Rabu, 22 Januari 2014

Cuap Cuap PTT part 3 : Lain Cerita Cerita lain



Cuap Cuap PTT : Lain Cerita Cerita lain
Minggu, 3 November 2013 : Langit Taja
Langit Taja di siang hari yang cerah. Duduk di bangku kayu kios depan puseksmas sembari menyeruput dinginnya Nata De Coco sembari termenung berpaku tangan. Dimana gw sekarang?entahlah. di negeri antah berantah yang entah dimana. Di tempat yang gw gak pernah sedetikpun berpikir membayangkannya. Gak ada seorang pun yang gw kenal, gak ada seorang pun. Gw termenung lagi, melihat awan yang semakin banyak mengumpul layaknya kembang gula yang siap dilahap raksasa langit. Gw tersenyum, menengok ke belakang melihat tingkah alfa anak kkKies yang asik dengan sepedanya, seorang Jawa yang lahir di Tanah Papua. Gw gak sendiri,

 ada mereka di sini, kakKies, Alfa,papaAlfa, Nanda, dan lainnya yang kini menjadi keluarga baru gw di sini. gw gak sendiri. kembali gw mendongak kepala pada langit. Gumpalan awan itu menghilang, mungkin sudah ditelan habis oleh si raksasa. Hanya tersisa langit biru yang luas lapang. Angin berhembus kuat tiba2 seakan ingin mengecup menggodaku yang berlama-lama bermenung, memandang birunya langit. Gw tersenyum kembali. Entah dimana gw berada, gw percaya, di sinilah gw sekarang, diantara orang orang yang perlahan mulai menerima dan menyayangi gw, sebagai anak, sebagai cucu, sebagai adik, sebagai kakak, sebagai tetangga, sebagai dokter, ataupun sebagai diri gw sendiri. Thx God for giving me this moment, even just for a while



Rabu, 13 November 2013 : Fixing


fixing something broken is not an easy thing to do. But the memory had been left push me to fix this stuff no matter what . Maybe its just a stupid thing, but I cant deny how I love this sandals too much. Maybe its time for me to move on and left all the thing behind, but I need more time, just a little time to make me truly move On from past.(07.40pm)

Kamis, 14 November 2013 : Kids
Rima Making,, Yuli Making, Silda Making, dan Selma Theis, empat anak-anak komplek puskesmas taja, yang membuat rumah menjadi riuh renyah ramai, tapi juga berantakan, dan bikin lenyap makanan… haha… but, love them so much^^.
*TengokMejaMakanyangUdahBersihdariMakanan (12.55pm)


Sabtu, 16 Desember 2013 : Better Never Stop
better never stop. Gak ada lagi space untuk menyerah.  Mo berhenti sekarang? mo angkat tangan sekarang? mo ngibarin bendera putih sekarang?stop sudah tipu-tipu. (4.38pm)

Jumat, 6 Desember 2013 : Way to Die
Malam sudah larut. Tapi hati gw gak tenang. Semenjak sore tadi, pasien gw kesakitan. Udah yang kedua kalinya dorang datang ke puskesmas gw. Yang pertama lalu, gw rujuk ke kota karena keterbatasan fasilitas dan obat-obatan di puskesmas. Tra lama di kota, pasien kembali pulang karena kondisi membaik, pun karena dari segala hasil pemeriksaan tidak ditemukan satu penyakit apapun. Lama tra dengar kabar, pasien tiba-tiba kembali mengeluhkan sakit. Perutnya yang sakit. Sakit yang nampak sangat luar biasa. sakit yang…? Entahlah, tak terdefinisikan. Tapi berkebalikan dari penampakan rasa sakitnya, dari hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan apapun, semuanya baik, tanda vitalnya pun baik, hanya saja, kuat angkat nadinya yang lemah. Gw garuk-garuk kepala, mencari sumber dari rasa sakitnya, tapi gw gak nemuin jawabannya. Gw injeksiin obat yang menurut gw logis untuk mengurangi rasa sakit perutnya, namun trada tanda tanda berkurangannya rasa sakit. Berkurang sedikit pun, tidak. Gw bertanya Tanya. Bahkan gw  beri penenang pun trada nampak perubahan. Pasien hanya berteriak, berteriak, dan berteriak kesakitan.  Hari makin larut, dan kondisi pasien tidak menunjukkan tanda-tanda membaik. Inget gw waktu pasien berteriak,”dokter…sakit dokter… dokter… tolong saya dokter…” dengan matanya yang membelak kesakitan. “dokter, kasih saya obat mati saja dokter… dokter…” teriak pasien terus dan terus. Gw tenangin pasien, yang sebenernya juga usaha untuk menenangkan diri gw sendiri. gw bisikin beberapa kata-kata untuk menenangkan. Dan semakin malam, pasien makin kesakitan. Dan penampakannya semakin menjadi pertanyaan. Gw ngliat anaknya yang dengan sabarnya mau menemaninya. kami saling bertatap muka. Obat-obatan sudah dimasukkan namun ibu masih terus kesakitan. Kami saling membaca pikiran, dan saling mengerti, memahami. Iya, ini bukan sakit biasa, ini sakit yang berbeda. Si ibu masih terus berteriak kesakitan, sesekali muntah, kemudian setengah membelak, setengah marah, dan kemudian berteriak-teriak kembali kesakitan. Gw berusaha menenangkan si ibu, sama halnya dengan yang dilakukan anaknya, “istighfar buk, istighfar….”, “astaghfirullah…. Astaghfirulaah.. lahaula… ayo buk diikutin…” tuntun anaknya. Dituntunnya ibunya juga untuk mengucapkan syahadat, secara perlahan, namun ibu nampak sangat susah untuk mengucapkannya, bahkan cenderung setengah marah menggerutu. Suasana tiba-tiba menjadi sendu. Anak mantu dan tetannga yang menemaninya tiba-tiba terisak. Membantu menuntun ibu untuk baca syahadat sambil meneteskan air mata. Membisikkan di telinga ibu, sembari meminta maaf.”ibuuu… saya minta maaf ya bukk… maafkan salah-salah saya ibuu….hukzz..” kata anak mantu yang kurang lebih sama dengan apa yang dikatakan si tetangga. Suasana berada diantara mencekam dan sendu. Pertama kalinya gw liat apa yang dinamakan orang Sakaratul Maut. Dan rasa sakitnya sakaratul maut itu Sakit yang tak ada obatnya…. La haula wala quwwata illaa billa.
Bagaimana kelak nanti kalo gw meninggal?wallahualam. “Ya Allah, mudahkanlah jalan hidup dan matiku…aamiin..”




Selasa, 10 Desember 2013 : Tawa
Menemukan arti kata bahagia itu sederhana. Hanya perlu sedikit meluangkan waktu berbagi cerita dengan kawan lama, menertawakan akan banyak hal yang terkadang hanya omong kosong belaka., bahagia itu sederhana, tak perlu memaksakan, hanya membiarkan semua terjadi begitu saja, sembari menikmatinya. Menikmati masa makan bersama, menikmati masa saling bercerita, menikmati masa saling menghina dina dalam tawa… sederhana saja. Dan masa itu, meski singkat, akan tetap menjadi kenangan yang indah tuk dikenang… (101213 22.55wit)



Kamis, 12 Desember 2013 : Bintang
Mendongak, dan menemukan bintang yang bertabur indah menghiasai terangnya malam ini. Langit Taja yang selalu mendamaikan hati.. ^^ (121213 22.41wit)

Senin, 16 Desember 2013 : Desember itu….
Desember itu berarti banyak hujan, banyak air, bisa mandi tiap hari. Desember itu berarti musim buah, banyak yang nganterin  buah, banyak yang ngasih buah, dari jeruk, salak, melon, nangka, dan MATOA, love matoa, suka matoa, sangat sangat suka matoa, apalagi, matoa kelapa! ‘pucuk’ dicinta, matoa pun tiba… ah, sukaaa. Desember itu juga berarti banyak uang kaget, dari uang program HIV, uang program TB, uang jamkesmas, uang THR, uang saku, dan uang uang lainnya, gak ngerti dahhh… dan, Desember itu waktunya liburan panjang dan orang orang menghilang lebih cepat. Sekarang masih tanggal 16 desember dan hampir separoh lebih petugas sudah meliburkan diri, dan lebih parahnya lagi akan tetap melibur hingga tahun depan… are u kidding on me? ah, yang itu berarti harus standby  jaga markas besar Taja hingga akhir tahun… Tutut, chayooo…..

Selasa, 17 Desember 2013 : Guitar
he sang a song for her lovely girlfriends. A love song which tell her how he love and miss her so much, after so long get separated by time and distance. Such a romantic moment. *envy(07.18 pm)



Senin, 23 Desember 2013 : Penyanyi dangdut vs Dokter
Baru sadar. Ternyata penyanyi dangdut dan dokter tu punya kesamaan. sama-sama jadi alat politik saat masa-masa pemilu begini. Dapet undangan untuk memberikan pelayanan dan konsultasi dokter gratis di acara ‘pelayanan kesehatan gratis’ nya PKS. Kebetulan saat itu gw lagi kagak ada di tempat, lagi turun kota, jadi kagak bisa ikut dorang pu acara. Agak bikin ketawa sedikit sih. Ok, bolehlah bikin pelayanan kesehatan gratis, tapi kalo bawa bawa bendera suatu partai?hm… entahlah. Kalo gw pikir-pikir juga, mirip penyanyi dangdut dah kami ni. Kalo dah musim kampanye, undangan banyak, undangan buat bantu kasih pelayanan kesehatan gratis ke masyarakat buat menarik masyarakat agar condong ke partai tertentu. Lebih lebih, dalam satu distrik ini,dokter cuman satu, petugas kesehatan ya cuman ada dipuskesmas ini, yah, jadilah, yang dijadikan alat ini ya kami-kami aja. Bersyukur saat undangan kemarin gw lagi turun kota, jadi gak ada alasan untuk menolak undangan dari partai tersebut. Bukan masalah partainya apa, hanya saja, gw merasa sebagai dokter menjadi gak netral dan gak professional lagi. (eh, professional kan tergantung bayaran ya? haha). Tapi, jika nantinya undangan untuk bantu kasih pelayanana kesehatan gratis lagi, kayaknya kagak gw tolak koq. Setelah gw pikir-pikir, gak ada salahnya juga, toh kitong kan cuman berniat untuk lebih mendekatkan pelayanana kesehatan ke masyarakat. dan menurut gw juga, masyarakat sekarang udah cerdas, udah pintar memilah mana yang partai hanya sekedar janji-janji dan kasih pelayanan2 gratis hanya untuk mencari suara, dengan mana partai yang benar kualitasnya,’qualified’ yang menjanjikan adanya perubahan yang berarti bagi mereka ke depannya.

Selasa, 24 Desember 2013 : Letter for…
sometimes we fail on doing something, but it doesn’t matter, as long as we could stay and get up again. just believe, God always give us best, not always what we want, but always what we need… ^^
 

(10.24am)

Rabu, 25 Desember 2013 : Natal
Pertama kalinya ikut merayakan natal. Di Jawa, Natal, sama halnya dengan Lebaran, hanya dirayakan bagi mereka yang memeluk kepercayaannya. Berbeda dengan di Papua, entah natal, entah Lebaran, semua orang ikut meramaikannya, ikut merayakannya, bukan dalam hal beribadahnya,melainkan bersilaturahmi dan saling mengunjungi, makan kue, makan2 besar, dannn …….

Kamis, 26 Desember 2013 : Mandi Air Hujan vs Hujan-hujan
Hujan turun dengan derasnya. Hmmm… musim hujan!. Meski banyak orang bilang Papua tu gak ada musim, tetap saja, di Bulan Desember, intensitas hujan  tetap lebih tinggi. Termasuk hari ini, awan mendung sudah  menggantung sedari pagi, hingga akhirnya siang ini hujan. Gw melamun, gw suka hujan, suka banget! bikin pikiran gw melayang kemana-mana….. :p
Tiba-tiba muncul pertanyaan ini dari kepala gw. Sebenarnya, apa bedanya hujan hujan dengan mandi air hujan? Kenapa ibu-ibu selalu memarahi anaknya ketika mereka berlari-lari dibawah gerimisnya hujan? Di Taja, hampir sebagian besar masyarakatnya menggunakan air hujan sebagai sumber air dan kehidupan. Hanya beberapa rumah saja yang memiliki sumur sebagai sumber air, itupun airnya keruh, pun jika musim kemarau air sumur bisa kering kerontang. Sungai? Ada, hanya saja jauh. Hanya masyarakat asli saja yang tinggal di tepian sungai yang menggunakan sungai sebagai sumber air sehari-hari. Sehingga pada akhirnya, air hujan lah yang dijadikan sumber air utama, sumber kehidupan, untuk mandi, masak, mencuci. Kalo tinggal di Taja, perhatikan saja, tiap tepian atap rumahnya pasti ada pipa/seng penyalur air yang kemudian disalurkan ke dalam drum atau penampung air. Sekarang yang jadi pertanyaannya, apa bedanya hujan hujan dengan mandi air hujan? Toh, sehari-hari kitong mandinya juga dengan air hujan. Kalo emak gw marahin gw,”Tutut….. jangan hujan hujan! Nanti masuk angin..”, gw bakal bilang,”epen kah… di rumah juga mandinya air hujan”. Iya yah, meski tiap hari mandi air hujan, tetap aja, ibu-ibu takut kalo anaknya main hujan-hujan. Takut kalo kehujanan kemudian masuk angin, meriang, sakit, dan kemudian ujung-ujungnya kena malaria. Hah…. Entahlah. Belum ada study klinisnya. Jadi, gw biarin aja pertanyaan itu tergantung di kepala gw.
Hujan masih mengguyur tanah taja. Hari sudah sore. Gw berlari ke halaman tengah puskesmas, bertelanjang kaki, membentangkan tangan, menengadakan muka ke atas, perlahan merasakan tetesan air hujan yang membasahi muka. Gw tertawa… begini rasanya hujan-hujannn….

 Gw suka hujaaan……
 

Selasa, 31 Desember 2013 : Tahun Baru
Celebrating new years in a small town. 


(left to right, up to down, rudi and masYit is an orphan,they still young, have a hard life, but they survive(1), me and pakdeHeru family, a transmigration people from east java(2), playing firework(3),alfa,anak jawa yang lahir di papua, bahkan belum pernah menginjakkan kaki di jawa(4), Ati,midwife from palopo, bekerja jauh dari kampung halaman tanpa sanak saudara demi ‘sebongkah berlian’(5), menyantap ayam bakar di rumah kkKies(6), pertama kalinya ngrasain nasi bambu, makanan khas manado di rumah kakNico salah satu tetangga di kampung ongan jaya(7) )
 

Tidak ada komentar: