Usia memang membuat orang jadi lebih banyak makan asinnya garam dunia. Begitu pula dg pakdhe yang dengan banyak ceritanya dan pengalamannya, untuk keseribu kalinya selalu memberi kesan yang mendalam bagi kita yang masih muda.tapi beda dengan kali ini, bukan tentang sejarah masa lalu dari banyak orang2 yang kita kenal, tapi tentang filosofi seorang tersohor. Canda sufi. Memberi kesegaran baru dimalam hari kala itu.
Kisah seorang Abu Nawas dengan segala kecerdikannya. Abu nawas memang seorang yang cerdik dan mampu menggunakan kecerdikannya itu pada waktu2 yang tepat. Kali ini, di suatu perjalanan sang raja yang saat itu sedang melakukan wisata politik keberbagai kerajaan2 disekitar. Sedikit catatan, abu nawas sebenarnya merupakan abdi raja di suatu kerajaan padang pasir yang sangat setia thd raja dan patuh pada setiap titah yang diberikannya.
(Raja yang menunggah seekor unta diiringi beberapa unta dibelakangnya yang membawa banyak perbekalan beserta abdi2nya yang setia berjalan di depan kanan kiri dan belakang raja. Kebetulan Abu yang saat itu berada diposisi paling dekat dengan raja diperingati raja.
Raja:” Abu, saja percayakan padamu. Tolong, setiap ada yang jatuh dari unta, pungut dan kembalikan lagi.mengerti?”
Abu:”mengerti paduka raja…”
Dan demikian seterusnya setiap ada barang jatuh selalu Abu pungut dan dikembalikan pada unta. Hingga suatu ketika unta yang ditunggangi raja membuang kotoran.secara reflek pun tanpa maksud apapun, dipungutnya lah kotoran itu oleh Abu.
Abu:”maaf paduka raja,(sambil menunjukkan kotoran unta itu dihadapan raja), apakah ini juga perlu dikembalikan lagi?(Tanya Abu dengan polosnya…
Rajapun murka (maklum saat itu padang pasir lagi panas2nya dan mungkin karena kepanasan, emosi raja juga ikut kesulut terbakar).
Raja:“apa yang kau lakukan Abu?! Kau tak menghormatiku!kau membuatku murka! Setiba kita di kerajaan, kau harus menerima hukuman yang kuberikan. Mengerti?! Dan jangan lakukan hal itu sekali lagi!!!!”
Setiba di istana raja, seluruh rakyat diminta raja untuk berkumpul diAlun-alun kota beserta Abu yang menjadi actor utama hukuman ini. Seorang tukang soar(yang b’tugas memberikan pengumuman) membacakan putusan raja atas tindakan tak terhormat Abu pada Raja
Tukang soar:”inra(instruksi raja) nomor 2674 – menyatakan bahwa yang b’sangkutan dibawah ini, nama:Abu Nawas, usia:bla bla bla, seorang abdi kerajaan, dinyatakan b’salah atas tindakannya yang dianggap meremehkan paduka raja dan dikenakan hukuman sebagai berikut: bahwasanya Abu sang terpidana tidak akan dihukum penjara melainkan harus menerima dengan lapang, dilarang marah, emosi,ataupun tindakan2 yang menunjukan keamarahan ketika setiap warga “berak” didepan rumah Abu. Dan peringatan pula bagi seluruh rakyat, diwajibkan untuk “berak” didepan rumah Abu, dan tak perlu mengkhawatirkan Abu dan diwajibkan melapor ketika Abu b’tindak yang menunjukkan kemarahan (seperti marah, b’kelahi, melempar apapun)pada setiap orang yang “berak”. dan demikianlah Instruksi raja dibuat sebijak-bijak oleh sang paduka raja…. Sekian dan terima kasih.
Dan begitulah seterusnya, rakyat selalu “berak” didepan rumah Abu( berdasar perintah raja) namun selalu saja setiap ada yang “berak” selalu dilempari batu oleh Abu yangh sebelumnya telah dikumpulkan sebelumnya oleh siAbu sehingga membuat rakyat yang berak selalu terhenti beraknya sebelum selesai. Seterusnya dan seterusnya, setiap warga yang dilempari batu oleh Abu selalu melapor pada paduka raja. Mendengar keluhan rakyatnya,paduka raja semakin murka akan Abu yang selalu b’ulah dan membuat raja kecewa, dan akhirnya menyuruh abdinya untuk memangil Abu m’hadap sang raja.
Abu:” salam hormat buat Paduka Raja…” (hormat Abu saat b’temu paduka raja)
Raja:”langsung saja Abu, saya sangat kecewa padamu dan apa yang kamu lakukan sebenarnya!”(kata raja murka)
Abu:”dengan segala hormat, saya tak paham dengan apa yang paduka katakan…”
Raja:”bukankah sudah saya katakan Abu, saya menyuruh rakyat u/ berak didepan rumahmu dan kau tak boleh marah sedikitpun bahkan bertindakan kekerasan pada mereka. Dan apa yang kau lakukan sekarang?!kau melempari mereka dengan batu! Kau telah melanggarnya Abu… tak paham kah kau?!
Abu:(dengan ekspresi datar):”saya tak marah karena berak,Paduka….”
Raja:”kau benar2 membuatku marah Abu, kalau kau tak marah, kenapa kau lempari mereka dengan batu?”
Abu:”saya tak marah lantaran mereka berak, saya marah karena mereka kencing,paduka…”
Raja:”?!?!”
Raja:”?!?!”
Abu:”paduka memerintahkan mereka untuk berak di depan rumah saya, dan saya tak boleh marah dan saya tak marah paduka. Tapi mereka mengencingi rumah saya, dan itu yang membuat saya marah…”
Raja:(raja berfikir dalam diamnya…)”hmhm… bukankah tiap orang kalo berak selalu sambil kencing ya?!?!”(tanya paduka raja kebingung bingungan sendiri)
Abu:(nahan ketawa sambil membatin)”nah itulah kelemahan paduka raja saat memberikan perintah hukuman bagi saya….
Raja:(merasa sangat bodoh)”ya… ya…ya… (sambil sok sok senyum2 bijak) saya terima penjelasanmu.. hukumanmu dihentikan dan bersihkan rumahmu setelah ini. Bau’nya itu lho memmalukan!”
Abu:(sambil garuk2 kepala senyum2)”baik paduka raja…”
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar