Timika pu Cerita (3) : Timika Itu…
Banyak
orang beranggapan bahwa timika itu ‘gak ada apa-apa’. Ok, untuk segi
pariwisata, timika bukanlah salah satu kota tujuan pariwisata di Indonesia
timur. Jayapura, Wamena, Merauke, Kaimana, Sorong, Raja Ampat, Nabire jauh-jauh
lebih rekomended untuk disinggahi disbanding timika. Tapi jika kebetulan ada
kesempatan maen ke timika,misalnya tugas kerja , atau ‘iseng’ kayak gw (karena
harga tiket dari jayapura ke luar kota paling murah cuman merauke dan timika,
dan kebetulan ada kawan tinggal di timika), mungkin ini beberapa hal yang bisa
ditemukan di timika.
1.
Timika = Freeport & Kuala
Kencana
Siapa
yang gak tau Freeport, gunung emas tembagapura, dan segala kekayaan yang
terkandung di dalamnnya yang belum bisa diprediksi akan sampai kapan habisnya.
Banyak yang mengatakan belum ke timikia kalo belum singgah ke Kuala Kencana.
Well, sebenarnya, Kuala Kencana hanya suatu komplek perumahan bagi pekerja
Freeport, yang layaknya sebuah ‘one stop living’ place, dilengkapi berbagai sarana
kehidupan yang memadai. Dari taman, pertokoan, dan tempat ibadah dengan tatanan
yang rapi, yang nampak kontras dengan belantara hutan dan gunung yang ada di
sekelilingnya.
2.Bandara Internasional Moses
Kilangin
Bandara
internasional Timika, Mozez Kilangin bisa dikatakan mempunyai fasilitas bandara
yang terbaik diantara bandara di wilayah Papua dan Papua Barat. Bandara dan
ruang tunggunya tertata apik dan comfie banget. satu yang paling khas dari
bandara Timika ini adalah Ban Hitam besar yang berdiri tegak tepat di tengah
antara pintu kedatangan dan keberangkatan bandara. Ban Hitam besar yang
merupakan simbolisasi dari bentuk dedikasi terhadap 22 negara yang membantu
dalam perencanaan dan pembangunan proyek Freeport Indonesia seperti yang
tersurat pada bagian tengah dari ban hitam tersebut.
1.
Karaka = Kepiting Hitam khas
Timika
Kepiting hitam. Karaka, satu
dan utama yang khas di timika. Selama gw hidup, mungkin ini baru ketiga kalinya
gw makan kepiting. pertama, waktu di pacitan (2012) cuman nyicipin dikit,
kedua, waktu di Pianemo, Raja Ampat (2013) kepiting bakau yang dikemudian hari
gw baru tau kalo kepiting ini udah langka *antara menyesal & bersyukur bisa
nyicipin, dan ketiga adalah di timika ini. serunya, baru kali ini juga gw beli
kepiting idup-idup dan terpaksa harus mengolahkan terlebih dahulu.
Karaka sendiri mudah ditemukan
di pasar di timika (di daerah Gorong-gorong). Biasanya ada sekitar pukul 09.00
– 11.00 siang. Hanya saja, sifatnya musiman. Beruntung kakakOjek yang gw kenal
di timika,kakRavin bisa bantu gw untuk dapetin si kepiting ini. dan ternyata
harga karaka di sini tak semahal di tempat lain. seekor karaka (di pasar) biasa
dijual dari harga Rp.10.000 untuk ukuran kecil ampe Rp.25.000 udah yang ukuran
gede banget, dan kalo pintar nawar bisa dapet lebih murah lagi.
Seru nya beli karaka di Timika
adalah tantangan untuk mengolah kepiting. dan entah kenapa, waktu gw gugling
tentang cara mengolah kepiting, yang ada cuman resep-resep dengan bumbunya, gak
ada cara ‘mengolah’ kepiting yang hidup menjadi kepiting yang bisa disantap di
meja makan. Waktu gw nanya ke mama-mama penjual karaka, “mama, ini cara masaknya bagaimana kah?”, kata mama,”rebus saja sudah enak. Kalo orang jawa biasa
pakai bumbu, tumis saja lepas direbus. Kalo kitong orang papua, biasa rebus
saja makan pakai betatas. Kadang tong bakar pakai bara..”cerita mama
menerangkan dengan ramah. Gw yang masih amaze dengan ‘kepiting’, jadi nanya
sana sini. tapi seru, dari gak tau apa-apa tentang kepiting, jadi belajar
banyak tentang kepiting, esp kepiting karaka. So, maybe it’s several tips bout
a amateur crab’s lover.
Several tips bout Kepiting
Karaka :
·
How to cook them (kepiting
saus pedas manis)
1.
Tikam dada kepiting atau pukul
kepala kepiting untuk mematikan si kepiting.
2.
Jika tidak yakin dalam
membunuh kepiting, masak kepiting hidup-hidup dalam air mendidih hingga
kepiting berwarna merah (kurang lebih 10 menit)
3.
Bersihkan bagian dada
kepiting, buka dari bagian bawah, keluarkan insang-insang dan kotorannya. Cuci
kembali, termasuk capit-capitnya.
4.
Rebus kembali kepiting,
termasuk capit-capitnya dalam air mendidih selama 5-10menit. Tambahkan sedikit
garam.
5.
Kepiting siap untuk diolah
lebih lanjut.
6.
Bahan kepiting saus pedas
manis : bawang Bombay, bawang merah, merica, saus tomat, saos tiram, kecap,tomat
dan cabai iris-iris tipis
7.
How to cook : (1) Haluskan
bawang merah dan merica. (2) tumis bawang Bombay hingga harum, masukkan bahan
yang dihaluskan (3) tambahkan saos tomat, saos tiram, dan kecap secukupnya,
tambahkan air (4) masukkan tomat dan cabai hingga layu (5)masukkan kepiting
yang sudah direbus (memarkan cangkang sedikit, agar bumbu meresap didaging) (6)
aduk hingga merata (7) sajikan dengan nasi panas
·
Bagaimana membawa mereka
sebagai oleh-oleh
Ternyata membawa kepiting sebagai oleh-oleh itu gak gampang.
Menjaganya agar tetap hidup itu yang menjadi tantangan. Beruntung waktu di
timika gw ketemu om-om ojek yang ternyata ‘dulunya’ pernah mengekspor kepiting
karaka ke wilayah Jawa. So, this is several tips from him :
1.
Kepiting karaka itu bisa hidup
tanpa air. jadi dalam pengiriman atau pembungkusan, gak usah pake air. No need
water.
2.
Kebanyakan kepiting karaka
yang dijual, diikat dan dibungkus daun bakau atau daun??? (*lupa nama).
Tujuaannya adalah untuk menjaga tetap dingin (kepiting gak tahan panas) dan sebagai
makanan si kepiting. so, Keep that mangrove’s leaf.
3.
Sebelum dimasukkan ke dalam
coolbox, ‘mandikan’ kepiting karaka dengan air garam. Jangan direndam,
melainkan siram-siram saja dengan air garam, kemudian susun dengan posisi
kepala berada dibagian atas. Usahakan untuk memandikan si kepiting setiap 6 – 8
jam.
4.
Setelah dimandikan, susun
kepiting dalam coolbox, beri sedikit lubang untuk bernafas, dan tutup rapat.
Pengalaman bawa si karaka dari timika hingga tempat tinggal gw di Taja
(pedalaman Kab.Jayapura),(kurang lebih 30jam dalam coolbox) dari sekian banyak
karaka, hanya 2 ekor saja yang mati, itupun karena hampir 6 jam terkena panas
berada di atap bus menuju Taja.
5.
Untuk melihat apakah si karaka
masih hidup atau tidak, mudah saja, tarik kaki bagian bawahnya, jika ditarik
dan kemudian ada reflek kembali, berarti si karaka masih idup. Dan masak karaka
yang masih idup itu, mantabnya…… *sampesakitkepala
siap untuk dibawa terbang... wuuzzz |
2.
Kopi Arabika Amungme
Bagi
pecinta kopi, janga pernah melewatkan untuk mencicipi kopi arabika Amungme.
Kopi arabika organic yang dikelola oleh masyarakat Amungme di pegunungan
Nemangkawi, salah satu wilayah dataran tinggi mimika merupakan salah satu
bentuk pengembangan masyarakat (CSR)
yang dilakukan oleh PT Freeport. Kopi arabika bermerk, “amungme Gold’ ini bisa
didapat di koperasi ‘Amungme Gold’ di basecamp PT Freeport yang terletak masih
di area bandara mozez Kilangin. Dengan harga Rp.50.000 per 250mg nya, gw rasa,
worthed untuk dbawa pulang sebagai oleh-oleh. Aromanya, wangi, dan rasa kopinya
kuat sangat^^
kopinya sedeepp |
salah seorang pekerja di depan koperasi amungme coffee |
3.
Timika = starting point Mount
Cartenz, one of World Seven Summit
Dan,
Timika, starting point dari salah satu pendakian world seven summit, gw rasa
merupakan salah satu impian semua pendaki untuk bisa berada di sini. *semoga
bisa kembali, someday, untuk melakukan pendakian ini.
6. Last but not least,
putar-putar kota timika.
ada apa di kota timika?? hm, anak sekolah,
tukang ojek, dan muka-muka pendatang. Yup, timika merupakan salah satu kota di
papua yang jumlah pendatang dan jumlah penduduk lokalnya fifty fifty (termasuk
daerah transmigrasi juga seperti Taja), malah mungkin lebih banyak pendatangnya kali ya. dari 35.000
karyawan Freeport aja 70% nya adalah pendatang. Jadi, gak terlalu banyak lah
yang istimewa dari kota timika. beberapa objek yang ‘patognomonis’ dari Timika gw shot-shot
aja buat kenang-kenangan.
tugu perjanjian yang
berada di pusat kota timika.
Tugu
yang berisi 7 kesepakatan dari kepala2 suku, ketua kerukunan, tokoh agama,
tokoh masyarakat se kab. Timika merupakan bentuk upaya mencapai perdamaian di
timika. karena, seperti yang banyak orang tahu, timika merupakan salah satu
daerah di papua yang masih sering mengalami konflik2 berdarah, apapun
sebabnya. Wooow, semoga benar-benar
terwujud lah kesepakatan-kesepakatan itu^^
Gereja katholik Katedral Tiga Raja
(masih terletak di timika kota)
Tugu
dua anjing tanpa nama
pelabuhan pomako
Dan
pada akhirnya, perjalanan di timika berakhir di hari ketiga. Perjalanan yang
menyenangkan, mengenal dan kemudian belajar dari banyak orang, dari guru-guru
Taruna Nusantara yang menginspirasi, dari kak Ravin kakak ojek yg asik diajak
berdiskusi ttg politik, Freeport, dan timika, dan om Vicky yang ngajarin gw
cara membaca karakter dan masa depan orang. Dan sekali lagi, sebuah perjalanan
yang berkesan yang sayang untuk dilewatkan tanpa dituliskan.
(oct
2014)
2 komentar:
Sempet save nomor tukang ojek di timika kah? Atau kontak org yg bisa aku tanya2 info timika, aku ada rencana ke sana. Makasih
Ada penginapan murah kah disana? Saya mau kesana jalan jalan e.
Posting Komentar