Minggu, 20 Januari 2013

Jalur Lintas Selatan Pacitan (2)





Ketika Peluh Berakhir pada Kepuasan ^^
Ok, Lanjut cerita perjalanan… Dan setelah menempuh medan yang luaarrr biasa ganas yang tak bisa dilalui oleh manusia kecuali mereka yang memiliki tekad yang kuat dan bulat (alay), Kami berdua menemukan pantai pertama (gak sengaja nemu sih)Pantai Wawaran. Gak ada yang terlalu menarik sih dari pantai ini. Pantai Wawaran yang terletak di Kecamatan Kebonagung ini merupakan salah satu TPI yang ada di pacitan (selain Tamperan dan Watukarung serta Kaliuluh),dengan komoditas utama Lobster dan berbagai macam ikan. Oh, ya, hebatnya mereka tu bikin perahunya sendiri looh. Waktu kami mulai memasukin Kampung Wawaran, dikanan kiri tu banyak banget perahu perahu yang lagi dibenerin, ada yang udah jadi dan diperbaiki ataupun ada yang masih mentahan baru mo dibikin. Wow…. Kebetulan kala itu lagi bulan penuh (fullmoon) , jadi perahu perahu banyak yang bersandar, dan nelayan2 sibuk nongkrong di warung2 langganan, alamat TPI nya sepi dah. Bakul bakul cuman menopang dagu sambil memainkan kakulator masing2 yang kalo pake buat ngitung2, ujung2nya berakhir pada angka Nol alias lagi gak ada yang bisa diithung.
lobster hitam yg jadi salah satu komoditasnya
Nyaaah Lanjut perjalanan. Tujuan utama cuman satu, Pantai Kaliuluh. Gak ada petunjuk yang jelas tentang keberadaan pantai Kaliuluh ini. Cuman tahunya kalo terletak di Kabupaten pacitan Kecamatan Kebonagung (damn! Satu kecamatan tu guede bangettt loohh).
Ya udah, bermodalkan tanya2 masyarakat setempat di daerah Wawaran kami cuman dapet info, Pantai Kaliuluh tu sebelah Baratnya Wawaran,kata si bapak,”lewat sini aja mbak, biar gak usah balik ke jalan besar. Dari pertigaan situ lurus aja, ntar ada pertigaan pertama ke kanan, abis tu pertigaan kedua kekiri.. udah jalan terus saja…” petunjuk dari seorang bapak-bapak yang berujung pada ketersesatan. Jalannya bener2 jalan setapak, cuman bisa dilalui satu motor (kalo pas ujan jelas2 bakal tergelincir, lha wong jalannya jalan tanah).tapi tetep dinekatin,jalan hayuuk jalan, dan merasa ada secercah harapan ketika dari kejauhan melihat ada pantai!”wa… tu keliatan. Mungkin emang itu..udah, jalan aja terus..” teriak ku bersemangat sambil menuruni suatu jalan berbukit yang berakhir pada ujung bukit.
kegirangan duluan liad pantai dari kejauhan

Whohh! Ternyata jalannya mentok sampe di atas tebing. Tepat di bawah tebing ada pantai,” wa… pantainya ada dibawah bee… hayuk turunn..” Bee ragu2,”masak ini pantainya to mbak? Curam gitu.. gak ada jalan juga. Cuman ada jalan setapak curam gitu. Bukan ini kalii.. sepi juga gini koq. Koq gak ada orang ya??” kataku,”enggak ah.. truz mana lagi dunk? Tu dibawah ada pantainya koq.. hayuk turun…plizzz plizz..” Bee dengan berat hati mengiyakan, tapi kami memilih jalan yang sedikit memutar tapi tak terlalu terjal. Kami tinggalkan motor di atas tebing dan melangkahkan kaki menyusuri setapak menuruni bukit. Baru jalan beberapa langkah udah ngos2an, 500 meter yang jauhhhh (hossh, hosssh)…
setapak yg harus dilalui, berkelok, & po'on semua

Sesampai di pantai, kami bertemu seorang ibu, seorang diri sibuk dengan lahannya, menggunakan kaos putih yg sudah tak putih lagi, rok jarik dan berlindungkan topi caping (petani banget).agak horor juga si, di tempat sejauuuh itu,sesepi itu, seterjal tadi jalannya, ada ibu2 dibawah??alhamdulillah kakinya napak. aku terus melangkahkan kaki mendekat, hingga mata kami beradu dan mulailah percakapan itu, sa : ” monggo buukk… lagi manen nggih?? blabla ni bener pantai Kaliuluh ???” berharap2 cemas. Ibu: ,”ooh… kaliuluh niku teeng mriku mbak… tesih tebih teng mrikuuuu….. “kata ibu santai. doengg, doengg, tiba2 nafasku habis. Sa : ” lha… ni pantai nopo buk?” tanyaku lagi ibuk nya malah bingung, : “ niki sanes Kaliuluh (bukan kaliuluh) teng mriko niku kaliuluh..” sambil clingak clinguk sa :”truz ini pantai apa kakaaa..” tanyaku dg bercucuran air mata(lebay), udah nanya berkali2, ibunya juga gak dong. Mboh karena ibuknya pahpoh, ato emang pantainya gak ada namanya. ibu,” sanes Kaliuluh mbakkk…” sa :” niki daerah nopo to buk tesih mlebet KebonAgung to???” mencoba mengubah pertanyaan ibu : “ inggih, kebonagung. niki desa Dombo…” sa : “ oh.. berarti niki pantai DOmbo nggih buk?” simpulku sembarangan. Si ibu diam saja. Dan kusimpulkan saja namanya Dombo Beach a.k.a unknown beach.
sedikit view saat udah tiba dibawah..
Hah. Dan begitulah simpul cerita kami tersesat. Untung pantainya bagus. Bener2 masih perawan. Pasirnya putih bercampur dengan batu batu koral, cantik banget. Ada muara sungai kecil juga dengan bebatuan khas batu kali, mencuat dari semak semak daun dirindangin oleh pepohohan besar. Manteb banget. Sayang lagi fullmoon jadi gak bisa nyebur renang. Jadilah kami cuman nongkrong di salah satu batu besar dibawah rindangnya pohon, sambil mengurangi dahaga dengan berbagi air putih yang hanya sebotol. Nextime harus kesini lagi! (tapi kalo udah dibuka jalan sih)
bee,"air banyak tapi gak bisa diminum..hossh, panass"


dee,"sejauh mata memandang hanya ada aku, kamu, dan lautan kita  - panaass" (delusi)

bee,"haissh.panasss...pulang ajahh"
 Lanjut cerita… setelah puas menikmati siang di Pantai Dombo a.k.a unknown beach… kami kembali melangkah. Dan ternyata kembali pulang itu lebih berat! Menaiki bukit yang gak terlalu terjal tapi berkelok itu capekknya luar biasa banget. Apalagi buat yg gak pernah olahraga. Nadi ku aja sampe 128 x / permenit. Jantung kerasa kaya mo copot! Pengen pengsan rasanya.nyaaahhh. setelah sedikit mengambil nafas dan mengembalikan nadi, dan berbagi air putih yg tinggal setegak tuk berdua,kami Kembali ketujuan utama, pantai Kaliuluh.
menemukan bunga yg tengah mekar diantara pepohonan hijau saat mendaki bukit itu kayak mendapatkan tetesan air hujan disaat dahaga melanda (*dehidrasiberat)

Masih dengan jalan yang sama, setapak ataupun yang bersemen kami melangkah hingga akhirnya menemukan pantai yang kami cari (setelah Tanya berkali2). kurang lebih 3 kilometer 20 menit berkendaraan motor. Alhamdulillah, untung gak harus jalan kaki lagi untuk bisa sampai di Kaliuluh.. wohoooo, cantik banget view nya dari atas. Pantainya juga masih bersih. Dan untuk ukuran sebuah TPI (ternyata kaliuluh tu TPI juga), pantainya bersih bangettt… (I wish akan seperti ini untuk seterusnya). Tapi koq sepi ya???
pantai kaliuluh di kejauhan

untuk sebuah TPI, ini pantai seupiiiii banget. even no one here...
komoditas yg bermacam, dari tongkol, teri, layur,pari, kelong, keting, tenggiri, kerapu, kakap, kepiting, cumi, gembloh, hingga LOPSTER :p
tapi untuk sebuah TPI termasuk okeh juga, bersih, rapih, ada gudang penyimpanan, dan disini lampunya pake tenaga surya! wohooo. pengen banget ngobrol2 sama nelayan di sini. tapi gak ada orang???
perahu-perahu yang memilih untuk bersandar. malas menantang ombak yang sedang mengganas

khasnya dari kaliuluh dan dombo adalah pantainya yg tak hanya berpasir tapi juga berbatu seperti ini.
dan akhirnya kebahagiaan bisa ditemukan ketika kita mengusahakannya.. puas meski harus menempuh jalan yang terjal, tapi untuk mendapatkan semuanya, gak ada yang sia-sia.... termasuk perut kosong dan mulut kering karena dahaga ^^

 

"Pacobaning Urip, Seneng Susah tak Lakoni"
-qoute of d'day-

Kebonagung Pacitan 28 Oktober 2012
(hanya berjarak 20 km dari Pacitan Kota)






1 komentar:

arif mengatakan...

itu rumah saya di sana mas :)
klesem nama desanya..
makasih sudah post..