Kamis, 24 April 2014

Cuap-cuap PTT : Asal Cuap


Cuap-cuap PTT 6: Asal  Cuap



Kamis, 20 Maret 2014 : antara Mata dan Telinga
ini kenapa ya? setiap lepas kacamata, pendengaran gw jadi terganggu deh. eeerghhh #jomblogila #otaklengket

Jumat : 21 Maret 2014 : Siapa anda, epen kah buat saya?

“Menghargai sebagai manusia. menghargai tanpa melihat status. Karena manusia itu sama, tiada beda”
 

Pak kepala sekolah,” kalo yang minta pak Bambang,bagaimana dokter, k bisamasa g??”Tanya pak kepala sekolah sambil melirik pak Bambang. Gw hanya tersenyum. “pak bambang? Maaf, siapa ya dia? Pejabat?tokoh masyarakat?presiden? epen kah buat saya??”jawab gw dalam hati. “kami mohon lah dokter…” pinta pak kepala sekolah lagi.
Di suatu siang, seorang kepala sekolah SMA dan seorang tokoh masyarakat (yang sangat dihargai dan dihormati orang –orang sekampung), datang meminta gw untuk meminjamkan ambulan untuk membawa seorang guru yang sedang menderita gangguan jiwa untuk dibawa turun ke kota. Alasannya, mobil ambulan gw lumayan tinggi dan gak gampang kandas jika dibawa turun kota yang medan jalannya luar biasa jelek, becek, dan bolong-bolong (sebagian masih belum beraspal, melainkan jalan tanah, beda dengan mobil biasa yang gampang kandas, pun kalo pake mobil ambulan lebih murah, beda dengan kalo sewa mobil yang bisa habis sampe 1jutaan. alasan yang menurut gw gak banget. pun, ambulan dipinjam bukan untuk merujuk, melainkan hanya sekedar untuk mengantar orang ke bandara, pun kondisi pak guru baik-baik saja, gak perlu itu ambulan ambulan. Meeen, apa gak ada mobil lain?? . maka, dengan keras gw menolak untuk meminjamkan ambulan. Gimana kalo pas ambulan turun, ada yang gawat dan perlu dirujuk?siapa yang mo tanggung jawab? Mereka?. mo dia kepala sekolah, tokoh masyarakat, orang penting, kalo pinjam ambulan  untuk hal gak gak semestinya, ya gak gw pinjemin. Gak ada itu istilah ‘pengecualian’. tapi kemudian pada akhirnya,atas perintah puskesmas, mobil ambulan dipinjamkan. “maaf dokter, mobil ambulannya dipinjamkan saja ya. gak enak sama pak bambang. Soalnya yang minta pak Bambang jadi, saya sungkan.”. eeengh… -_-“. maka, jadilah ambulan itu dipakai untuk yang gak seharusnya. Hm….

Satu yang lucu dari kejadian ini adalah mereka merasa bisa mendapatkan ‘satu previllage’, pengecualian, lantaran mereka adalah tokoh masyarakat, Orang Penting, yan bisa mendapatkan apa yang mereka mau. Ini yang saya gak suka, di sini orang terlalu berlebihan mendewakan seseorang. Dan terkadang, yang yang merasa dirinya ‘penting’, makin ‘bikin diri sekali’.- #kepalabatu #otaklengket

Sabtu, 22 Maret 2014 : Budaya
Setelah beberapa hari ini selalu bangun siang dan terlambat datang kerja ke puskesmas (padahal jarak rumah dinas dan ruang kerja cuman 23langkah kaki), gw baru sadar, kayaknya gw udah mulai terbawa dengan budaya di sini deh. budaya jam supeeeeerrr kaaaretttt, budaya omong kosong, budaya tipu-tipu, dan budaya nao-nao (budaya  gak jelas). Huffff……. #papua  #karet #random

Rabu,2 april 2014 : budaya marah marah
Karena Amarah tak akan menyelesaikan apapun. Hanya akan berakhir pada lelah dan kesia-siaan belaka”
"Bapa..klo bapa marah marah.  saya tra kan bantu bapa..."kata gw dengan nada tinggi.
Seorang laki-laki berusia sekitar 40tahunan mendatangi ruang periksa tanpa permisi dan melangkahi beberapa pasien yang sudah banyak mengantri.gw mencoba mencari2 namanya di tumpukan rekam medis pasien yang berobat hari itu.
"Maaf.. bapa pu nama siapa? Nti klo su gilirannya saya panggil ya..."kata gw masih  tersenyum ramah.dan bukannya merespon dengan baik, dirinya langsung bicara lantang. Ok, masih sedikit sopan dengan menjulurkan tangan mengenalkan namanya.
"Saya bapa ondo bundru ini..sa su berkali kali ke sini ko tra kenal sa?" kata bapa dengan nada bangga nya sebagai ondo. Jiaah, mo situ ondo kah?bos kah?kepala kampung kah?presiden kah? Epen buat gw. (Kata gw dalam hati)
"bagaimana ini puskesmas sa kemaren suruh anak buah minta petugas periksa sa pu masyarakat tapi trada yang datang..makanya sa turun tangan.."gw cuman menghela nafas panjang
"Bapa.. bapa klo marah marah begini sa tra bisa bantu bapa.. tolong bapa duduk dulu.. bicara baik!"kata gw dengan nada tinggi tapi masih dengan tersenyum. Bapak yang masih gak mau duduk dan cuman marah2 ni teruz menyalahkan gw. Gw pun akhirnya naik pitam. Meeen, gw gak salah apa apa gak ngerti apa apa dimarahin pagi-pagi.
"Bapa.. saya dari kemarin standby dipuskesmas tra da orang yg datang untuk minta sa periksa pasien di bapa pu tempat. Pun kalo pasiennya
Ini sudah bukan yang pertama kalinya ada orang datang dan langsung marah marah dihadapan gw.
"Pun kalo pasiennya masih bisa jalan bawa ke sini to biar tong bisa periksa baik.klo memang tra bisa bangun nti kitong bawakan ambulan buat bawa pasien ke sini ya... tapi bapa bicara baek.."kata gw menjelaskan.
"Iyo.. tapi harus sekarang ya.. harus sekarang!!!sa pu masyarakat ni kondisi su tra baik jadi.."katanya lagi selalu mendesak.
Tiba tiba kepala puskesmas gw masuk ke ruangan dengan gerakan cepat. Mungkin karena denger suara gw baku keras sama ni satu bapak. Gw perhatiin juga orang orang di luar merhatiin gw. Pak hendra kapus gw menepuk pundak pak Ondo menenangkan, berbicara sebagai penengah.dan akhirnya setelah bicara ini itu dan blablabla meluruskan semuanya dan "mengalah" akhirnya disepakati pasien untuk dijemput ambulan. "Aih.. bapa ni pu bicara memang keras begini sudah..  sa bukan maksud marah marah.."kata bapak mengakhiri pembicaraan.
Pembicaraan pagi itu akhirnya berakhir. Gw cuman menghela nafas. Ok, bukan sekali dua kali ini gw bertengkar dengan penduduk asli. Pernah suatu ketika ibu ibu datang marah marah karena su menunggu lama tapi namanya belum dipanggil panggil untuk diperiksa padahal memang belum gilirannya.
Pernah lagi ada bapak bapak datang langsung minta diperiksa duluan tanpa mendaftar karena merasa dirinya bapak ondoafi (kepala suku). Fyi ya, di sini tu orang suka bikin diri layaknya orang penting, padahal bukan siapa siapa. "Nona dokter.. sa mo di suntik ni..."
"Maaf bapak.. bapa daftar dulu ya.. baru kitong priksa.."
"Ah..yo sudah. Ko tulis sa pu nama sekarang e. Sa ini bapa ondo jadi,masa ko tra kenal sa pu nama. Sa ini yang kasih bebas tanah ini sehingga sekarang bisa jadi puskesmas.tapi karena sa mengerti ko pu pekerjaan makanya Ko tulis sa pu nama to, biar ko bisa dapat uang".. ciih, siapa situ???
Maksud bapak itu, sebenernya dia gak perlu daftar karena dirinya orang 'penting', tapi karena dengan menuliskan namanya gw bisa claim in di jamkesmas makanya dirinya mo sebut nama. Eh, tapi bapak gak pake antri???eerghhh.... ganas gw.
Di lain waktu, ada bapak bapak marah marah karena namanya gak dipanggil panggil. Kebetulan hari itu pasien lagi banyak. Banyak pendatang juga dan kebetulannya lagi yang diantrian awal banyak pendatangnya. Tiba tiba seorang bapak orang papua marah marah.
"Ibu dokter.. kenapa sa pu nama tra dipanggil panggil? Sa su antri lama ini..!"
Gw yang lagi nulis cuman mendongakkan muka. "Maaf bapak pu nama siapa?tunggu sebentar e.. abiz dua lagi ini baru tong periksa..."kata gw mempersilakan bapak keluar. Eh, bukannya langsung keluar bapaknya malah ngomel. "Daritadi yang masuk pendatang semua. Kamu jangan pilih pilih pasien begitu! Kamu di sini tu cuman menumpang makan di kitong pu tanah. Kami orang papua harus diutamakan! Jangan mentang mentang kamu pendatang kamu dahulukan pendatang!"kata si bapak yang bikin gw langsung naik darah. Meenn, judgement nya rasis banget. "Maaf bapak...coba bapak lihat bapak pu nama, ini masih ada antriannya... sa trada liat warna kulit bapak "Kalo bapak mo sa periksa... silakan bapa tunggu. Tapi kalo bapa marah marah begini, maaf sa tra bisa bantu periksa bapak"kata gw kemudian menghela nafas panjang. Capek hari hari debat sama orang orang.
Teringat gw pada perkataan dokter temen r gw yang sempet juga kerja di Taja di awal gw ptt, katanya,"mungkin sekarang tutut orangnya halus, lembut, dan solo banget. Tapi saya yakin, gak lama lagi tutut jadi keras di sini. Lingkungan bikin kita terpaksa harus keras dan kejam"dan ternyata benar. Masyarakat di sini tu banyak yang suka "bikin diri" sekali. Bikin diri, istilah yang orang pake untuk orang yang 'sok penting', merasa diri penting banget. Terkadang orang suka keras kepala, merasa dirinya benar. dan jika sudah berhadapan dengan orang yang demikian pilihannya hanya ada dua, dilawan dengan hati yang keras,;atau mengalah dengan hati yang lembut. dua dua nya gak ada yangsalah. hanya perlu sedikit bijak saja dalam menentukan arah... huff

Tidak ada komentar: