Jumat, 21 Juni 2013

Jalan-jalan PTT : Senja di Tablanusu

Jalan-jalan PTT : Senja di Tablanusu




Kepo. Satu kata yang mendasari kami untuk pergi ke tempat ini. Pantai Tablanusu yang terletak nun jauh di sana (kata orang), lewat hutan-hutan (masih kata orang), dan banyak palang orang gunung (juga kata orang) menjadi satu destinasi wisata kami selanjutnya, di suatu hari yang panas dan penuh hawa malas. Kala itu Minggu, 16 Juli 2013, jam menunjukkan pukul 13.45 wit, siang hari, waktunya orang boci (bobok ciang). Hawa tu malaaasss sangat untuk beranjak dari kasur, ditambah lagi pagi harinya kami lepas bermain air di sungai suwembak kaki pegunungan cyloop, sentani. tapi, ada satu hal yang mengganjal, Rasa Penasaran. Yip, kepo. Rasa ingin tau tentang pantai Tablanusu (yang sekali lagi, kata orang), baguuussss banget dan ditambah lagi, sudah tidak ada waktu bagi kami bertiga untuk jalan-jalan lagi karena minggu depannya kami sudah harus naik ke tempat tugas masing-masing. Maka, dengan sedikit agak berat, tapi juga semangat, kami bertiga melaju bersama. Gw, Andi, dan Rollin bermodal dua motor bebek pinjaman.



sungai yg mengalir di tengah-tengah perkampungan Tablanusu
Pantai Tablanusu terletak di Kabupaten Jayapura, Distrik Depapre, Kampung Tablanusu. Dari Sentani kota berjarak 30 km dengan lama perjalanan 1,5 jam kearah barat. Medan yang ditempuh tak terlalu buruk sih, hampir sebagian besar sudah berAspal (hotmix pula), hanya mendekati Distrik depaprenya saja yang sedikit jelek. Jalan yang ditempuh berupa bebukitan naik turun gunung karena memang menembus pegunungan cylcoop .. dan ini yang paling gw suka dari travelling siang itu, pemandangannya sepanjang perjalanan indaaahhh nian, pohon-pohon, bukit, sungai, jembatan, sapi-sapi yang merumput, babi yang menumpang lewat, serta kampung kampung yang sesekali dilewati semuanya menyatu padu dengan apiknya. Cantik, dan masih alami, bahkan meskipun hujan gerimis sesekali membasahi perjalanan kami. Itu malah yang bikin perjalanan pulang kami menjadi lebih cantik. Pelangi!! Berkali kali kami melihat pelangi dari balik bukit, penyempurna perjalanan kami

pelangi


medan yg kami tempuh. dari jalan aspal, nyeberang jembatan kayu, ataupun melintasi jalan yg terputus karena aliran sungai yg deras

Pukul 15.30 wit, kami tiba dengan selamat di Kampung Tablanusu. Gak terlalu susah untuk mencapai tempat ini. Role no.1: Jalan di papua tu cuman satu, tenang, gak usah takut tersesat, haha. Suasana su tra terlalu ramai di Pantai kala itu, meski hari minggu, karena memang jam su menunjukkan pukul 15.30, waktunya orang pulang. Jarang ada orang wisata sore hari macam kami ini, cuman kami saja yang nekat untuk jalan sore-sore. Tapi itu jadi keuntungan tersendiri bagi kami, lebih tenaaaang menikmati suasana pantai. gw kasih judul cerita ini,”Senja di Tablanusu”. Langit biru, deburan ombak, siluet matahari, dan bebatuan bulat menjadi kombinasi yang cantik untuk tablanusu senja itu. 
pantai tablanusu yg didominasi dg batu koral hitam

Setelah memasuki gerbang masuk pantai tablanusu, kita akan disajikan pemandangan berupa rawa yang dikelilingi bukit-bukit. Unik, di dekat pantai ada macam rawa / danau yang dipakai oleh masyarakat setempat sebagai tambak. Cantik euy.
Lepas berfoto ria di dekat rawa, kami memasuki areal perkampungan tablanusu. Sedikit cerita tentang Tablanusu. Tablanusu memiliki karakteristik yang berbeda dari kebanyakan pantai yang ada. Kalo pantai lain berupa pasir atau karang, pantai tablanusu didominasi dengan batu-batu kali (koral hitam) yang terhampar dari ujung ke ujung. Pantai ini merupakan teluk yang di kanan dan kirinya dibatasi dengan bukit yang tinggi hingga ombaknya tak terlalu besar di pantai meski menghadap ke samudera pasifik.  Pantai Tablanusu menjadi lebih terkenal sebagai desa wisata sejak masa kepemimpinan Bupati Kab Jayapura, Habel Melkias Suawe (2006-2011). Pak Habel sendiri lahir dan besar di Tablanusu, dan beliau lah yang membantu dalam pengembangan kampung Tablanusu menjadi daerah wisata dengan pengelolaan  yang baik dan  fasilitas yang udah sangat memadai, macam cottage, homestay, bale-bale tempat bersantai, dan beberapa wisata air seperti perahu dan banana boat.  Banyak wisatawan yang berdatangan di sini untuk sekedar kumpul keluarga,bikin acara reunian, pelatihan,  bahkan di tahun 2012 kemaren Pantai Tablanusu menjadi salah satu lokasi subcamp penyelenggaraan Raimuna Naisonal. Tablanusu sendiri mempunyai arti Matahari Terbenam,  dihuni oleh 9 suku yang nama-namanya terpampang di papan ‘Selamat Datang’ Tablanusu,  Soumilena, Yufuway, Yakarimilena, Suwae, Somisu, Wambena, Selly, Sorontouw, dan Apaseray. Masyarakat yang sebagian besar adalah nelayan merupakan masyarakat pantai yang ramah dan sangat terbuka terhadap wisatawan dan pendatang. Itu yang gw suka di sini, nice people, nice place.


 
Angin berhembus mesra sore itu membawakan kesejukan. Gw sukaaa…
bocah tablanusu
bale-bale yg dirindangi pohon kelapa


Sunset dari atas bukit dengan latar belakang teluk tablanusu. gw suka Gemini pose ini, siluetnya lucu….

“Manisnya Senja”
Koral hitam menimbulkan berisik, beradu dengan kaki telanjangku
Berisik,berusaha menyaingi desiran angin yang berhembus kuat di senja itu
Aku berlari, berteriak, meloncat, dan tertawa, dan batuan koral itu semakin gaduh
Begitu girangnya hingga aku terlupa..
Aku terengah, lelah, hingga akhirnya terdiam,
Dan dalam diamku, Angin mendekat dan berbisik
berkata,”cantik kan indonesia ku??”
aku tersenyum : )




Waytoreach:
Pantai Tablanusu : Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura
Way                : dari Sentani berjarak 28-30 km (1,5jam) ke arah barat, Distrik Depapre, ikutin petunjuk jalan saja.
                      : angkutan umum : Taksi Sentani-Depapre Rp. 20.000, dari pasar depapre, naek ojek motor ke pantai (kurang tau harga)
Biaya masuk    : motor Rp.5000, mobi Rp.10.000
Parkir             : motor Rp.5000, mobil Rp 10.000
Bale-bale        : Rp.50.000/ bale-bale
Bananaboat               : Rp.150.000/ boat, atau Rp.30.000/orang

Tidak ada komentar: