif tentang kehidupan.
Mereka tumbuh liar. Tumbuh di bawah naungan langit yang jauh. Berpijak pada bumi yang rapuh dan goyah. Mereka melihat tanpa bisa menilai. Mereka meniru tanpa mengerti arti. Apa yang akan terjadi, kelak pada mereka? Berkata kasar, bertindak cela, tertawa dan menangis dalam kegetiran yang tidak mereka sadari. Mereka punya masa kanak-kanak yang indah. Bebas, tanpa batas. Tapi mereka tak mengerti, apa yang sebenarnya ada di depan mereka, kini dan kelak. mereka layak mendapatkan lebih, lebih dari yang ada sekarang. Tapi apa yang harus dilakukan? Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kami lakukan?  kami adalah manusia yang peduli tapi tak sepenuhnya peduli. Kami adalah manusia yang mengerti tapi tak berarti lebih. Karena kami adalah manusia yang egosentris. Yang sebenarnya hanya peduli pada diri sendiri, berpusat dan bertindak hanya untuk kepentingan pribadi. Karena kami manusia egosentris. Kami berbicara tentang mereka. Tapi kami hanya bercerita dan berkisah. Satu kisah tentang manusia. Kids of Theis.
18 oktober 2014 18.40 wit
srotty jekson

mena, si pemburu & penjaring ikan yg handal

selma, satu dari sikembar selma-lily

yg paling terabaikan, rikson

Jumat, 12 Juni 2015

Candu

CANDU
Cinta itu candu. Sama juga dengan naik gunung, candu. Entah apa yg melatarbelakangi, dia akan selalu membawa mu untuk datang kembali dan kembali. Meski harus lelah, meski harus bersusah payah, meski harus menjadi kotor, basah, berlumuran tanah,meski harus terjatuh, bangkit dan terjatuh. Naik gunung itu candu. Tak ada kata yang bisa menggambarkan alasan kenapa harus kembali lagi dan lagi. Mungkin karena semilirnya, mungkin karena damainya, mungkin pula karena tawanya. Naik gunung itu candu. Tak ada kata yang dapat menggantikannya.
Jumat, 12 juni 2015 00.07 wit