Lombok Story : My First Flight
Pertama kali. Yiip. Pertama kalinya gw bakal naek
pesawaaat… huaa, seneng banget sekaligus harap harap cemas. Hehe ( orang kampong dari mana ni). Ya wajar lah gw agak cemas gitu, gak
pernah masuk bandara, check in, dan segala tetek bengeknya. Sendiri pula. Tapi
ternyata setelah sampe dalam bandara, woooh, biasa aja dan ternyata cuman gitu
doank. yang gw suka dari bandara adalah gak ada calo-calo atau orang2 yg disturbing
gitu, gw berasa kaya di kota kecil, ada toko buku, ada café, ada toko baju2,
dan orang-orang yang sibuk dalam urusannya masing-masing. Gw sampe di bandara
sekitar pukul 14.30 dan pesawat berangkat jam 16.00 itupun akhirnya delay jadi
jam 17.30. gw putusin buat jalan-jalan, tengok sana tengok sini, sesekali duduk
memperhatikan orang yang lalu lalang, jalan-jalan lagi. Masuk toko buku,
baca-baca bentar, tinggal jalan lagi. Gak cuman di kereta kita bisa merhatiin
satu kehidupan kecil manusia, tapi di bandara, hal itupun bisa terjadi. Dengan
rentang kelas social yang lebih bervariasi, orang –orang kalangan jet lag
hingga penjual bubur ayam (tapi lagi gak naek haji lho). Dari seorang yang udah
tua renta hingga bayi kecil yang mungkin gak ngerti apa-apa.
Nice. Sesekali gw perhatiin kesibukan orang yang lalu lalang, sambil berimajinasi dg sedikit judgement. Ibu-ibu setengah baya dg suaminya yang keduanya berpenampilan sangat sederhana, si bapak menenteng kardus (indomiee kalo gak salah) yg diikat dg tali raffia, yg nampak kebingungan setelah turun dari pesawat, bingung mo ke arah mana, bingung mo ambil barang bagasi dimana (gw denger percakapan diantara keduanya), nampak baru pertama kali naek pesawat (wa, sama kayak gw donk). Seorang gadis muda usia seiktar 14 tahun yg hanya membawa tas selempang di badannya, dan sebuah boneka berukuran cukup besar di pelukannya, melangkah cuek keluar pesawat (dugaan gw, dari keluarga brokenhome, emak di Surabaya babe di Jakarta, dan udah jadwal rutinnya tiap wiken bolak balik Jakarta Surabaya). Seorang wanita berpakaian kantor dg blazer berdasi, sibuk dengan ipad yg ada di tangan, sesekali memperhatikan jam yang ada di tangan, hmmm terbang untuk urusan kerjaan ini. Sesekali melihat pilot berseragam yg membawa koper diiringi beberapa pramugari (kayak yg ditivi2 gitu). Seorang pria bertubuh tinggi besar kekar kulit hitam pekat nampak berbicara tegang dengan kawannya yg berpenampakan serupa dalam bahasa asing yg tak kukenal, jelas bukan bahasa inggris,china, perancis, mungkin bahasa Zimbabwe, dugaan gw, Imigran Gelap!!! Haha, entahlah, orang-orang yang mungkin nampaknya ke Indonesia sedang dalam urusan bisnis. Seorang wanita berkulit putih rambut pirang yang hanya berpakaian tank top celana jins sepatu kets dg tas carrier di punggungnya, hm… backpacker mungkin. Gw perhatiin toko-toko di sekitar, atau café, ato satu satunya toko buku di situ. Gw berdiri, jalan memasuki toko buku. Yang gw liad pertama,harga buku. Beeuuh, mahal yah, tapi gak ada tu di toko buku biasa (pengen beli inget kantong). Ketawa ketawa sendiri liad judul-judul buku yang ada di salah satu corner. Yang jadi perhatian gw salah satunya adalah, “101 things to do before you ‘re old and boring” haha, penasaran gw isinya apa. Gw puter-puter, baca-baca beberapa buku, dan kemudian keluar meninggalkan toko buku. Gw berhenti sejenak waktu liat ada tulisan ini,” Alat Pacu Jantung – Automatic External Defibrilator” trus gw tengok-tengok di sekitarnya, mana? Mana? Gw cari-cari, kagak ada. Lah, pie to iki?? Aturan kan AED tu ditempetin ditempet terbuka dan mudah diambil, eh, ini malah gak ada (oooh, mungkin disimpen di lemari yang digembok yang kuncinya dibawa sama kepala bandara,soalnya harganya ratusan juta.. keburu pasiennya mati).
Nice. Sesekali gw perhatiin kesibukan orang yang lalu lalang, sambil berimajinasi dg sedikit judgement. Ibu-ibu setengah baya dg suaminya yang keduanya berpenampilan sangat sederhana, si bapak menenteng kardus (indomiee kalo gak salah) yg diikat dg tali raffia, yg nampak kebingungan setelah turun dari pesawat, bingung mo ke arah mana, bingung mo ambil barang bagasi dimana (gw denger percakapan diantara keduanya), nampak baru pertama kali naek pesawat (wa, sama kayak gw donk). Seorang gadis muda usia seiktar 14 tahun yg hanya membawa tas selempang di badannya, dan sebuah boneka berukuran cukup besar di pelukannya, melangkah cuek keluar pesawat (dugaan gw, dari keluarga brokenhome, emak di Surabaya babe di Jakarta, dan udah jadwal rutinnya tiap wiken bolak balik Jakarta Surabaya). Seorang wanita berpakaian kantor dg blazer berdasi, sibuk dengan ipad yg ada di tangan, sesekali memperhatikan jam yang ada di tangan, hmmm terbang untuk urusan kerjaan ini. Sesekali melihat pilot berseragam yg membawa koper diiringi beberapa pramugari (kayak yg ditivi2 gitu). Seorang pria bertubuh tinggi besar kekar kulit hitam pekat nampak berbicara tegang dengan kawannya yg berpenampakan serupa dalam bahasa asing yg tak kukenal, jelas bukan bahasa inggris,china, perancis, mungkin bahasa Zimbabwe, dugaan gw, Imigran Gelap!!! Haha, entahlah, orang-orang yang mungkin nampaknya ke Indonesia sedang dalam urusan bisnis. Seorang wanita berkulit putih rambut pirang yang hanya berpakaian tank top celana jins sepatu kets dg tas carrier di punggungnya, hm… backpacker mungkin. Gw perhatiin toko-toko di sekitar, atau café, ato satu satunya toko buku di situ. Gw berdiri, jalan memasuki toko buku. Yang gw liad pertama,harga buku. Beeuuh, mahal yah, tapi gak ada tu di toko buku biasa (pengen beli inget kantong). Ketawa ketawa sendiri liad judul-judul buku yang ada di salah satu corner. Yang jadi perhatian gw salah satunya adalah, “101 things to do before you ‘re old and boring” haha, penasaran gw isinya apa. Gw puter-puter, baca-baca beberapa buku, dan kemudian keluar meninggalkan toko buku. Gw berhenti sejenak waktu liat ada tulisan ini,” Alat Pacu Jantung – Automatic External Defibrilator” trus gw tengok-tengok di sekitarnya, mana? Mana? Gw cari-cari, kagak ada. Lah, pie to iki?? Aturan kan AED tu ditempetin ditempet terbuka dan mudah diambil, eh, ini malah gak ada (oooh, mungkin disimpen di lemari yang digembok yang kuncinya dibawa sama kepala bandara,soalnya harganya ratusan juta.. keburu pasiennya mati).
Gw
jalan-jalan lagi, ampe akhirnya mutusin masuk gate 1-2 tempet pesawat gw
berangkat. Duduk diem di salah satu bangku menghadap dua orang lelaki muda (4-6
tahun dibawah gw), yang satu sibuk maen hape yang satu sibuk baca al quran. Gw
perhatiin ada logo Indonesia di dadanya, berpakaian hitam-hitam, tas punggung
sama serupa, analisa gw, muslim sasak, anak pondok pesantren entah dimana, otw
pulang kampong. Lagi asik-asik merhatiin
orang, tiba2 ada orang duduk di sebelah gw, cowok yang nampak sebaya ama gw.
Gara-gara ada pengumuman pesawat kami yang delay itu lah percakapan gw ama
doski dimulai. Entah mulai ngobrolin apa, lebih basa basi sih, mo kemana, dari
mana, kuliah dimana, hingga obrolan nyecer kemana-mana. Simple cerita, doski
asli orang Lombok (campuran sih, jawa-lombok) rumah di Lombok, tapi dari kecil
sekolah di jawa, mulai ikut pondok pesantren di daerah jawa timur, truz smp-sma
di Assalam Kartasura, lanjut kuliah S1 Psikologi (angkatan 2008) di salah satu
universitas ternama di Malang. Dan sekarang lagi pulkam ke Lombok buat kerja.
Serunya, tanpa sadar kita udah ngobrol banyaak banget, apa aja diobrolin,
ngobrolin kegilaan gw yang pertama kali mo naek gunung, ngobrolin tentang doski
sendiri yang ternyata anak gunung dan udah menjelajahi banyak gunung di jawa
terutama jawa timur, ngomentarin orang-orang yang lalu lalang, ngomentarin anak
kecil yang ribuuut banget ngurusin aquarium yang ada didekat kami, apa aja.
Bahkan tanpa sadar, qt belum kenal nama satu sama lain. baru gw berinisiatif
kenalan waktu di pesawat. Doski udah jalan duluan di depan, gw yg masuk pesawat
belakangan nemuin doski duduk di sebuah kursi,
stranger(udh duduk di sit nya)," hey..no bangku brp?"
gw,"07a..
eh belum kenalan. tutut.." (sambil njulurin tangan,tersenyum)
stranger(membalas senyum n menjabat tanganku)," bayu..."
gw tersenyum, lanjut jalan mencari kursiku
sendiri. Nice moment.
-it's fun to say hello with stranger who in the end he's not
stranger anymore-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar