Selasa, 30 Juni 2015

Timika pu Cerita (3) : Timika Itu…



Timika pu Cerita (3) : Timika Itu…
Banyak orang beranggapan bahwa timika itu ‘gak ada apa-apa’. Ok, untuk segi pariwisata, timika bukanlah salah satu kota tujuan pariwisata di Indonesia timur. Jayapura, Wamena, Merauke, Kaimana, Sorong, Raja Ampat, Nabire jauh-jauh lebih rekomended untuk disinggahi disbanding timika. Tapi jika kebetulan ada kesempatan maen ke timika,misalnya tugas kerja , atau ‘iseng’ kayak gw (karena harga tiket dari jayapura ke luar kota paling murah cuman merauke dan timika, dan kebetulan ada kawan tinggal di timika), mungkin ini beberapa hal yang bisa ditemukan di timika.

1.  Timika = Freeport & Kuala Kencana
Siapa yang gak tau Freeport, gunung emas tembagapura, dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnnya yang belum bisa diprediksi akan sampai kapan habisnya. Banyak yang mengatakan belum ke timikia kalo belum singgah ke Kuala Kencana. Well, sebenarnya, Kuala Kencana hanya suatu komplek perumahan bagi pekerja Freeport, yang layaknya sebuah ‘one stop living’ place, dilengkapi berbagai sarana kehidupan yang memadai. Dari taman, pertokoan, dan tempat ibadah dengan tatanan yang rapi, yang nampak kontras dengan belantara hutan dan gunung yang ada di sekelilingnya. 

2.Bandara Internasional Moses Kilangin  
Bandara internasional Timika, Mozez Kilangin bisa dikatakan mempunyai fasilitas bandara yang terbaik diantara bandara di wilayah Papua dan Papua Barat. Bandara dan ruang tunggunya tertata apik dan comfie banget. satu yang paling khas dari bandara Timika ini adalah Ban Hitam besar yang berdiri tegak tepat di tengah antara pintu kedatangan dan keberangkatan bandara. Ban Hitam besar yang merupakan simbolisasi dari bentuk dedikasi terhadap 22 negara yang membantu dalam perencanaan dan pembangunan proyek Freeport Indonesia seperti yang tersurat pada bagian tengah dari ban hitam tersebut. 
 

1.  Karaka = Kepiting Hitam khas Timika
Kepiting hitam. Karaka, satu dan utama yang khas di timika. Selama gw hidup, mungkin ini baru ketiga kalinya gw makan kepiting. pertama, waktu di pacitan (2012) cuman nyicipin dikit, kedua, waktu di Pianemo, Raja Ampat (2013) kepiting bakau yang dikemudian hari gw baru tau kalo kepiting ini udah langka *antara menyesal & bersyukur bisa nyicipin, dan ketiga adalah di timika ini. serunya, baru kali ini juga gw beli kepiting idup-idup dan terpaksa harus mengolahkan terlebih dahulu.
Karaka sendiri mudah ditemukan di pasar di timika (di daerah Gorong-gorong). Biasanya ada sekitar pukul 09.00 – 11.00 siang. Hanya saja, sifatnya musiman. Beruntung kakakOjek yang gw kenal di timika,kakRavin bisa bantu gw untuk dapetin si kepiting ini. dan ternyata harga karaka di sini tak semahal di tempat lain. seekor karaka (di pasar) biasa dijual dari harga Rp.10.000 untuk ukuran kecil ampe Rp.25.000 udah yang ukuran gede banget, dan kalo pintar nawar bisa dapet lebih murah lagi. 

Seru nya beli karaka di Timika adalah tantangan untuk mengolah kepiting. dan entah kenapa, waktu gw gugling tentang cara mengolah kepiting, yang ada cuman resep-resep dengan bumbunya, gak ada cara ‘mengolah’ kepiting yang hidup menjadi kepiting yang bisa disantap di meja makan. Waktu gw nanya ke mama-mama penjual karaka, “mama, ini cara masaknya bagaimana kah?”, kata mama,”rebus saja sudah enak. Kalo orang jawa biasa pakai bumbu, tumis saja lepas direbus. Kalo kitong orang papua, biasa rebus saja makan pakai betatas. Kadang tong bakar pakai bara..”cerita mama menerangkan dengan ramah. Gw yang masih amaze dengan ‘kepiting’, jadi nanya sana sini. tapi seru, dari gak tau apa-apa tentang kepiting, jadi belajar banyak tentang kepiting, esp kepiting karaka. So, maybe it’s several tips bout a amateur crab’s lover. 
 
Several tips bout Kepiting Karaka :
·         How to cook them (kepiting saus pedas manis)
1.      Tikam dada kepiting atau pukul kepala kepiting untuk mematikan si kepiting.
2.     Jika tidak yakin dalam membunuh kepiting, masak kepiting hidup-hidup dalam air mendidih hingga kepiting berwarna merah (kurang lebih 10 menit)
3.     Bersihkan bagian dada kepiting, buka dari bagian bawah, keluarkan insang-insang dan kotorannya. Cuci kembali, termasuk capit-capitnya.
4.     Rebus kembali kepiting, termasuk capit-capitnya dalam air mendidih selama 5-10menit. Tambahkan sedikit garam.
5.     Kepiting siap untuk diolah lebih lanjut.
6.     Bahan kepiting saus pedas manis : bawang Bombay, bawang merah, merica, saus tomat, saos tiram, kecap,tomat dan cabai iris-iris tipis
7.     How to cook : (1) Haluskan bawang merah dan merica. (2) tumis bawang Bombay hingga harum, masukkan bahan yang dihaluskan (3) tambahkan saos tomat, saos tiram, dan kecap secukupnya, tambahkan air (4) masukkan tomat dan cabai hingga layu (5)masukkan kepiting yang sudah direbus (memarkan cangkang sedikit, agar bumbu meresap didaging) (6) aduk hingga merata (7) sajikan dengan nasi panas

·         Bagaimana membawa mereka sebagai oleh-oleh
Ternyata membawa kepiting sebagai oleh-oleh itu gak gampang. Menjaganya agar tetap hidup itu yang menjadi tantangan. Beruntung waktu di timika gw ketemu om-om ojek yang ternyata ‘dulunya’ pernah mengekspor kepiting karaka ke wilayah Jawa. So, this is several tips from him :
1.      Kepiting karaka itu bisa hidup tanpa air. jadi dalam pengiriman atau pembungkusan, gak usah pake air. No need water.
2.     Kebanyakan kepiting karaka yang dijual, diikat dan dibungkus daun bakau atau daun??? (*lupa nama). Tujuaannya adalah untuk menjaga tetap dingin (kepiting gak tahan panas) dan sebagai makanan si kepiting. so, Keep that mangrove’s leaf.
3.     Sebelum dimasukkan ke dalam coolbox, ‘mandikan’ kepiting karaka dengan air garam. Jangan direndam, melainkan siram-siram saja dengan air garam, kemudian susun dengan posisi kepala berada dibagian atas. Usahakan untuk memandikan si kepiting setiap 6 – 8 jam.
4.     Setelah dimandikan, susun kepiting dalam coolbox, beri sedikit lubang untuk bernafas, dan tutup rapat. Pengalaman bawa si karaka dari timika hingga tempat tinggal gw di Taja (pedalaman Kab.Jayapura),(kurang lebih 30jam dalam coolbox) dari sekian banyak karaka, hanya 2 ekor saja yang mati, itupun karena hampir 6 jam terkena panas berada di atap bus menuju Taja.
5.     Untuk melihat apakah si karaka masih hidup atau tidak, mudah saja, tarik kaki bagian bawahnya, jika ditarik dan kemudian ada reflek kembali, berarti si karaka masih idup. Dan masak karaka yang masih idup itu, mantabnya…… *sampesakitkepala

  
siap untuk dibawa terbang... wuuzzz

2. Kopi Arabika Amungme
Bagi pecinta kopi, janga pernah melewatkan untuk mencicipi kopi arabika Amungme. Kopi arabika organic yang dikelola oleh masyarakat Amungme di pegunungan Nemangkawi, salah satu wilayah dataran tinggi mimika merupakan salah satu bentuk pengembangan masyarakat  (CSR) yang dilakukan oleh PT Freeport. Kopi arabika bermerk, “amungme Gold’ ini bisa didapat di koperasi ‘Amungme Gold’ di basecamp PT Freeport yang terletak masih di area bandara mozez Kilangin. Dengan harga Rp.50.000 per 250mg nya, gw rasa, worthed untuk dbawa pulang sebagai oleh-oleh. Aromanya, wangi, dan rasa kopinya kuat sangat^^
kopinya sedeepp
salah seorang pekerja di depan koperasi amungme coffee
3. Timika = starting point Mount Cartenz, one of World Seven Summit
Dan, Timika, starting point dari salah satu pendakian world seven summit, gw rasa merupakan salah satu impian semua pendaki untuk bisa berada di sini. *semoga bisa kembali, someday, untuk melakukan pendakian ini.



6.  Last but not least, putar-putar kota timika.
 ada apa di kota timika?? hm, anak sekolah, tukang ojek, dan muka-muka pendatang. Yup, timika merupakan salah satu kota di papua yang jumlah pendatang dan jumlah penduduk lokalnya fifty fifty (termasuk daerah transmigrasi juga seperti Taja), malah mungkin lebih banyak pendatangnya kali ya. dari 35.000 karyawan Freeport aja 70% nya adalah pendatang. Jadi, gak terlalu banyak lah yang istimewa dari kota timika. beberapa objek  yang ‘patognomonis’ dari Timika gw shot-shot aja buat kenang-kenangan.

   tugu perjanjian yang berada di pusat kota timika.
Tugu yang berisi 7 kesepakatan dari kepala2 suku, ketua kerukunan, tokoh agama, tokoh masyarakat se kab. Timika merupakan bentuk upaya mencapai perdamaian di timika. karena, seperti yang banyak orang tahu, timika merupakan salah satu daerah di papua yang masih sering mengalami konflik2 berdarah, apapun sebabnya.  Wooow, semoga benar-benar terwujud lah kesepakatan-kesepakatan itu^^
Gereja katholik Katedral Tiga Raja (masih terletak di timika kota)
Tugu dua anjing tanpa nama
   pelabuhan pomako

Dan pada akhirnya, perjalanan di timika berakhir di hari ketiga. Perjalanan yang menyenangkan, mengenal dan kemudian belajar dari banyak orang, dari guru-guru Taruna Nusantara yang menginspirasi, dari kak Ravin kakak ojek yg asik diajak berdiskusi ttg politik, Freeport, dan timika, dan om Vicky yang ngajarin gw cara membaca karakter dan masa depan orang. Dan sekali lagi, sebuah perjalanan yang berkesan yang sayang untuk dilewatkan tanpa dituliskan.
(oct 2014)



















2 komentar:

papinagarcia mengatakan...

Sempet save nomor tukang ojek di timika kah? Atau kontak org yg bisa aku tanya2 info timika, aku ada rencana ke sana. Makasih

sagala bisa mengatakan...

Ada penginapan murah kah disana? Saya mau kesana jalan jalan e.