Kamis, 09 Juli 2015

Cerita Kerinci : day I - II : beribetnya menuju Kersik Tuo



Cerita Kerinci : day I - II : beribetnya menuju Kersik Tuo


1-2 Mei 2015
Kerinci. Satu lagi gunung yang akan kutapaki. Bersama consina, gw join pendakian yang dong adakan di bulan mei. So excited banget. dan mungkin saking excitednya, jadi jatuh ngeDrop demam sakit kepala, mual,lidah pahit (dan berdoa semoga bukan malaria ^< ). 
beberapa saat sebelum mendarat di bandara frans kaisepo,biak
Hari pertama, tepat tanggal 1 mei 2015, dengan banyak kabar yang tak mengenakkan. Udah mo berangkat ke Padang dari Papua dapet kabar Kerinci siaga 2 lantaran cuaca buruk, hujan badai bercampur halilintar (bahkan sempat ada keputusan untuk membatalkan pendakian, karena pendakian hanya boleh sampe shelter dua, tapi akhirnya sepakat untuk tetap jalan, dg banyak persayaratan yang beribet *thx for my brother Re for handling all the thing). Penerbangan ke jakarta dimajuin lantaran sedang mayday (untung dapet informasi lebih tempo), dan sentani sedang siaga I lantaran ada kecurigaan pergerakan OPM lagi (makanya banyak polisi berceceran dimana mana). But life must go on, dan tetep lah gw harus terbang. Gila aja mo ngrelain tiket pesawat yang dah dibeli mahal-mahal. Dan terbanglah gw dengan sriwijaya airlines SJ 583/SJ581, sekitar pukul 09.00 wit, transit biak, makasar, hingga tiba di jakarta. Dari jakarta, berganti pesawat lion air JT256 menuju padang. It’s trully long road, spending 14 hours for more than 6000 km from jayapura to padang.

surat dari TNKS yang awalnya sedikit menyesakkan dada

Tepat sekitar pukul 20.30 wib gw tiba di padang. Perjanjian dengan kawan2 consina, kami akan bertemu di homestay paiman di kersik tuo, sehingga gw harus berkendara lagi (naek travel maksudnya) untuk menuju ke kersik tuo. Di jemput oleh agen travel Yen family travel hasil rekomendasi berry, gw melaju menuju kota padang. Tapi ternyata, malam itu, gw gak bisa langsung meluncur ke kersik tuo. Alasannya, travel yang berangkat ke kersik tuo sudah berangkat sedari pukul 20.00 tadi, dan gw hanya penumpang seorang, dan disarankan untuk berangkat bsk pagi, ikut travel pagi, dan malam itu, disarankan untuk cari penginapan di padang. Kampret, dongkol sebenernya. Agak kecewa, karena diperjanjian awal dorang sudah sepakat untuk jemput dan antar ke kersik tuo malam itu. Gak ada pikiran sama sekali untuk menginap di padang.  Badan sudah capek, dan mengantuk berat, dan tujuan utama hari itu hanya kersik tuo.  Setelah berfikir, dan baku tawar masalah harga travel yang seharusnya hanya 140rb / kepala menjadi Rp600rb lantaran dihitung sewa mobil, sampe nyaris baku hantam, gw putuskan untuk jalan malam itu. Sendirian, dengan dua orang laki-laki tak dikenal (eh, berarti gak sendirian denk).  Meski agak kecewa, karena harga travel yang sama mahalnya dengan harga rujukan ambulan, sama mahalnya dengan tiket pesawat jayapura-timika, sama mahalnya dengan harga tiket jakarta-padang, jakarta-solo, jakarta-yogya, tapi gak papa, legowo dikit. Kata yang punya travel,”sudahlah mbak, hitung hitung amal sama kami ini. Gak ambil untung banyak ini. Saya doakan rejekinya mbak tambah banyak nanti.”gw cuman bisa tersenyum kecut. Mo marah, udah gak bisa marah, mo ngamuk, udah gak ada tenaga.”ya iyalah abang bisa bilang gitu. Abang yang terima duit. Kita ini yang keluar duit. Susah bang cari duit”.si abang cuman garuk2 kepala,”saya tau mbak, cari duit susah. Makanya, amal sedikit lah. Kita juga gak mungkin tipu-tipu mbak. Demi Tuhan. Sudah, saya doakan lancar nanti mbak perjalanannya..”. „hm, iya.. iya, eh,klo gitu doain saya lah biar sampe puncak kerinci”kata gw sambil ngancem”iya mbak, tak doain besok sampe puncak kerincii” gw tersenyum, sedikit kurang rasa kecewa, dan kami pun berangkaaat...
Butuh waktu sekitar 7 jam perjalanan padang-kersik tuo. Gak terlalu lama rasanya, lantaran, sesaat setelah masuk mobil langsung ZZZzzzzzz.... tidur pulasss. ^^

2 Mei 2015
Pagi yang cerah dan dingiiiiinnn maksimal di kersik tuo. Dan saya sukaaaaaa... Homestay Paiman tempat kami menginap yang berada di lantai dua memberikan pemandangan yang luar biasa, hamparan kebun teh dengan latar belakang gunung kerinci yang nampak menjulang. Pagi itu, cuaca benar-benar cerah. Sangat cerah, meski tak lama dan seharian kemudian dirundung awan tebal dan gerimis yang mengundang.
kerinci dari homestay paiman saat cuaca cerah di pagi hari
Menyempatkan waktu berjalan-jalan di pasar dekat dengan homestay Paiman. Lucky me, hari itu adalah hari pasar. Senang aja liad suasana pasar, semua orang hiruk pikuk dengan kesibukan dan kebutuhannya. Lebih ramai dibanding pasar taja, dan sayur mayurnya lebih variasi. Meski banyak yang gak terlalu segar, dan bagus kualitasnya jika membandingkan dengan standar pasar-pasang yang berada di kaki gunung (misalnya pasar Baraka, Enrekang, pasar Tawangmangu Solo, pasar di Boyolali kaki gunung merapi). Tapi setelah diusut, ternyata lantaran kualitas pertanian mereka yang baik, hasil pertanian mereka lebih banyak disalurkan dan di jual ke luar daerah..







lucky unlucky me

Tidak ada komentar: