Jumat, 31 Juli 2015

Life and Dive

Hidup itu seperti menyelam. U have to dive it! Selami! Meski dipermulaan kamu akan mendapatkan banyak tekanan, but take it easy! Cuman butuh equalisasi dan tekanan yang datang dari berbagai arah menjadi gak akan ada artinya,
And, see..! u’ll see a beautiful world around u.... ^^
( july 31th 2015)

Diving with Nemo : Find a New Pleasure



Diving with Nemo : Find  a New Pleasure
*catatan harian 2 Juni 2015
Kenapa menyelam?? karena itu masuk dalam salah satu bucket list hidup gw. salah satu hal yang harus gw lakuin. Impian gw. adrenalin gw. gw gak bisa renang, gw takut tenggelam, gw takut air, gw takut kedalaman, gw takut kesunyian, gw takut kegelapan, dan gw takut mati. Tapi gw pengen belajar menyelam.


Diving Course with Nemo :”BELAJAR HAL BARU’



Diving Course with Nemo :”BELAJAR HAL BARU’

”masukilah pintu itu. Hidup anda tak akan pernah sama lagi”
 Ceritanya, gw ama arin berencana mo ambil dive course, wherever it is, as long as we could pay it, as long as we could access the place, as long as we have time to spend. dan setelah banyak pertimbangan,  akhirnya kami memutuskan untuk mengambil license di Nemo Diver di Pemuteran Bali.  Satu pertanyaan yang selalu kami tanyakan diawal,”apakah harus bisa renang??”. Dari beberapa dive center yang kami tanya, mereka selalu mensyaratkan  renang sebagai persyaratan utama. Persyaratan yang paling sulit untuk dipenuhi (*meen, gw kan gak bisa (jago) renaaang). Tapi, kerana maksaaa bgt pengen bisa nyelem, akhirnya cari dive center yang tidak menjadikan ‘renang’ sebagai syarat utama. Kata sang master,”nti kita bisa belajar bareng lah, yang penting berani dan mau belajar saja...”. statement yang paling menenangkan n menyenangkan kami,”berani?? Beranilah... dan lebih tepatnya, berani NEKAT!!”.

ketika



ketika satu pilihan ini kuambil, satu yang kuyakin, semua adalah untuk menjadi lebih baik...  thats all, that it
 (july 31st 2015)

Cerita Kerinci : bukan Akhir Sebuah Cerita



Aku merindukan langit yang cerah, awan yang beregerak rendah, dan sepoi angin yang melenakan. aku merindukan malam yang bertaburan bintang, purnama yang terang dari kejauhan, dan tenda tenda yang bergoyang oleh badai di suatu malam. aku merindukan banyak hal bersama mereka, berbagi cerita dan canda.  Berbagi pertengkaran yang mungkin tak perlu dilakukan. Aku merindukan masa dimana kebersamaan adalah cinta,  dan cinta adalah kebersamaan...
Aku merindukan mereka, yang hanya dengan mengingatnya saja, jemariku bisa berjam jam menari menuliskan segala kisah tentang kami semua.
Aku merindu, dan aku tau, ini bukanlah akhir dari sebuah cerita.
(july, 31th 2015 14.25)

Minggu, 19 Juli 2015

Cerita Kerinci : day 6 : Dano Kaco, Jambi

Cerita Kerinci : day 6 : Dano Kaco, Jambi
6 Mei 2015
Awal cerita sebenarnya, danau kaco bukanlah bagian dari itinerary perjalanan pendakian bersama yang consina jadwalkan. Itinnya hanya : berangkat dr jakarta-summit kerinci- danau gunung tujuh-dan kembali pulang ke jakarta. Day 6, tanggal 6 mei 2015 seharusnya adalah jadwal untuk packing berkemas, dan kembali pulang ke jakarta. Tapi, rencana itu kemudian berubah. Awalnya gw pengen banget ke dano kaco. Kata orang-orang ni, dano kaco tu rekomended banget untuk didatengi kalo abis dari kerinci. Wujudnya gimana, tempetnya dimana, trekkingnya gimana, gw gak ngerti. Pokoknya pengeeeeen aja ke dano kaco. Dan karena jadwal gw yang paling fleksibel, gw putuskan untuk tetep ke dano kaco abis dari gunung tujuh (tanpa tim consina), ngajak kak ade sama kak rully bt nemenin gw. tapi, kemudian rencana berubah. Waktu trekking di danau gunung tujuh, tibatiba perasaan pengennya ngajak temen2 consina buat ikut ke dano kaco. Kenapa? Yaaa, gak tau, suka aja jalan ama mereka. Sepi juga donk kalo ke dano kaco sendirian. Kata gw ke berry,”berrr... ayolah, kita ke kacooo, tambah sehari doank koq..”

Rabu, 15 Juli 2015

Cerita Kerinci : day 5 : Danau Gunung Tujuh



Cerita Kerinci : day 5 : Danau Gunung Tujuh

5 Mei 2015
Badan remuk redam, kaki kaku kram, berjalan pun menjadi tak karuan, terpincang-pincang. Efek dari dua hari trekking Kerinci. Hhooh, sungguh, buat jalan dari kamar kami yang berada di lantai dua ke ruang makan homestay yang ada dibawah saja rasanya jaauuuuh bgt. Haha. Tapi perjalanan belum berakhir. Hari ini kami akan menapaki gunung berikutnya. Gunung anak tujuh, dengan targetnya danau gunung tujuh. Dulu sih kata orang-orang belum lengkap kerincinya kalo belum ke gunung anak tujuh.

Cerita Kerinci : day 3-4 : setelah setahun vakum mendaki (part 2)



Cerita Kerinci : day 3-4 : setelah setahun vakum mendaki (part 2)



4Mei 2015
Sekitar pukul 05.00 pagi kami memutuskan untuk memulai perjalanan menuju puncak. 2 jam lebih terlambat dari waktu awal yang direncanakan, yaitu pukul 03.00 dini hari. Cuaca benar-benar buruk, meski tak hujan, badai dan angin yang kencang punya resiko untuk membawa badai yang lebih hebat lagi. hingga ketika cuaca dirasa mulai membaik, kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan. tak semuanya bergabung, kak adhie yang kondisinya kurang fit,memilih untuk stay. Demikian pula dengan firman.”mann, naik gak?”tanya berry, dan firman gak merespon. Kak essa juga sama, memilih mendekam di dalam sleeping bagnya. Hanya gw, kang usman, dan berry yang fix untuk muncak. Dua kk porter pun akhirnya berbagi tugas, kak rully tetap stay dg kawan yang tinggal, dan kak Ade yang nemenin kami bertiga.
antara purnama, gunung, dan cerita kita

Sabtu, 11 Juli 2015

LiFe


life as if you were to die tomorrow, learn as if you were to live forever” (mahatma Gandhi)

Cerita Kerinci : day 3-4 : setelah setahun vakum mendaki (part 1)


Cerita Kerinci : day 3-4 : setelah setahun vakum mendaki (part 1)

3 Mei 2015 

Sekitar pukul 02.00 dini hari kawan-kawan kerinci tiba di homestay paiman. 12 jam lebih lambat dari waktu yang seharusnya. Baru kali ini ngrasain mengkhawatirkan orang yang bahkan belum saja dikenal. *Thx God mereka sampai dengan selamat.

r10
Berawal dari R10, bersembilan orang kami (gw, berry, kak essa, kang usman, kak yanti, kak adhie, firman, dan dua porter kak ade, dan kak rully) memulai pendakian kami tepat pada pukul 10.00 wib waktu indonesia bagian kerinci. Udara yang segar, pemandangan yang hijau, cuaca yang cerah , dan puncak yang terlihat anggun dari kejauhan menjadi penyemangat kami pagi itu. Berharap semoga seperti ini hingga beberapa hari ke depannya.

Kamis, 09 Juli 2015

Cerita Kerinci : day I - II : beribetnya menuju Kersik Tuo



Cerita Kerinci : day I - II : beribetnya menuju Kersik Tuo


1-2 Mei 2015
Kerinci. Satu lagi gunung yang akan kutapaki. Bersama consina, gw join pendakian yang dong adakan di bulan mei. So excited banget. dan mungkin saking excitednya, jadi jatuh ngeDrop demam sakit kepala, mual,lidah pahit (dan berdoa semoga bukan malaria ^< ). 
beberapa saat sebelum mendarat di bandara frans kaisepo,biak
Hari pertama, tepat tanggal 1 mei 2015, dengan banyak kabar yang tak mengenakkan. Udah mo berangkat ke Padang dari Papua dapet kabar Kerinci siaga 2 lantaran cuaca buruk, hujan badai bercampur halilintar (bahkan sempat ada keputusan untuk membatalkan pendakian, karena pendakian hanya boleh sampe shelter dua, tapi akhirnya sepakat untuk tetap jalan, dg banyak persayaratan yang beribet *thx for my brother Re for handling all the thing). Penerbangan ke jakarta dimajuin lantaran sedang mayday (untung dapet informasi lebih tempo), dan sentani sedang siaga I lantaran ada kecurigaan pergerakan OPM lagi (makanya banyak polisi berceceran dimana mana). But life must go on, dan tetep lah gw harus terbang. Gila aja mo ngrelain tiket pesawat yang dah dibeli mahal-mahal. Dan terbanglah gw dengan sriwijaya airlines SJ 583/SJ581, sekitar pukul 09.00 wit, transit biak, makasar, hingga tiba di jakarta. Dari jakarta, berganti pesawat lion air JT256 menuju padang. It’s trully long road, spending 14 hours for more than 6000 km from jayapura to padang.