Cerita Kerinci : day 5 : Danau
Gunung Tujuh
5 Mei 2015
Badan remuk redam, kaki kaku
kram, berjalan pun menjadi tak karuan, terpincang-pincang. Efek dari dua hari
trekking Kerinci. Hhooh, sungguh, buat jalan dari kamar kami yang berada di
lantai dua ke ruang makan homestay yang ada dibawah saja rasanya jaauuuuh bgt.
Haha. Tapi perjalanan belum berakhir. Hari ini kami akan menapaki gunung
berikutnya. Gunung anak tujuh, dengan targetnya danau gunung tujuh. Dulu sih
kata orang-orang belum lengkap kerincinya kalo belum ke gunung anak tujuh.
tugu macan |
Setelah bermalas-malas, dan
berlambat-lambat, dan sebentar mampir di tugu macan yang jadi icon nya kresik tuo dan kerinci, sekitar pukul 09.00 kami melaju. Butuh waktu sekitar 30 menit
dg bermobil untuk bisa sampai di pintu masuk pendakian gunung anak tujuh.
Setelah melapor dan membayar uang retribusi, kami memulai trekking kami.
Berenam, gw, berry, kak yanti, kak essa, usman, dan firman, minus kak adhie
yang sakit, dan terpaksa harus bedrest tergantung infus di homestay paiman.
menu makannya kak adhie yg sakit di homestay |
jajan di SD depan pintu masuk danau gunung tujuh |
Cuaca di hari selasa siang itu
sangat cerah untuk pendakian. Berry sang kapten memberikan briefing sebelum
pendakian.”jalurnya santai koq. Gak
terlalu terjal seperti kemaren. Abis sampe puncak, baru trekking menurun ke danau
gunung tujuh”kata berry. Kami menyimak santai. Pun lantaran sudah capek
trekking dua hari kerinci, kami lebih memilih jalan santai menapaki jalur yang
ada. Meski tak seterjal dengan trekking di kerinci, tetep aja, jalurnya naek,
naek, ke puncak gunung. Tanpa ada jalur datar dan bonusnya sama sekali
syalala..... ditambah dengan fisik yang terkuras, bahkan dengan medan yang gak terlalu
berat pun terasa ngos-ngosan.. hossh, hosh. Tapi entahlah, pendakiannya terasa
lebih menyenangkan, pun mungkin karena beban tak ada, dan lebih banyak bercanda
sepanjang perjalanan.
medan padang rumput di awal trekking |
trek mendekati danau gunung tujuh |
Setelah sekitar 3 jam
perjalanan kami tiba di puncak dari gunung tujuh (2735 mdpl). Gak kayak puncak
si, cuman dataran yang agak luas yang ditutupi oleh rimbunan pohon yang tinggi
yang merupakan titik tertinggi dari gunung tujuh. Beristirahat sejenak, kami
melanjutkan trekking menurun menuju danau, dengan trekking yang lebih pendek,
hanya sekitar 30 menit. Daaan, sampailah kami di danau gunung tujuuuuhh...
yeeeiyyy!!!
Danau gunung tujuh dinamai demikian
karena dikelilingi oleh 7 gunung disekitarnya, yaitu gunung Hulu Tebo (2525
mdpl), gunung Hulu Sangir (2330 mdpl), gunung Madura Besi (2418 mdpl), gunung
Lumut (2350 mdpl), gunung selasih (2230 mdpl), gunung Jar Panggang (2469 mdpl),
dan gunung Tujuh itu sendiri (2735 mdpl).
Cuaca mendung siang itu,
menjadikan suasananya dingin sendu sendu gimanaaa gitu. Berry pun menggelar
flysheet yang dibawa, menyiapkan makan siang, dan tentu saja, coklat panas
andalan Hot Cocoa, selain teh-teh panas lainnya untuk kawan-kawan. Berasa
seperti sedang pesta kebun, hoho.
Sekitar pukul 18.00 atau dua
jam trekking dari danau gunung tujuh, kami tiba kembali di pintu masuk danau
gunung tujuh. Fyuuh, perjalanan santai sehari yang menyenangkan, dengan banyak
canda dan cerita. Sekali lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar