Selasa, 21 Januari 2014

Jalan-jalan PTT : Demta by S*nar M*s ’s dump truck


Jalan-jalan PTT : Demta by S*nar M*s ’s dump truck

di suatu minggu yang malas kala teman serumah masih terlelap dan gw lg sibuk berkutat di dapur dengan ekperimen nasi kuning gw. kakMartha tetangga komplek puskesmas tiba2 menghampiri gw dan menawarkan sebuah ajakan, “dok, mo ikut ke Demta kah? Kitong mo jalan-jalan ke Demta ini.”. gw,”demta? Apaan tu kak? Dimana tu? Naek apa? Sama sapa aja? kata gw bingung karena tiba2 ditawari ajakan jalan. kakMartha,”ah, demta itu dekat saja, sa saja sama pace, kitong mo ikut sa pu om sambil antar kernel klapa sawit”. Gw masih penasaran,”emang di demta ada apaan kak?’, kakMartha,”demta tu dermaga nya s*nar m*s dok, ada pabrik S*nar M*s, ada pantai, ada air terjun.” Gw,”ha?iya kah?sungguh? ada air terjun? Wah, pantai?? su lama tra liad air pantai…ah, boleh sudah. Sa panggilkan tina sama ati dulu, dorang masih tidur jadi”. Kata gw antusias karena mo liat pantai dan air terjun, hehe. Gw teriakin tina ama ati dari dapur karena dorang2 masih asik tidur.” Woy… bangoooon, su pagi ini… ah, macam mana ini nona2 jam 8 tapi belum bangun. Ayo bangun!!kitong mo ke pantai ini… tempo kaaahhh..” kata gw bangunin anak2. Tina malas bangun, ati meski malas akhirnya bangun dan menurut saja. Dan karena su agak siang dan perjalanan lumayan agak jauh (ternyata), kami buru-buru bersiap. Lepas nasi kuning gw jadi, gw ganti baju, sikat gigi (tanpa mandi), dan berangkaaatt!!!!



Truk yang dimaksud su menunggu kami di depan puskesmas bersama drivernya,sebut saja namanya,Nico. Om Nico, orang timur saudaranya mace Martha. Gw pikir truk nya truk kecil gitu, eh, waktu diliat, wuidiiii buesar banget! dorang bilang namanya,”dam trek” (dump truck) lebih besar daripada truk, bisa memuat hingga 10ton lebih muatan. Bagian depannya aja bisa menampung 7 orang, dua hingga tiga orang didepan (selain driver), dan 3-4 orang dibelakang driver (ada tmpat duduknya juga cuman tempat kakinya sempit). Gw girang banget waktu mo naik truk. Hehe, maklum, gak pernah naik truk si. Dan ngrasa keren aja bisa jalan-jalan naik truk. Pagi itu akhirnya kami melaju, berlima orang, gw, ati, kakWilson, kakMartha istri kakWilson, dan kakNico jam 09.00 pagi waktu Indonesia bagian Taja.
Dan perjalanan selama 4 jam perjalanan ke Demta (aish, ternyata jauh juga maaak) menjadi semakin seru dengan banyak perbincangan diantara kami semua, terutama oleh keributan yang dibuat oleh kakNico, ati, dan kakWilson. KakNico sendiri adalah seorang supir truk yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit S*nar M*s di Lereh. Distrik Lereh yang terletak 1 jam barat daya distrik Yapsi terkenal dengan perkebunan kelapa sawit yang suaaangat luas (kata orang2 si dimana-mana kelapa sawit, sampe2 orang yang su lama kerja di sana bisa tersesat). Fact No 1: luas dari perkebunan kelapa sawit S*nar M*s di Lereh kurang lebih 22ribu Hektar. Semua hasil olahan kelapa sawit, entah yang masih mentahan atau matang, entah minyaknya atau biji kelapa sawit (kernel), k emudian di bawa oleh truk/ tanki untuk diantar ke Demta dermaganya S*nar M*s. Demta sendiri terletak di bagian selatan dari  kabupaten Jayapura. Pekerjaan kakNico sehari-hari adalah mengantar biji2 kernel kelapa sawit dari lereh ke demta, dan membawa pupuk dari demta ke lereh. Karena kakNico su menjadi karyawan tetap di S*nar M*s, kakNico mendapatkan dua sumber penghasilan, pertama gaji bulanan yang jumlahnya tetap, dan gaji tambahan setiap mengangkut dan membawa muatan. Yang terakhir ini, besar kecilnya tergantung masing-masing driver. Ada driver yang dua hari/ berhari-hari sekali angkut muatan dari demta ke lereh, ada yang hampir tiap hari PP demta-lereh untuk angkat turun muatan. Eh, ada tambahan pendapatan lagi. Plus plus lah istilahnya, a.k.a ceperan. Sebenernya gajinya supir truk S*nar M*s tu gak banyak. Berkisar 1.200.000 rupiah saja. Tapi waktu gw Tanya kakNico berapa pendapatannya sebulan, kakNico malah balik Tanya,”dokter sendiri gajinya berapa sebulan?”. Hm, gw malah ditanya balik. Gw,”hm.. klo dari pusat si sekitar 7jutaan aja kak”. kakNico ketawa,”ya… saya sedikit lebih lah..”. gw tengok ke kakNico,”ha?sungguh kah?ih, serius?” kakNico senyum2. “yah, berkisar 8-9juta lah.,..” kata kakNico santai. Gw langsung kaget. Bajigur gaji gw sebagai dokter ptt aja kalah.”wadooo, saya ganti profesi aja deh kak, kayaknya lebih enak jadi supir truk”. Kata gw ke kakNico. Tapi ternyata duit 8-9juta itu relative, dan udah dari plus-plus lainnya. Ini yang orang gak tau (eh, semua orang Taja tau denk, udah jadi rahasia umum). Ceperan sebagai supir truk S*nar M*s  tu ada banyak banget. pertama, solar. Satu tangki bahan bakar satu truk itu berisi sekitar 200liter solar. Dalam satu perjalanan sebuah truk, truk akan diisi bahan bakar full 200liter, untuk perjalanan demta-lereh, solar yang dibutuhkan hanya sebesar 80-90an liter. Sisanya, nah, ini yang dipake “kencing’. Kata orang Taja, gak ada supir truk yang gak kencing. Solar yang ada di tangki mereka, mereka sedot keluar untuk kemudian dijual di jalan (biasanya sih di jual di Taja) dijualnya pun dengan harga yang miring. Jika harga eceran solar di Taja sekitar 9000 rupiah, mereka jual soal mereka seharga 6000-9000 rupiah perliter. Bayangkan saja, jika sehari solar yang mereka ‘kencing’kan 50 liter, 50 x 6000 = 300.000 perharinya. Dikalikan 20 hari saja dalam sebulan sudah 6000.000. itu  baru yang pertama, solar.  Fact no2 : “pekerjaan sampingan Supir Truk S*nar M*s adalah “Kencing”, dan sekali “Kencing: bisa mengantongi ratusan ribu rupiah. Yang kedua,pupuk. Jika dari lereh ke demta dumtruk membawa kernel, maka baliknya dari demta ke lereh, dumtruk  membawa pupuk. Ada dua pilihan sih, balik ke lereh dalam kondisi kosongan, atau balik ke lereh bawa pupuk. Ya kalo bawa pupuk dapet bayaran lagi. Pupuk yang dibawa disini adalah pupuk urea (kalo gk salah), yang dipake untuk mupukin berhektar2 kelapa sawit di lereh. Satu kali angkut pupuk, bisa ber ton2 pupuk yang dibawa (kurang lebih 7 ton pupuk). Dan pupuk ini, tak lepas juga dari curian. Di tengah jalan, atau di Taja supir2 truk ini akan ‘menjatuhkan’ beberapa karung pupuknya untuk diserahkan ke penadah. Siapa sih yang gak butuh pupuk? Murah lagi. Di Taja, banyak masyarakatnya yang berkebun dengan komoditas utama coklat, disamping komoditas lainya seperti padi, sayur mayur, betatas, dan lainya yang semuanya butuh pupuk. Satu kali curi bisa 10 karung pupuk. 1 karung pupuk 50kg diberi harga 70.000 Rupiah. 10 x 70.000 = sudah700.000 rupiah. Fact No.3 : Pupuk pun juga di 'ambil' sama supir truk yg membawanya”. Gak selalu setiap bawa pupuk di'bawa' sih, tapi setiap ada kesempatan mengangkut beberapa karung pupuk tanpa menyebabkan timbangan truk berubah, maka ya, karung  tsbt itu bisa dijualnya. Dan itu sudah jadi rahasia umum, karena orang Taja juga butuh pupuk. Mantri gw aja ada yang njual pupuk hasil tadahan dari supir2 truk ini koq. Fact No.4 : “ curi mencuri, korup menkorup, dan semuanya sudah menjadi rahasia umum. Sudah biasa. Dan yang ketiga, plus lain-lainnya. Kalo yang dua hal itu adalah hal yang udah ‘wajar’, ada hal lain yang bisa dijual dan dijadikan sumber duit. Ekstrimnya aja nich, driver ambulan puskesmas gw, yang dulu pernah kerja di S*nar M*s, pernah jual ban truk yang dia pakai. Waktu itu ceritanya dia dapet truk baru, merek Dyna?? yang dipakai untuk mengangkut entah apalah. nah, karena masih baru, waktu turun kota, dorang ganti ban truk yang masih baru itu dengan ban lama, ban barunya?dijual! satu buah ban truk bisa dijual dengan harga sekiat 2000.000an, gilaaa. Waktu gw Tanya, “emang kagak ketau tu kak sama atasan? Atau bos? Emang kagak ada yang  ngelaporin??”. kakNico yang masih asik nyetir diantara jalan2 taja yang berlubang menjawab santai,”emang siapa yang mo nglapor? Semua supir gitu semua…? Emang ada yang mo ngawasin juga?? bos-bos kita, korupnya lebih besar, lebih parah. Yang mereka curi, dan mereka curangi juga banyak. Kayak naikin pupuk, naikinnya 9 ton, yang ditulis 10 ton, sisanya ya dia makan. Pegawai yang absen, atau bolos dia tulis masuk biar gajinya tetep masuk, tapi dimakan sama mereka sendiri. Kayak Wilson ini yang udah keluar dari S*nar M*s,  tapi namanya dan absennya masih ada di S*nar M*s, itu kenapa? Ya biar gajinya tetep dikirim dari pusat, itu yang mereka makan. Jadi, dokter bisa bayangkan sendiri seberapa besarnya Perusahaan S*nar M*s itu. Kalo perusahan kecil, pasti udah bangkrut dari dulu dulu, kalo karyawannya curi semua kayak gini.. hahaha”. Kata kakNico sambil ketawa, gw cuman bengong, trus ikutan ketawa. Gila…. Fact No 5 :  S*nar M*s tu perusahaan yang bueeeeesaaaar banget!.gimana kita bisa bilang gak besar kal setiap harinya bisa beli dump truck yang seharga 800.000.000 (nol nya banyak banget) sebanyak 5 buah. Gila.
Perjalanan yang seru yang menyenangkan mengenal kehidupan seorang supir dan banyak fakta tentang perkebunan Kelapa Sawit S*nar M*s. Supir truk yang tekenal ‘setia’- setiap tikungan ada, ditangkal sama kakNico. Kata kakNico,”ah, itu kan kebanyakan supir saja, perkecualian buat saya sama Wilson saja” kata kakNico yg cuman direspon memble oleh gw dan Ati.”ah, tipu tipu mo… mana ada supir yang gak main. Ya to kak…? Apa lagi nona nona demta, katanya manise.. peranakan papua-sulawesi, aiih, mateeee… masak kakak tra tergoda..??”. kakNico,”ah, sungguh dokter… sa tra ada itu tipu2. Ya, saya ini kan su pu mace di rumah, tapi ya kalo di luar tetep ngakunya single to…” kata kakNico ketawa. “nah, tuh kaaan???goda2 cewek2 pasti..”. kakNico,”ah, tidak mo. Kalo sa cuman berteman saja. Kalo ada yang mo menumpang trek, ya, silahkan saja.” Kata dia santai. Truz waktu ati liad ada banyak ikat rambut yang melingkari setiap kaca yang ada dibagian depan (ada delapan cermin2 bulat yang menggantung dibagian depan atas dashbor yang semuanya terdapat ikat rambut yang melingkari bagian depannya), ati angkat bicara,”baru, ini, ikat ikat rambut? Punya siapa?”. kakNico jawab santai,”ah, itu sa minta saja setiap ada cewek yang naik, sa suruh taroh de pu ikat rambut itu di situ”. Kata kakNico. Gw ketawa,”nah, berarti tu jumlah simpanananya to..hayo…”. kakNico cuman tersenyum, tertawa menggantung, gak ada yang bisa mengartikan makna dibalik senyum dan ketawanya. Ckckck…. Lucu juga kalo kenal supir truk, bisa2 nya ngeles sana sini.
Jalan menuju demta bukanlah jalan aspal yang mulus, melainkan hanya jalan batu yang dimampatkan sebagai jalan. Meski demikian, kakNico yang memang su biasa membawa truk bisa melajukannya dengan kecepatan yang super, 60-70km perjam, sedikit bergoyang-goyang didalam truk karena goncangan jalan tapi berasa menyenangkan. Gw sesekali merhatiin cara kakNico memainkan pedal dan rem anginnya yang bikin gw kagum. kakWilson,”dokter dari tadi tengok2 kakNico pu kaki kenapa kah? Mo coba?” kakWilson yang mendapatiku sesekali mencuri2 pandang ke cara kakNico mengemudi menanyaiku. Gw cuman tersenyum,”ah, iyo kak… macam keren sekali  e. sa boleh kah coba lain waktu… hehe, kayaknya seru ya..”.
Truk terus melaju hingga kami terhenti beberapa meter sebelum jembatan nimbotong.  Di sini, sudah banyak truk-truk dan tangki sinar yang bersandar. Supir-supirnya tengah santai duduk-duduk di sebuah warung makan yang ada di sana. kata kakNico,” kita berhenti dulu di sini e…”.gw dan orang2 rombongan ngikut saja. kakNico bergabung dengan supir2 lainya yang nampak dikenalnya. Obrolan terjadi.” Hei… ko tra bisa lewat jembatan itu… lewat sungai sana… tapi batu masih banyak, sa saja su 1 minggu ini di sini, masih tunggu sungai surut dan deng kasi bersih itu batu2” kata seorang supir. kakNico tampak cuek dan santai. “heh.. ko mo ditoki kah! Jangan bikin dong marah… ko pu muatan itu lebih tra bisa lewat jembatan…” kata supir yang lain. kakNico masih santai. Orang2 su melarang kakNico menyeberang jembatan karena muatan kakNico yang lebih, tapi nampaknya kakNico tra peduli. Sampai2 ada yang lari ke truk kakNico dan mencuri kunci truk nya. Obrolan terus terjadi dan gw gak ngerti apa yang dibicarakan. Sampe akhirnya kakNico berdiri,”ayo sudah.,… kita lanjut jalan lagi.” Gw”emang kitong mo lewat mana kah kak?” Tanya gw. “sebentar dokter, saya lihat dulu, ada penjaganya kah tidak. Biasanya kalo minggu siang begini tra da penjaga, jadi kita bisa lewat” kata kakNico tengok2 kemudian naik ke dalam truk.”yo sudah, kita jalan…” kakMartha sedikit panic. Takut kalo ada apa2, takut kalo ada yang toki atau tembak kakNico karena melanggar peraturan, dan takut kalo lagi di tengah jembatan, jembatannya putus karena dilewati oleh kendaraan yang muatannya lebih. Sedikit cerita, sekitar 3 bulan yang lalu, jembatan Nimbotong yang buesar patah dan terhanyut oleh banjir bandang. Jembatan yang sebesar itu roboh hingga membuat taja terisolir selama beberapa minggu. Dikemudian harinya, dibuatlah jembatan darurat sementara untuk lewatnya kendaraan. Jembatan yang ada sekarang ini. Tapi, yah, namanya juga jembatan darurat, jembatannya kecil dan hanya bisa dilewati oleh kendaraan yang muatannya tak besar.  di dekat jembatan ada tulisannya,”7Tonase”, gw gak ngerti artinya, tapi intinya, truk tangki S*nar M*s jelas2 gak bisa lewat jembatan karena berat. Itu yang bikin sinarnya bikin pipa penyedotan untuk memindahkan minyak dari satu truk tangki ke truk tangki di seberangnya. Truk kecil masih bisa lewat, sedangkan dump truck, kalo kosongan, bisa melewati jembatan, tapi kalo ada muatan, jelas gak boleh lewat. Resikonya, ya jembatannya bisa putus kalo dinaikin beban sebesar itu.  Solusi untuk dump truck yang mo nyebrang ya dengan jalan lewat sungai, turun sungai dan menyeberangkan. Tapi itu bisa dilakukan kalo sungai surut dan batu2 su dibersihkan. Kalo sedang hujan deras, arus deras, atau banyak batu-batu yang susah lewatnya, harus tunggu sampai surut. Atau, memindahkan sebagian isi muatan ke truk lain untuk bergantian menyeberang. dan dari semua pilihan itu, tak ada yang diambil kakNico. kakNico itu orangnya sedikit nakal, masa bodoh, dan mau enaknya saja. Haha. Asik sih. kakNico males nyebrang sungai karena nanti batu2 bisa menggores bagian bawah truknya, hingga akhirnya dengan pedenya dia memilih untuk menyeberang jembatan dengan muatan yang sebanyak itu.(katanya sih maksimal 7ton muatan truk baru boleh nyebrang, tapi muatan truk kami kala itu mencapai 9ton! Pede gila). Meski sudah banyak orang yang memperingati.  Kata kakNico,”tenang, santai… saya ini ‘bapak kepala sekolah’ nya demta. Tra da yang berani sama saya. Penjaga jembatan, orang brimob, su kenal baik sama saja. Jadi dong tenang saja…” kata kakNico dengan santainya sambil menyalakan truk dan mulai melajukan truk mendekati jembatan. Semua orang diem. Kaca jendela kami naikkan sedikit (biar gak ketauan katanya). Gw liad kakMartha agak cemas, ati juga, dia pegang tangan gw kenceng2, takut kalo ada apa2. Gw, meski takut karena banyak hal, gw percaya sama kakNico. Dannnn…. Akhirnya truk menembus jembatan. Terasa sekali jembatan nya bergoyang… seremmm, tapi eh, lolos juga, pun gak ada penjaga yang ngliat kami. semua bernafas lega…
Sesampai di nimbokrang kami beristirahat sejenak, sembari menunggu kakHendra yang juga mo ikutan jalan ke Demta. kakHendra adalah petugas laboratorium puskesmas Nimbokrang, teman kami juga. makin ramai sudah perjalanan. Sesekali kami melambaikan tangan menyapa orang yang kami lewati. Kebiasaan yang diajarkan kakWilson,”kalo di sini, kitong lewat, jangan lupa menyapa masyarakay dokter. Dokter angkat saja dokter pu tangan satu itu, dorang pasti balas. Kasih senyum begitu, ato sapa “Dawem”, ‘Foy”, “harweh”, ‘amsam’ sesuai dengan sapaan halo di masing2 tempat” . Fact No. sekian,”di papua, beda suku, bisa beda bahasa, Halo saja di tiap tempat beda, diKwarja,”Amsan”, di Lereh,”Harweh”, di Sentani,”Foy”, dan kalo org wamena,”kwa kwa kwa”.. semuanya artinya Selamat (selamat sore, pagi, siang,malam).”.

Kami tiba di Demta sekitar pukul 13.30. sebelumnya kami melewati Kali Biru, salah satu tempat wisata yang terkenal di Nimbokrang (kalo gak salah masuk wilayah nimbokrang). Dinamakan Kali Biru karena warna kalinya biruuuuu buanget. Biru kehijauan begitu. Euy, jernihnya, bikin mulut tak henti berdecak. Masih ada ya kali sebiru itu. . sesampai di Demta, kami langsung masuk ke gudang penyimpanan kernel. Truk ditimbang untuk mengukur berat muatan kemudian memindahkan isi kernel ke dalam gudang, dan ditimbang ulang untuk mengukur berat truk dalam kondisi kosong. Selesai semua tugas  kakNico, kami diajaknya putar-putar sekitaran gudang, panjat-panjat tong besar yang menyimpan berliter2 minyak, main ke pantai, dan ke dermaga.dan meski sudah dermaga, air lautnya masih lumayan jernih, dasar lautnya saja masih nampak, pun banyak ikan pula. Sehingga banyak orang yang memancing dan menjala di sana. wuidiii…..
 
biji kernel ke dalam gudang setelah timbang truk bermuatan(right)
foto di depan tangki penyimpanan minyak (left)




Setelah puas bermain di gudang dan dermaga, kami beranjak pulang. gak pulang juga sih, tapi beranjak ke tempat yang kami tuju berikutnya, air terjun. Gak ada namanya, karena air terjunya kecil aja, tapi ih, cantik euy. Airnya masih jernih dan sering dipakai mandi oleh masyarakat  demta sekitarnya, atau sekedar nongkrong dan main air. Dan maklum karena kami ini pendatang dan jarang liat air terjun, jadi kami menjadi norak luar biasa liad air terjun, ciprat-cipratan, basah-basahan, dan foto fotolah. Kalo kata kakAti,”hadede… pada GIPO semuanya…”, gw bingung, “gipo? Apaan tuh kak?”, kakAti,”Gipo, Gila Poto.,…”…gw ketawa,”haha… gipo dah, kakHendra sama kakAti tu yang gipo…” 





Seru ternyata main air di air terjun. Basah dikit sih gak masalah. Sayang, gak bisa mandi. Padahal udah diniatin dari rumah gak mandi biar bisa mandi di sungai (alesan denk, bilang aja malas mandi -_-‘’ ). Pukul 16.00 kami memutuskan pulang, dan kembali ke haribaan (haribaan??). ah… puas bisa refreshing diantara kesibukan berpetete..sejenak melupakan pasien (eh, lupa, gw ninggalin pasien gw dirawat inap..hoho), meski badan sakit semua terutama saat pulang karena ternyata goncangan truk tak bermuatan lebih mantab rasanya dan bikin semua badan, leher, saaakiiiiittt semua. Seneng, selain bisa jalan-jalan, bisa ketemu sinyal lagi, telpun orang rumah, chatingan sama temen, kangen-kangenan sama pace ^^….


And this is how we enjoying our life, take another way to travelling, meet a new people, and take a lot of laugh and make it as love….. (18 september 2013)




(ditulis, 30 september 2013, 17.55 wit)

Tidak ada komentar: