Rabu, 19 Juni 2013

Merapi - The Most ‘Woles’ mountain trekking ever


Merapi : The Most ‘Woles’ mountain trekking ever
Memulai menulis lagi,and  I’m so excited buat nulis cerita perjalanan pendakian menuju Merapi, One of most popular mountain in Indonesia even it’s not the highest in Java.
Kita mulai ceritanya  dengan several Fact ‘bout Merapi. Merapi, dengan ketinggian 2968 mdpl terletak di tiga kabupaten, 2 provinsi, Kab Boyolali, Kab Magelang,Jawa Tengah, dan Kab Sleman Yogyakarta. Gunung merapi merupakan salah satu diantara gunung berapi teraktif di Indonesia, dengan ledakan paling dahysat terjadi pada tahun 2010 yang lalu yang mengakibatkan puncaknya (yang banyak orang menyebutnya sebagai puncak Garuda) menghilang dan luas kawah menjadi lebih lebar. Kalo dari kata Bu Sri Sumarti, seorang geolog  yogya yangkala itu tengah mengamati aktivitas gunung merapi bersama tim geolog yogya mengatakan ledakan tahun 2010 termasuk ledakan besar yang membawa material ledakan hingga 130juta meter kubik dengan aliran material /lahar/wedus gembel yang sebagian besar mengalir ke arah selatan (a.k.a Yogyakarta).


Dan dari beberapa fact di atas tadi lah gw terinspirasi untuk mendakinya. Haha, boong denk. Kalo ditanya kenapa gw mo naek merapi, adalah gara2 gw udah mulai ketagihan bt naik gunung. Jadi inget kata bang gondrong waktu abiz turun rinjani, at gili trawangan,”pegang omongan gw tut, sekali loe naek gunung, bakal nagih loe buat naek lagi dan lagi… gak mungkin cuman sekali aja”  kata bang gondrong waktu gw bilang,”kagak bang, gw sekali aja naek gunung, cukup rinjani. yang penting gw pernah sekali seumur idup pernah naik gunung”. Tapi ternyata itu cuman omong kosong gw belaka. Gw kemakan omongan gw sendiri. Lepas dari rinjani, ajakan naek gunung datang bertubi tubi. Mulai dari semeru, gede, cikuray, kerinci, ataupun salak. Satu persatu  gw tolak, kenapa? Ya karena itu bukan gw banget, gw bukan pendaki, bukan anak gunung, dan terlebih lagi gw lagi kangen kerja, dan gila2 nya kerja (buktinya, gw bisa kerja 33 x 24 jam nonstop, udah kayak jombie lah). tapi, perasaan tak bisa disangkal. Entah kenapa, gw tiba2 kangen berat buat naek gunung. Kangen aja, pengen aja ngerasain sensasinya lagi. Ngrasain capeknya yang terbayar ketika mencapai puncak. That’s all, dan itu yang bikin gw mutusin buat naek lagi. Awalnya si mo ke Gede sama bang Cempe yang kemudian dialihkan ke Gunung Salak karena kuota pendaki ke gunung gede kala itu udah penuh. Mo ke salak, tapi sama si Bee (ß ni pendaki pemula : pendaki muka lama, alias senior lah kalo urusan naek2 gunung), gak dibolehin dan ditawarin buat naek Merapi aja (another fact, Merapi ternyata merupakan salah satu gunung favorit tujuan pendaki2 di sekitar yogya jawa tengah karena tracknya yg gampang dan view nya yg ok punya). Dan gw ambil tawaran itu. Mo ke gunung apa, gw jabanin dah, yang penting naek gunung.^^ 

Dan malem itu Sabtu,24 Mei 2013, kami bertiga berangkat (gw, bima, and penceng ß temen bima, yg gw baru kenal ya waktu trekking ini). . 24 mei 2013 pukul 20.30 kami tiba di basecamp Barameru, Kec Selo, Kabupaten Boyolali. Logistic dan perlengkapan sudah kami siapkan sebelumnya, tinggal jalan. Tapi kami memutuskan untuk sejenak berleha-leha di basecamp. Mager istilahnya : males gerak. Sembari ngobrol sembari menyeruput ‘kopi hangat’ yang disuguhi seorang pendaki dari tim sebelah. Sekitar pukul 21.30anlah baru kami memutuskan untuk melangkah setelah sebelumnya registrasi dan melapor di basecamp.  Malam hari memang menjadi pilihan banyak pendaki untuk mendaki Merapi. Why? Karena tracknya yang gak terlalu panjang, dan bisa ‘tektok’ lah istilahnya, malam naik, langsung bisa sunrise paginya dan langsung turun saat itu juga. medannya juga gak terlalu berat dan resiko tersesat kecil.  Di awal pendakian, pendaki akan melewati perkebunan milik warga, setelah itu, medan yang dilalui  hampir sebagian besar adalah jalan-jalan setapak berbatu yang dikelilingi oleh pepohonan (pohon apa ya?gw gak ngerti juga si). Butuh waktu sekitar 5 jam bagi kami untuk sampai di Pos II. Termasuk lama bagi kami memang trekking kali itu. Kondisi fisik yang gak maksimal dari dua diantara tiga orang membuat kami memang memilih jalan santé. Penceng yang menderita Kantuk Berat dan Bee yang gak tau kenapa di awal trekking udah muntah-muntah (masuk angin kayaknya). Cuaca yang cerah malam itu bertepatan dengan bulan Purnama membuat perjalanan kami menjadi lebih mudah, angin tak terlampau kencang pun malam serasa terang oleh benderangnya bulan.

Kami tiba di Pos II sekitar pukul 03.00, dan dikarenakan rasa lapar sudah mendera, kami memutuskan untuk berhenti dan beristirahat. Bung Penceng yang sedari awal sudah didaulat sebagai chef kami dalam trekking hari itu, memasakkan kami nasi sup panas beserta tempe goreng dan sosis goreng sebagai pelengkapnya. Hmmm, menu yang pas untuk malam yang dingin. Kenyang makan dan berhangat-hangat dengan teh dan susu panas, ternyata semua dilanda kantuk! dan sepakatlah kami untuk memejamkan mata sejenak. Bukan hal mudah bagi gw (as pendaki pemula) untuk tidur kala itu hanya dengan bermodalkan sleeping bag. Yap, cuman sleeping bag tanpa tenda, karena rencana awal kami hanya trekking tektok. Tapi terpaksa lah karena kantuk bener2 melanda. Bertiga berbagi matras dalam kantong tidur kami terpejam, dan jam berapa kami terbangun??? Jam 07.00 pagi!! Damn.. gak dapet sunrise dah.. *huhu. Beneran trekking paling woles lah. nyante betul.. sampe gw bilang ke bee ama penceng.”ni kita tidur dari terangnya bulan ampe terangnya matahari dah..”haha.. setelah mata bener2 udah ‘on’, kami melanjutkan perjalanan, dan ternyata banyak banget yang udah jalan, dan bahkan udah turun dari puncak.

pagi di merapi
Dari Pos II ke Pasrah Bubrah, dibutuhkan waktu sekitar 50 – 60 menit. Pasar Bubrah yang merupakan satu area luas berpasir adalah titik terakhir sebelum orang orang mendaki puncak merapi. Banyak juga pendaki yang biasanya kemping pasang tenda di sini. dari Pasar Bubrah inilah medan menjadi medan berbatu dan berpasir dengan kemiringan trekking sekitar 45 derajat. Hm, ¾ bagian awal adalah berpasir yang satu langkah naik setengah mundur, dan ¼ bagian sisanya di akhir adalah medan yang dominan berbatu. Gak terlalu jauh sih jarak pasar Bubrah dengan Puncak, hm sekitar 1 jam berjalan, atau mungkin sekitar 1000 meter lah. dan tibalah kami di puncak Merapi sekitar pukul 08.30a. Yeiy!!!! Puas rasanya bisa sampe puncak Merapi. Puncak kedua yang berhasil gw raih *alhamdullilah mameeen
Minggu, 25 Mei 2013 09.39 at Merapi 2968mdpl

Apa yang menyenangkan dari sebuah pendakian? Entahlah, gw belum bisa menjawabnya. Gw suka pemandangan yang ada, apapun itu. Gw tipe pengagum, mengagumi banyak hal yang ada di sekitar gw, mengagumi berbagai macam pemadangan yang Tuhan ciptakan. Dan semakin terkagum ketika pemandangan itu kita dapatkan setelah susah payah berusaha mengejarnya. Mungkin ‘cuman’  pepohonan, rumput-rumput, bebatuan, gunung yang nampak dari kejauhan, pemadangan kelap kelip lampu kota dari ketinggian, pasir gunung yang terhampar luas, atau kabut asap belerang yang keluar dari mulut bumi, kaldera-kaldera panjang dan tipis, mungkin ‘hanya’ pemadangan sederhana, tapi pemandangan sederhana itulah yang membuat gw terkagum. Sajian alam yang sederhana tapi cantik tiada duanya. Sebuah kepuasan dari sebuah pendakian. kebersamaan dan serunya berkenalan dengan pendaki lainnya. Saya sukaaaa...

Sekitar pukul 10.00 kami melanjutkan perjalanan turun puncak. Maunya sih berlama-lama di atas, hanya saja, kabut asap sudah makin menebal,dan awan gelap mulai berdatangan. Turun, adalah pilihan terbaik^^. Dan turun dari puncak, menjadi salah satu keseruan dari naek Merapi (dan mungkin juga gunung2 lain), karena kami bisa maen Prosotan!!!*yeiy….Pasir yang begitu tebal (bahkan makin tebal setelah letusan tahun 2010) membuat kaki benar2 terbenamkan dan potensi untuk terpeleset (bagi yang amartir, kaya gw) semakin besar. tapi seru dahhh…  
maen prosotan di pasir turunan menuju Pasar Bubrah

Ah, sungguh, pendakian yang woles bin menyenangkan. Meski cuman bertiga rasanya rame!. Meski hujan terus mengguyur selama perjalanan menurun, tak mengurangi keseruan trekking, dan saya syuuukaaa……^^ *listening Amy Search – Cinta Kita our trekking soundtrack

Andai dipisah, laut dan pantai
tak akan goyah gelora cinta
andai dipisah api dan bara
tak akan pudah sinaran cinta

and another picture we have : 
waktu mo ngPuncak :ketemu ank2 sma yg celebrating their graduation 
at Puncak Merapi (penceng,bee,bee,gw)
waktu trekking turun,rame pendaki
prepare for lunch. masakannya Penceng emang paling best!


"bukan untuk menaklukkan, bukan untuk membanggakan diri. alam ini, negeri ini terlalu indah untuk kau diamkan saja kawan. pijakkan kaki dimanapun Indonesia berada, dan temukan arti lebih dari hidup ini -dee,2013-

Tidak ada komentar: