Jalan-jalan PTT : Senja di Tablanusu
Kepo. Satu kata yang mendasari kami untuk pergi ke
tempat ini. Pantai Tablanusu yang terletak nun jauh di sana (kata orang), lewat
hutan-hutan (masih kata orang), dan banyak palang orang gunung (juga kata
orang) menjadi satu destinasi wisata kami selanjutnya, di suatu hari yang panas
dan penuh hawa malas. Kala itu Minggu, 16 Juli 2013, jam menunjukkan pukul
13.45 wit, siang hari, waktunya orang boci (bobok ciang). Hawa tu malaaasss
sangat untuk beranjak dari kasur, ditambah lagi pagi harinya kami lepas bermain
air di sungai suwembak kaki pegunungan cyloop, sentani. tapi, ada satu hal yang
mengganjal, Rasa Penasaran. Yip, kepo. Rasa ingin tau tentang pantai Tablanusu
(yang sekali lagi, kata orang), baguuussss banget dan ditambah lagi, sudah
tidak ada waktu bagi kami bertiga untuk jalan-jalan lagi karena minggu depannya
kami sudah harus naik ke tempat tugas masing-masing. Maka, dengan sedikit agak
berat, tapi juga semangat, kami bertiga melaju bersama. Gw, Andi, dan Rollin
bermodal dua motor bebek pinjaman.
sungai yg mengalir di tengah-tengah perkampungan Tablanusu |
Pantai Tablanusu terletak
di Kabupaten Jayapura, Distrik Depapre, Kampung Tablanusu. Dari Sentani kota
berjarak 30 km dengan lama perjalanan 1,5 jam kearah barat. Medan yang ditempuh
tak terlalu buruk sih, hampir sebagian besar sudah berAspal (hotmix pula),
hanya mendekati Distrik depaprenya saja yang sedikit jelek. Jalan yang ditempuh
berupa bebukitan naik turun gunung karena memang menembus pegunungan cylcoop ..
dan ini yang paling gw suka dari travelling siang itu, pemandangannya sepanjang
perjalanan indaaahhh nian, pohon-pohon, bukit, sungai, jembatan, sapi-sapi yang
merumput, babi yang menumpang lewat, serta kampung kampung yang sesekali
dilewati semuanya menyatu padu dengan apiknya. Cantik, dan masih alami, bahkan
meskipun hujan gerimis sesekali membasahi perjalanan kami. Itu malah yang bikin
perjalanan pulang kami menjadi lebih cantik. Pelangi!! Berkali kali kami
melihat pelangi dari balik bukit, penyempurna perjalanan kami
pelangi |
medan yg kami tempuh. dari jalan aspal, nyeberang jembatan kayu, ataupun melintasi jalan yg terputus karena aliran sungai yg deras |
Pukul 15.30 wit, kami tiba dengan selamat di
Kampung Tablanusu. Gak terlalu susah untuk mencapai tempat ini. Role no.1:
Jalan di papua tu cuman satu, tenang, gak usah takut tersesat, haha. Suasana su
tra terlalu ramai di Pantai kala itu, meski hari minggu, karena memang jam su
menunjukkan pukul 15.30, waktunya orang pulang. Jarang ada orang wisata sore
hari macam kami ini, cuman kami saja yang nekat untuk jalan sore-sore. Tapi itu
jadi keuntungan tersendiri bagi kami, lebih tenaaaang menikmati suasana pantai.
gw kasih judul cerita ini,”Senja di Tablanusu”. Langit biru, deburan ombak,
siluet matahari, dan bebatuan bulat menjadi kombinasi yang cantik untuk
tablanusu senja itu.
pantai tablanusu yg didominasi dg batu koral hitam |
Setelah memasuki gerbang masuk pantai tablanusu,
kita akan disajikan pemandangan berupa rawa yang dikelilingi bukit-bukit. Unik,
di dekat pantai ada macam rawa / danau yang dipakai oleh masyarakat setempat sebagai
tambak. Cantik euy.
Lepas berfoto ria di dekat rawa, kami memasuki
areal perkampungan tablanusu. Sedikit cerita tentang Tablanusu. Tablanusu
memiliki karakteristik yang berbeda dari kebanyakan pantai yang ada. Kalo pantai
lain berupa pasir atau karang, pantai tablanusu didominasi dengan batu-batu
kali (koral hitam) yang terhampar dari ujung ke ujung. Pantai ini merupakan
teluk yang di kanan dan kirinya dibatasi dengan bukit yang tinggi hingga
ombaknya tak terlalu besar di pantai meski menghadap ke samudera pasifik. Pantai Tablanusu menjadi lebih terkenal
sebagai desa wisata sejak masa kepemimpinan Bupati Kab Jayapura, Habel Melkias
Suawe (2006-2011). Pak Habel sendiri lahir dan besar di Tablanusu, dan beliau
lah yang membantu dalam pengembangan kampung Tablanusu menjadi daerah wisata
dengan pengelolaan yang baik dan fasilitas yang udah sangat memadai, macam cottage,
homestay, bale-bale tempat bersantai, dan beberapa wisata air seperti perahu
dan banana boat. Banyak wisatawan yang
berdatangan di sini untuk sekedar kumpul keluarga,bikin acara reunian,
pelatihan, bahkan di tahun 2012 kemaren
Pantai Tablanusu menjadi salah satu lokasi subcamp penyelenggaraan Raimuna
Naisonal. Tablanusu sendiri mempunyai arti Matahari Terbenam, dihuni oleh 9 suku yang nama-namanya
terpampang di papan ‘Selamat Datang’ Tablanusu,
Soumilena, Yufuway, Yakarimilena, Suwae, Somisu, Wambena, Selly,
Sorontouw, dan Apaseray. Masyarakat yang sebagian besar adalah nelayan
merupakan masyarakat pantai yang ramah dan sangat terbuka terhadap wisatawan
dan pendatang. Itu yang gw suka di sini, nice people, nice place.
Angin berhembus mesra sore itu membawakan kesejukan. Gw sukaaa… |
bocah tablanusu |
bale-bale yg dirindangi pohon kelapa |
Sunset dari atas bukit dengan latar belakang teluk tablanusu. gw suka Gemini pose ini, siluetnya lucu…. |
“Manisnya Senja”
Koral hitam menimbulkan berisik, beradu dengan kaki
telanjangku
Berisik,berusaha menyaingi desiran angin yang berhembus
kuat di senja itu
Aku berlari, berteriak, meloncat, dan tertawa, dan batuan
koral itu semakin gaduh
Begitu girangnya hingga aku terlupa..
Aku terengah, lelah, hingga akhirnya terdiam,
Dan dalam diamku, Angin mendekat dan berbisik
berkata,”cantik kan indonesia ku??”
aku tersenyum : )
Waytoreach:
Pantai
Tablanusu : Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura
Way : dari
Sentani berjarak 28-30 km (1,5jam) ke arah barat, Distrik Depapre, ikutin
petunjuk jalan saja.
:
angkutan umum : Taksi Sentani-Depapre Rp. 20.000, dari pasar depapre, naek ojek
motor ke pantai (kurang tau harga)
Biaya masuk : motor
Rp.5000, mobi Rp.10.000
Parkir :
motor Rp.5000, mobil Rp 10.000
Bale-bale :
Rp.50.000/ bale-bale
Bananaboat :
Rp.150.000/ boat, atau Rp.30.000/orang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar