Cuap Cuap PTT part 2 : Day by Day
Minggu, 25 agustus 2013 - Spageti Siram Saus Rusa &
akhirnya gw jadi orang Taja!!!
hari
kesekian PTT di puskesmas Taja dan setelah hampir tiga bulan gw ngidam-ngidam
makan daging rusa, akhirnya si rusa itu datang. Semangkuk daging rusa kami
dapat dari suster Sumi yang itupun hasil pemberian (entah siapa) dari seseorang
yang lepas berburu rusa. Jingkrak kegirangan gw waktu dapet semangkuk daging
rusa ini. Gimana kagak? Wong kata masyarakat di Yapsi, rusa merupakan salah
satu hewan berburu popular dan banyak berkeliaran di Yapsi. Meski sudah tak
sebanyak dahulu, rusa masih saja menjadi hewan buruan yang paling dicari dan
mudah dicari di Yapsi. Makanya, kata banyak orang juga, belum jadi orang Yapsi
kalo belum makan daging rusa. Berbulan bulan gw nunggu datangnya daging rusa,
tapi memang orang lagi jarang berburu, gw pasrah, kalo memang jodoh juga pasti
ketemu (*apaan sih?). hingga akhirnya gayung pun bersambut, yang diharapkan pun
datang, daging rusa menghampiri kami siang itu. Tapi ada satu pertanyaan yang
mengganjal, satu pertanyaan yang muncul karena daging rusa datang dalam keadaan
yang tak sepenuhnya kami harapkan. Bukannya daging rusa yang sudah diolah
melainkan daging rusa yang masih mentah. Doenkkk…! Cukup lama kami termenung,
bingung, cuman senyum-senyum sambil memandang daging rusa yang ada dihadapan
kami. bukan masalah apa-apa, cuman kami berdua ini nona2 yang masak sayur aja
masih belajar, begimana mengolah daging rusa yang makan daging rusa yg matang
pun gak pernah?? Cukup lama kami berpikir, me’nunyuk2’ si daging, berdiskusi,
garuk-garuk kepala lagi, senyum senyum lagi.
Hingga akhrinya Gw angkat bicara,”gimana
kak? Ko su pernah makan daging rusa to?”, bidan Ati jawab,”su lama yaa…”. Gw,”baru, ni mo dibikin apa?”, bidan Ati,”ah, sa tra tau ya… sa tra pernah masak daging jadi… kira2 enaknya
dimasak apa kah..?”, gw,”hmm… apa
ya?? Masak biasa aja kali, anggep aja kayak daging biasa gitu..”. bidan Ati,”masak daging kayak biasa tu gimana? Sa tra
tau ya masak daging. Kalo ko suruh sa masak sayur sama ikan sa tau cara. Orang
palopo su biasa masak ikan jadi…”. Gw,”hm..
bisa dimasak macem2 si, santan bisa, bumbu pedas tumis bisa, bumbu kecap bisa,
dibikin tongseng bisa… goreng juga bisa..” kata gw rada sok tau. Ya tapi
emang gitu2 aja kan? Kak Ati cuman ketawa, “ah…
sembarang sudah..”. gw,”hm.. ok, kita
bikin bumbu kecap saja sudah e..” yang cuman dijawab angguk2 sama kak Ati.
Dan Done! Ok, gw putusin untuk mengolahkan dengan bumbu yang dasar2 aja. Yah,
anggep aja sama kayak ayam, sapi, ataupun kambing dan bidan Ati siap menjadi
asisten gw. gw siapin bahan-bahan yang cuman pake Bombay, bawang merah, merica,
garam, dan kecap. Daann… ditambah perasan jeruk nipis biar terasa ‘ala’
paloponya (*fact: orang palopo dan orang toraja ato mungkin juga orang Sulawesi
pada umumnya itu hampir di seluruh masakannya ada perasan jeruk nipis, sambal,
dan gak lepas dengan ikan asin!). tumis-tumis, icip-icip, tambah bumbu,tumis
lagi, icip lagi, dan Done! Setelah saling baku icip agar rasanya pas diantara
lidah kami berdua dan daging dirasa su cukup matang, masakan daging rusa kami
hidangkan. Di siang hari yang panas di taja, kami sajikan daging rusa pertama
bikinan kami… well, not bad lah untuk seorang pemula macam kami… this is It!!!
Senin,
2 September 2013 - 3 month as a’dokter PTT’
Apa yang ada dalam pikiran anda mendengar kata ‘Dokter
PTT’’?? hutan?pedalaman? pengabdian? melakukan tindakan2 medis yang extreme?
Terancam dibunuh sama orang suku karena bikin mati warga? Haha… klise! Klise
dan terlalu lebay. Ok, untuk tindakan2 extreme sih conditional ya.. diancam
dibunuh kepala suku, hm sepersekian persen kejadian deh. pengabdian? Ok,
sedikit sih, tapi kami kan digaji juga ya. Bagi gw, definisi dokter PTT tu
balik ke personalnya masing-masing, dan tergantung daerah penempatannya juga,
tingkat ke’ekstrim’an hidup juga beda-beda, makin terpencil ya jelas makin
ekstrim. Enak gak enaknya, bergantung yang jalanin masing-masing, dan bagi gw,
dokter PTT adalah menikmati hidup dengan cara yang berbeda. Dengan segala
keterbatasan yang ada, gw belajar tentang hidup, karena bagi gw, dokter PTT tu
tak sekedar bekerja sebagai dokter, melainkan bekerja sebagai sekaligus belajar
menjadi - manusia yang seutuhnya (020913)
Jumat, 27 september 2013 - toktoktok
suara spatu
Jumat 27 september 2013 pukul 10.00 wip (waktu Indonesia
bagian papua). Taja diguyur hujan setelah beberapa hari terik matahari
mendominasi pagi. Hujan yang membawa senyum karena itu berarti sumur tak dangkal
lagi dan kami bisa menampung banyak air bersih. Puskesmas libur seperti
hari-hari jumat sebelumnya, tapi bukan berarti tra da pasien yang datang. Hujan
pun tak menghalangi satu dua pasien berdatangan untuk berobat, entah karena
sekedar demam, panas dingin, batuk pilek, mencret, ataupun hal yang darurat
seperti patah tulang. Sudah sedari pagi gw bolak balik dari rumah dinas ke
puskesmas untuk melayani pasien yang satu dua datang bergantian di sela
kesibukan gw berkutat di dapur dengan Tina teman serumah gw. Dari pagi berganti
siang, dari masak berganti malas-malasan hingga tibalah satu pasien ini tiba.
Seorang mama yang datang dari kampung sebelah membawa anaknya yang demam tinggi
dan batuk. Lepas periksa, gw suruh pasien tunggu di kursi tunggu dan sembari gw
meracikkan obat untuk si anak. Tra da yang istimewa dari penyakit si anak. gw
asik dengan memasukkan beberapa obat,menumbuknya, membuatnya menjadi puyer, dan
membaginya dalam beberapa bungkus sembari sedikit bersenandung dan mengkhayal.
Hingga tiba-tiba khayalan gw berhenti mendengar senandung yang ada di ruang
tunggu.
Ade’kecil,”kring
kring ada speda.. speda ku roda tiga, kudapat dari ayah karna rajin belajar,
kring kring kring ada spatu….” (diam lama…). Gw denger kakak si pasien asik
bersandung sembari menunggu. Baru deng ulang lagi,” kring kring ada speda.. speda ku roda tiga, kudapat dari ayah
karna rajin belajar, kring kring kring ada spatu…..” gw ngerasa ada yang
mengganjal. Telinga gw makin nyimak. Si bocah berulang kali menyanyikan lagi
yang sama tapi terpentok kata “spatu..” ah, dorang tra hafal lagu ini. Baru,
kemudian berganti gw denger deng pu mama angkat bicara,”ah… bukan begitu obet… begini…”tok tok tok suara spatu… spatuku………..
kudapat dari ibu, karna rajin membantu ibu…”gw tersenyum denger deng pu
mama mencoba kasih bantu ajar menyanyi tapi ternyata deng juga tra hafal.. gw
denger lagi mama menyangi,”tok tok tok
suara spatu… spatu………(nada mama berhenti sampaiiii kata spatu, baru mama
juga lupa lanjutannya), deng lanjut saja,”
..kudapat dari ibu, karena rajin membantu ibu, kring krinbg kring ada speda
spedaku roda tiga kuddapat dari ayah, karena rajin bekerja..” kata si mama
akhirnya menyelesaikan nyannyiannya meski tidak sepenuhnya untuh, daan salah.
Gw tersenyum, nahan ketawa. Gw denger si kk masih cuek, meski dorang tra hapal
lagu, dorang tetap saja bersenandung sembari bolak balik di ruang tunggu dengan
bait yang ‘kring-kring suara spatu” saja…”kring2
ada speda speda ku roda tiga kudapat dari ayah, karena rajin belajar..” berulaaang
kali tanpa menyebut tak-tok suara spatu.
Dan akhirnya racikan
obat gw kelar, gw kasih ke mama sambil menjelaskan aturan pemakaian obat. Lepas
itu baru kubecandain si kk,” hayoo… siapa
tadi yang nyanyi kring2 suara speda?”, si kk cuman diam senyum2 malu. Gw tanyain,”jadi giman tadi nyanyinya…?” dorang
masih senyum2 malu. Truz gw yang udah duduk di sebelah dia bersenandung,” gini nyanyinya… tok tok tok suara spatu,
spatuku kulit lembu, kudapat dari ibu, karena rajin membantu..” gitu too..
si adek tersenyum, mama cuman ketawa sambil gendong deng pu anak yang sakit.”truz lanjutnya gimana??” Tanya gw,” kring-kring kring suara??” kk jawab,”speda..”, gw tersenyum, melanjutkan,”spedaku roda..?” si kk jawab lagi,”tiga..”, gw,”kudapat dari ayah karena rajin???”, kk,”belajar…”… jawab si anak tiap gw tanyain lanjutan nyanyinya. Gw
tersenyum,”ih… pinter..” baru kami
nyanyi bareng ngulangi satu lagu itu… gw tersenyum, baru kali ini gw periksa
pasien sambil ngajarin nnyanyi… lucu juga kalo inget moment ini gimana gw
ngajarin anak dan mama nyanyi lagu ‘tok tok tok suara spatu..” haha (10.00 wit)
Selasa,
1 Oktober 2013 : Tired
(11.59 wit)
Kamis,
3 Oktober 2013 : Getting Old
Ketika rasa takut untuk tua dan membuncit melanda. Hah,
hiduup, namanya juga hidup. Yang penting sehat dan bahagia…. :) (09.00 wit)
Minggu,
6 oktober 2013 : Pi telepon
Hari minggu yang itu
berarti waktunya bermalas-malasan, bangun siang, bebersih rumah, masak
seadanya, dan pigi menelepon. Aha! Ini yang paling gw suka di hari minggu,
pergi menelepon. Karena di tempat kami masih belum ada sinyal, dan listrik
hanya menyala 6 jam (dari jam 18.00-00.00), waktu luang kami sempatkan untuk
menelepon. Menelepon dimana? Di suatu tempat di sana yang dalam luas are
sekitar 4x5meter terdapat sinyal. Itupun posisi hp harus strategis dan tra
berubah, kalo bergeser sedikit, sinyal bisa hilang. Nah lho… tapi itu juga
serunya, dalam seminggu, sekali kami pergi menelpun. Cari posisi yang pas,
menyalakan hp, pasang headset / earphone, dan menunggu sinyal masuk, nol, satu,
dua, satu dua, meski sinyal hilang timbul, cukuplah bt telepon dan sms. Pun
meski kadang suara terputus, dan gak jelas, lumayaan laah, untuk daerah yang
tak bersinyal ini. Senang dapat kabar dari bawah (baca: kota,red), cerita2
dengan keluarga dan kawan di Jawa, cukup banyak mengobati rasa rindu. Meski
kadang jengkel, su setengah mati kitong cari sinyal, su telpun berkali2 tra di
angkat, sekalinya diangkat, putus2, truz pulsa langsung habis… auoooo… tapi
seru, lucu! Apalagi telepon di tempat umum, dan semua orang berteriak2
berbicara di telepon masing2, no privacy, semua orang bisa dengar apa yang kita
bicarakan, tapi itu juga bagian serunya. Denger emak2 telpun anaknya di kota,
denger kawan telepon pacenya sayang2nya, kangen2nan, ato denger orang yang cuman
teriak,”ha?apa?”, “ha?halo?”, “ya??putus2 ni?” lalu kemudian terputus dan
kemudian umpatan keluar dari mulut seseorang, itu lucu! Sungguh lucu…
-satu cerita yang
tersisa dari Taja- 17.56wit
Selasa,
8 Oktober 2013 : Never Ending Papeda
Udah hampir seminggu ini kitong makan papeda terus. Almost
everyday! Setiap hari pasar, setiap ada ikan, setiap ada Bandar (yg mo bayarin
beli ikan), pasti kitong makan papeda. Dan seninya dari Papeda adalah
bersenang-senang makan bersama. entah kenapa, papeda terasa sangat nikmat,
apalagi disantap beramai ramai… nikmatnya luar biasa. that’s why I Love Papeda,
mulai dari belajar telan papeda, bikin sagunya jadi papeda, sampe bikin sayur
ikan kuah kuningnya, sampe pada akhirnya jadi santapan siang sehari hari… I
love It. Nyummi! *sambilLirikPerutyangMakindanTerusMembuncit *kenyaaanggg
(episode makan papeda
sama 'kacang ijo')
Papeda Ikan Kuah Kuning
Bahan
:
Sagu
Air panas
Ikan segar (paling ok, ikan ekor kuning), beri perasan
jeruk nipis dan garam biar segar
Kemangi
Cabai segar
Sayur mayur : kacang panjang, kangkung, bayam,
Bumbu
yg dihaluskan:
Bawang merah
Bawang putih
Ketumbar
jahe
Kunyit
Garam
Lengkuas digeprek
Sambal
kacang:
Bawang merah
Bawang putih
Cabai
Tomat
Terasi yg dibakar
Kacang goreng
garam
Cara bikin kuah kuning :
1.
Tumis
bumbu yang su dihaluskan dalam minyak panas hingga wangi, tambahkan lengkuas
geprek, lalu masukkan air (yg banyak)
2.
Setelah
air mendidih, masukkan ikan, tambahkan garam, gula, penyedap secukupnya
3.
Setelah
ikan nampak matang, masukkan kemangi, cabai segar, angkat.
Cara bikin papeda :
1.
Dalam
baskom, bersihkan sagu, kemudian beri air biasa secukupny dan sedikit perasan
jeruk nipis agar tak terlalu bau.
2.
Masak air
hingga mendidih, setelah mendidih, tuang air ke dalam baskom yang berisi sagu
hingga sagu nampak mengental. Kemudian dengan cepat aduk sagu dengan sutil kayu
hingga sagu yg keruh menjadi ‘lem’ yang bening. Jika su nampak rata dan tra da
gumpalan itu berarti sagu su jadi papeda
Sayur Pelengkap:
1.
Bisa
bikin bayam bening (rebus air hingga mendidih, masukkan bawang merah yg su
diiris, masukkan bayam, beri sedikit garam dan sajikan)
2.
Bisa juga
bikin sayur rebusan (air mendidih, masukkan kacang panjang, terong, sawi,
bayam, ato apapun yg bisa dimasukkan, beri sedikit garam, tiriskan)
Sambal kacang :
1.
Haluskan
semua bahan… jadi deh
Cara makan : (pliz, masak cara makan aja ditulis)
1.
Letakkan
kuah kuning yang banyak di piring/mangkok
2.
Lalu
ambil papeda dg garpu papeda ke dalam kuah
3.
Tambahkan
ikan, sayur2, sambal, plus perasan jeruk nipis (lagi)
4.
makan dehhh!!
(tolong ya, yg baru pertama kali makan papeda, papeda bukan untuk dikunyah,
tapi langsung ditelan..)haha
Rabu, 9 oktober 2013 : Spagetti Kuah
Taja
Lapar menyerang di
senja hari setiba kami di rumah dinas sepulang jalan-jalan ke Jug. Aih… bahkan
ke Jug pun bisa jadi acara yang menyenangkan, menghilangkan penat ke perkebunan
kelapa sawit di sinar mas yang ternyata full sinyal… lapar menyerang tapi tra
da bahan untuk dimakan, bahkan dimasak. Maka, jadilah kami memasak menu ini,
menu yang selalu jadi andalan di kala lapar menyerang, di saat senja, kala
hujan mengguyur deras, Spageti Kuah Taja! Nyummi….
Spageti Kuah Taja.
Bahan :
Spageti
Bawang putih
Merica
Garam secukupnya
Jeruk nipis untuk penyegar
Sayur mayur : sawi, wortel, kentang, kubis.. terong pun
jadi, tahu pun jadi, kacang panjang pun jadi, pokoknya apa yg ada dimasukin aja
Telur
Pelengkap : bawang
goreng, tomat, cabai segar
Cara
:
1. Bersihkan spageti, masak setengah matang dalam air
mendidih, tiriskan.
2. Tumis bawang putih dan merica yang su dihaluskan dalam
minyak hingga harum, tambahkan air, dan biarkan mendidih
3. Setelah mendidih, masukkan kentang dan wortel hingga agak
lunak
4. Selanjutnya spageti yang su dimasak setengah matang
dikasih masuk, tambah garam dll secukupnya hingga dirasa pas
5. Masukkan telur, sawi, tambahkan pelengkap cabai yg su
dipotong2 dan tomat.. matikan kompor
6. Hidangkan dengan perasan jeruk nipis (biar terasa timur
nya..) dan.. nyummi!! ^^
*satu yang khas dari Spageti kuah Taja kami adalah ketika
ada daging rusa, spageti kami sajikan dengan daging rusa yng ditabur
diatas (macam ayam taburan di mie ayam).
Daging rusa/sapi/kambing yg su direbus, dimasak dg Bombay+bumbu
halus(bawangmerah,pala, mrica)+kecap dll, baru dicincang atau dipotong kecil. Disajikan
diatas spageti kuah dimakan sore2 pas hujan2, aih, sedaaappp….
Sabtu,12
Oktober 2013 : Night Market (*halah,
pasar malem aja sok2 inggris!)
Ongan Jaya, Taja. Satu satu daerah transmigrasi di papua.
Di sinilah nusantara kecil kami berada, jawa, nusa tenggara, Sulawesi, Sumatra,
ataupun warga asli papua, ada semuanya di sini. nusantara kecil di tengah hutan
belantara papua.
Selasa, 15 oktober 2013 : Idhul Adha
Pertama kalinya merayakan hari besar di Taja, Idhul Adha
dengan versi Taja. Dan gw langsung terbengong bengong dengan hantaran yang
datang dalam sehari. Rusa, Ayam, Sapi,
dan Kambing. 4 daging yang tersaji dalam 5 menu : Rusa Bumbu Merica dari pak
mantri Dardi, Ayam Opor dengan Burasnya dari suster Nani, Rawon Sapi dari
kakKies, dan sebungkus daging sapi dan daging kambing mentahan dari masjid yang
akhirnya gw bikin Selat Solo versi
sendiri. Buncit, buncit dahhh ^^
Sabtu, 2 November 2013 :
You can’t always count on other. You must count on ur
self, and everything is gonna be okay…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar