Ketika Peluh Berakhir pada Kepuasan
^^
Ok, Lanjut cerita perjalanan… Dan setelah menempuh medan yang luaarrr
biasa ganas yang tak bisa dilalui oleh manusia kecuali mereka yang memiliki
tekad yang kuat dan bulat (alay), Kami berdua menemukan pantai pertama (gak
sengaja nemu sih)Pantai Wawaran. Gak ada yang terlalu menarik sih dari pantai
ini. Pantai Wawaran yang terletak di Kecamatan Kebonagung ini merupakan salah
satu TPI yang ada di pacitan (selain Tamperan dan Watukarung serta
Kaliuluh),dengan komoditas utama Lobster dan berbagai macam ikan. Oh, ya,
hebatnya mereka tu bikin perahunya sendiri looh. Waktu kami mulai memasukin
Kampung Wawaran, dikanan kiri tu banyak banget perahu perahu yang lagi
dibenerin, ada yang udah jadi dan diperbaiki ataupun ada yang masih mentahan
baru mo dibikin. Wow…. Kebetulan kala itu lagi bulan penuh (fullmoon) , jadi
perahu perahu banyak yang bersandar, dan nelayan2 sibuk nongkrong di warung2
langganan, alamat TPI nya sepi dah. Bakul bakul cuman menopang dagu sambil
memainkan kakulator masing2 yang kalo pake buat ngitung2, ujung2nya berakhir
pada angka Nol alias lagi gak ada yang bisa diithung.
|
lobster hitam yg jadi salah satu komoditasnya |
Nyaaah Lanjut perjalanan.
Tujuan utama cuman satu, Pantai Kaliuluh. Gak ada petunjuk yang jelas tentang
keberadaan pantai Kaliuluh ini. Cuman tahunya kalo terletak di Kabupaten
pacitan Kecamatan Kebonagung (damn! Satu kecamatan tu guede bangettt loohh).
Ya
udah, bermodalkan tanya2 masyarakat setempat di daerah Wawaran kami cuman dapet
info, Pantai Kaliuluh tu sebelah Baratnya Wawaran,kata si bapak,”lewat sini
aja mbak, biar gak usah balik ke jalan besar. Dari pertigaan situ lurus aja,
ntar ada pertigaan pertama ke kanan, abis tu pertigaan kedua kekiri.. udah
jalan terus saja…” petunjuk dari seorang bapak-bapak yang berujung pada
ketersesatan. Jalannya bener2 jalan setapak, cuman bisa dilalui satu motor
(kalo pas ujan jelas2 bakal tergelincir, lha wong jalannya jalan tanah).tapi
tetep dinekatin,jalan hayuuk jalan, dan merasa ada secercah harapan ketika dari
kejauhan melihat ada pantai!”wa… tu keliatan. Mungkin emang itu..udah, jalan
aja terus..” teriak ku bersemangat sambil menuruni suatu jalan berbukit
yang berakhir pada ujung bukit.
|
kegirangan duluan liad pantai dari kejauhan |
Whohh! Ternyata jalannya mentok sampe di atas tebing. Tepat di bawah
tebing ada pantai,” wa… pantainya ada dibawah bee… hayuk turunn..” Bee
ragu2,”masak ini pantainya to mbak? Curam gitu.. gak ada jalan juga. Cuman
ada jalan setapak curam gitu. Bukan ini kalii.. sepi juga gini koq. Koq gak ada
orang ya??” kataku,”enggak ah.. truz mana lagi dunk? Tu dibawah ada
pantainya koq.. hayuk turun…plizzz plizz..” Bee dengan berat hati
mengiyakan, tapi kami memilih jalan yang sedikit memutar tapi tak terlalu
terjal. Kami tinggalkan motor di atas tebing dan melangkahkan kaki menyusuri
setapak menuruni bukit. Baru jalan beberapa langkah udah ngos2an, 500 meter
yang jauhhhh (hossh, hosssh)…
|
setapak yg harus dilalui, berkelok, & po'on semua |
Sesampai di pantai, kami bertemu seorang ibu, seorang diri sibuk dengan
lahannya, menggunakan kaos putih yg sudah tak putih lagi, rok jarik dan
berlindungkan topi caping (petani banget).agak horor juga si, di tempat
sejauuuh itu,sesepi itu, seterjal tadi jalannya, ada ibu2
dibawah??alhamdulillah kakinya napak. aku terus melangkahkan kaki mendekat,
hingga mata kami beradu dan mulailah percakapan itu, sa : ” monggo buukk…
lagi manen nggih?? blabla ni bener pantai Kaliuluh ???” berharap2 cemas.
Ibu: ,”ooh… kaliuluh niku teeng mriku mbak… tesih tebih teng mrikuuuu….. “kata
ibu santai. doengg, doengg, tiba2 nafasku habis. Sa : ” lha… ni pantai nopo
buk?” tanyaku lagi ibuk nya malah bingung, : “ niki sanes Kaliuluh
(bukan kaliuluh) teng mriko niku kaliuluh..” sambil clingak clinguk sa :”truz
ini pantai apa kakaaa..” tanyaku dg bercucuran air mata(lebay), udah nanya
berkali2, ibunya juga gak dong. Mboh karena ibuknya pahpoh, ato emang pantainya
gak ada namanya. ibu,” sanes Kaliuluh mbakkk…” sa :” niki daerah nopo
to buk tesih mlebet KebonAgung to???” mencoba mengubah pertanyaan ibu : “
inggih, kebonagung. niki desa Dombo…” sa : “ oh.. berarti niki pantai
DOmbo nggih buk?” simpulku sembarangan. Si ibu diam saja. Dan kusimpulkan
saja namanya Dombo Beach a.k.a unknown beach.
|
sedikit view saat udah tiba dibawah.. |
Hah. Dan begitulah simpul
cerita kami tersesat. Untung pantainya bagus. Bener2 masih perawan. Pasirnya
putih bercampur dengan batu batu koral, cantik banget. Ada muara sungai kecil
juga dengan bebatuan khas batu kali, mencuat dari semak semak daun dirindangin
oleh pepohohan besar. Manteb banget. Sayang lagi fullmoon jadi gak bisa nyebur
renang. Jadilah kami cuman nongkrong di salah satu batu besar dibawah
rindangnya pohon, sambil mengurangi dahaga dengan berbagi air putih yang hanya
sebotol. Nextime harus kesini lagi! (tapi kalo udah dibuka jalan sih)
|
bee,"air banyak tapi gak bisa diminum..hossh, panass" |
|
dee,"sejauh mata memandang hanya ada aku, kamu, dan lautan kita - panaass" (delusi) |
|
bee,"haissh.panasss...pulang ajahh" |
Lanjut cerita… setelah puas menikmati siang di Pantai Dombo a.k.a
unknown beach… kami kembali melangkah. Dan ternyata kembali pulang itu lebih
berat! Menaiki bukit yang gak terlalu terjal tapi berkelok itu capekknya luar
biasa banget. Apalagi buat yg gak pernah olahraga. Nadi ku aja sampe 128 x /
permenit. Jantung kerasa kaya mo copot! Pengen pengsan rasanya.nyaaahhh.
setelah sedikit mengambil nafas dan mengembalikan nadi, dan berbagi air putih
yg tinggal setegak tuk berdua,kami Kembali ketujuan utama, pantai Kaliuluh.
|
menemukan bunga yg tengah mekar diantara pepohonan hijau saat mendaki bukit itu kayak mendapatkan tetesan air hujan disaat dahaga melanda (*dehidrasiberat) |
|
Masih dengan jalan yang
sama, setapak ataupun yang bersemen kami melangkah hingga akhirnya menemukan
pantai yang kami cari (setelah Tanya berkali2). kurang lebih 3 kilometer 20
menit berkendaraan motor. Alhamdulillah, untung gak harus jalan kaki lagi untuk
bisa sampai di Kaliuluh.. wohoooo, cantik banget view nya dari atas. Pantainya
juga masih bersih. Dan untuk ukuran sebuah TPI (ternyata kaliuluh tu TPI juga),
pantainya bersih bangettt… (I wish akan seperti ini untuk seterusnya). Tapi koq
sepi ya???
|
pantai kaliuluh di kejauhan |
untuk
sebuah TPI, ini pantai seupiiiii banget. even no one here...
|
komoditas yg bermacam, dari tongkol, teri, layur,pari, kelong, keting, tenggiri, kerapu, kakap, kepiting, cumi, gembloh, hingga LOPSTER :p |
tapi untuk sebuah TPI
termasuk okeh juga, bersih, rapih, ada gudang penyimpanan, dan disini lampunya
pake tenaga surya! wohooo. pengen banget ngobrol2 sama nelayan di sini. tapi
gak ada orang???
|
perahu-perahu yang memilih untuk bersandar. malas menantang ombak yang sedang mengganas |
|
khasnya dari kaliuluh dan dombo adalah pantainya yg tak hanya berpasir tapi juga berbatu seperti ini. |
|
dan akhirnya kebahagiaan bisa ditemukan ketika kita mengusahakannya..
puas meski harus menempuh jalan yang terjal, tapi untuk mendapatkan semuanya,
gak ada yang sia-sia.... termasuk perut kosong dan mulut kering karena dahaga
^^
"Pacobaning Urip, Seneng Susah tak Lakoni"
-qoute of d'day-
Kebonagung Pacitan 28 Oktober 2012
(hanya berjarak 20 km dari Pacitan
Kota)
1 komentar:
itu rumah saya di sana mas :)
klesem nama desanya..
makasih sudah post..
Posting Komentar