Cerita Kerinci : day 3-4 : setelah setahun vakum mendaki (part 1)
3 Mei 2015
Berawal dari R10, bersembilan
orang kami (gw, berry, kak essa, kang usman, kak yanti, kak adhie, firman, dan
dua porter kak ade, dan kak rully) memulai pendakian kami tepat pada pukul
10.00 wib waktu indonesia bagian kerinci. Udara yang segar, pemandangan yang
hijau, cuaca yang cerah , dan puncak yang terlihat anggun dari kejauhan menjadi
penyemangat kami pagi itu. Berharap semoga seperti ini hingga beberapa hari ke
depannya.
Sekitar pukul 02.00 dini
hari kawan-kawan kerinci tiba di homestay paiman. 12 jam lebih lambat dari
waktu yang seharusnya. Baru kali ini ngrasain mengkhawatirkan orang yang bahkan
belum saja dikenal. *Thx God mereka sampai dengan selamat.
r10 |
Target
perjalanan kami hari itu adalah shelter 2, bermula dari pintu rimba, pos 1, pos
2, pos 3, shelter 1, hingga mendirikan tenda bermalam di shelter 2. Jarak antara pintu rimba menuju pos 1
tergolong dekat dengan medan yang masih tergolong datar, 30-40 menit waktu yang
dibutuhkan dari pintu rimba hingga tiba di pos 1 (bangku Panjang 1889 mdpl).
dari pos 1 menuju pos 2 (Batu Lumut, 2020mdpl) pun memiliki medan yang tak jauh berbeda
dengan jarak dan waktu tempuh yang tak jauh pula. Dari pos 2 berlanjut ke pos 3
yang memiliki medan yang lebih dan makin menanjak. Hanya beberapa kali dapat
‘bonus’ jalanan datar dan turunan, tapi lebih banyak didominasi dengan medan
yang terus dan makin menanjak. Butuh waktu sekitar 40 – 50 menitan untuk tiba
di pos 3 (pondok Panorama, 2225 mdpl).
pos 1 (bangku Panjang 1889 mdpl) |
pos 2 batu lumut |
pos 2 batu lumut |
Sejenak
beristirahat di pos 3 ( menselanjorkan kaki, menegak air, dan sedikit mengisi
perut dg cemilan alam a.k.a belajar
mengenal pepohonan yang bisa dimakan *coached by berry), kami berlanjut menuju
shelter 1. Medan dari pos 3 menuju shelter 1 terasa semakin menanjak. Semakin
kurang ‘bonus’ nya, meski tak sebecek dari pos 1 ke pos2/3. Nafas gw mulai
terasa terengah. Agak menyesal karena gak terlalu banyak melakukan persiapan
fisik sebelum pendakian *hueef, besok2 harus lebih sering jogging lagi.
pos 3 (pondok panorama 2225 mdpl) |
pos 3 pondok panorama |
poh-pohan |
minuman rasa |
shelter 1 |
Di shelter I tim memutuskan
untuk beristirahat, menyantap makan siang dan sedikit lebih lama untuk
beritirahat. Ternyata makan siang saat kelaparan itu lebih terasa nikmat.
Nikmatnya, subhanallah sangaat. Dari shelter I, kabut mulai turun, dan udara
terasa semakin dingin. Brr, gak dingin banget si, tapi lumayan lah desiran
anginya..*hoho
Dari shelter I kami
melanjutkan perjalanan menuju shelter II dengan target sebelum matahari
terbenam kami sudah tiba di shelter
II. Jarak antara shelter I menuju
shelter II kurang lebih sama jauhnya dengan dari R10-shelter I, dengan jalur
yang, hhhm, bagaimana gw menjelaskannya, capekkkkk.. (meski sebenernya gak
boleh lah ya bilang capek, hoho. Dengan jalur pendakian yang semakin sempit,
curam, harus mengangkat tungkai lebih tinggi dari sebelumnya. naik, naik ke
puncak gunung, tinggi nya gak ampun ampunnn...
jalur bonus, yg cuman pendeeeeek bgt |
jalur yang curam, sempit,
dihimpit oleh batuan-batuan berlumut, yang lucky us nya adalah kami mendaki
saat tak hujan. Hooh, tak bisa dibayangkan kalo trekking saat hujan, pu licin
apaaa eee. Daan waktu tiga jam yang ditargetkan ntuk ditempuh dari shelter I
menuju shelter II ternyata bukanlah waktu yang singkat. Apa lagi dengan medan
yang sedemikian sempurna untuk terus terengah. Gw yang berada dibelakang kak
Ade, mulai terasa sering tertinggal langkah. „gimana mbak tutut?? Masih semangat?’tanya kak ade di depan. „hm... masih kak”meski dengan nada berat.
Gw liad ke belakang, temen-temen makin tak nampak. Bukan bermaksud untuk
meninggalkan melainkan sesuai kesepakatan di awal,”jangan jalan sendiri, untuk di awal, kita akan jalan bareng-bareng,
tapi nti selama perjalanan ya menyesuaikan speed masing-masing. Kalo dah capek,
istirahat. Pokoknya, sampe di tiap pos kita harus tunggu yang lain. Bang ade’
jadi leadernya, gw yang jadi seweepernya”tbegitu kata berry gw teringat di
awal. , sehingga gw menyesuaikan langkah kaki dengan ekmampuan gw sendiri, dan
mungkin karena cuman bawa daypack yang
berisi perlengkapan pribadi (sleeping bng,raincoat,jaket tebel,sama sedikit
snack dan air putih) jadi lumayan bisa ngikutin langkah kaki yang paling depan.
Meski dengan sedikit banyak tergopoh. Hehe. Tapi beneran deh, trekking sama
temen yang asik tu bikin rasa lelah cepet hilang, meski pake adegan berantem
berantem segala *haha, seru, seru lah pendakian kali ini.
Sekitar pukul 17.30 an gw ama
kak Ade sampe di shelter II. Awalnya mo berhenti saja di shelter II bayangan
lantaran dapat kabar kalo shelter II penuh (dari pendaki yang turun). Tapi
karena dirasa tanggung klo hanya sampe di shelter II bayangan, kami tetap
menuju shelter II. Dan ternyata benar,
shelter II yang bukan merupakan daerah yang lapang, dan hanya memiliki satu dua
area lapang yang tiap areanya hanya bisa didirikan dua hingga tiga tenda, sudah
banyak didirikan tenda. Satu, dua, tiga, tenda nampak sudah berdiri tegak disana.
Cuaca semakin dingin, kabut semakin banyak, senja semakin dekat, dan hujan
rintik mulai datang menerpa. Kak Ade mulai cari-cari tempat untuk dipasang tiga
tenda untuk kami bersembilan, dan didapatlah satu lapang yang mungkin cuman
berukuran 5x5m?? Dan sedikit agak miring. Buru-buru kami mendirikan tenda yang
kak Ade bawa.”sini kak ade kubantu bikin
tenda. Tapi bantu ajar e. Sa su lupa bikin tenda jadi,”siiip”kata kak ade sambil mulai susun rangka-rangka tenda. Dan
dalam waktu tak lama, kami berhasil mendirikan satu tenda.”yeiy...”,
langit mulai gelap, dan
kawan-kawan belum satupun ada yang menampakkan diri. Rencana mula mo menyiapkan
minuman hangat dan makanan pun batal lantaran ternyata di keril kak ade gak ada
satupun gas untuk menyalakan kompor *hedeeeh.
Dari komunikasi ht ternyata kawan-kawan masih belum sampai di shelter II
bayangan. Kak Adhie ngDrop (dr sejak awal emg krg fit), dan yang lain juga
kelelahan sehingga langkah mereka makin melambat. Keputusan lain pun diambil,
gw tetep stay di shelter II, dan kak Ade kembali turun untuk jemput temen-temen
yang lain yang masih dibawah. Lumayan agak lama nunggu kak ade dan kawan
lainnya. Hujan rintik semakin deras (meski gak deras deras banget si), dan
temen-temen belum juga muncul. Khawatir terjadi sesuatu dengan yang lain di
bawah, apa lagi langit sudah gelap, pasti lelah menjadi semakin terasa, dengan
medan yang sedemikian rupa. Tapi gw yakin temen-temen pasti sampe dengan
selamat. Beruntung, sembari nunggu mereka, tenda tetangga mau dengan baik hatinya
minjemin (lebih tepatnya ngasih si), gas mereka untuk sedikit manasin air dan
bikin mie (denganbarter sebungkus coklat). Biar temen-temen yang sampe bisa
langsung menegak yang anget2, dan bisa langsung maem. Dan, setelah menunggu
dengan kegundahan dan kegelisahan dalam gelap dan rintiknya hujan *halah, apalagi ni, akhirnya kak ade muncul,
bareng kak usman, dan kak essa, dan kemudian tak berselang lama disusul kak
yanti, kak adie, kak rully, firman, dan kak berry as sweeper. Ngliat mereka
setelah sekitar 30menit menunggu itu rasanya lamaaa banget.tapi terharu waktu
liad mereka, seneng aja, akhirnya semua sampe dengan aman.. buru –buru pasang 2
tenda yang tersisa, nyiapin makan malam, bikin yang anget-anget dan tidur. Dan
setelah sekian lama gak pernah bikin nasi goreng, pertama kali ini gw coba
bikin nasi goreng, mbikinin bt temen-temen pula. Dan kata temen2,”asiiin...” kalo inget ekspresi muka
kecut kak essa yang baru sesendok nyuap nasi goreng kemulutnya, pengen garuk2
kepala. Pasti horrible banget deh rasanya ^^” (hehe, namanya juga usaha).
Malam itu, sebenarnya cuaca
cerah sangat. Sedang bulan purnama dan bertaburan bintang, meski angin
berhembus cukup kuat. Tapi hampir sebagian besar memutuskan untuk segera
memejamkan mata. Kak adhie dan kak yanti yang sejak dateng bahkan udah langsung
bebungkus kantong tidur, hanya bangun sebentar untuk mengisi perut, dan lanjut
tidur lagi. Firman pun demikian, memilih tidur dengan hanya berbekal perut
berisi roti (gak nunggu masakan matang. Ah, tapi gak papa, daripada ngrasain
nasigoreng horrible gw,haha). Gw
sendiri, memilih untuk tidur. Gak kuat dengan dinginnya, dan sedikit tau diri,
kalo memaksakan diri menikmati malam yang indah itu, gak yakin fisik gw cukup
kuat untuk summit keesokan harinya ^^. Malam itu, hanya berry, kak Rully, dan
kak ade’ saja yang cukup lama spending waktu di luar untuk menikmati langit
kerinci di shelter II dengan seduhan coklat panas ‘Hot Cocoa’ andalannya berry.
Malam yang panjang, dengan
badai yang luar biasa di luar sana. Itu yang gw rasa. Angin begitu kencang
berhembus membawa hawa yang semakin dingin di dalam tenda. Hanya berdoa semoga
gak hujan dan badai lekas berlalu *badai pasti berlalu koq kata tete
Chrisye^^.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar