Jalan-jalan PTT : Demta by S*nar M*s ’s dump truck
di suatu minggu yang malas
kala teman serumah masih terlelap dan gw lg sibuk berkutat di dapur dengan
ekperimen nasi kuning gw. kakMartha tetangga komplek puskesmas tiba2
menghampiri gw dan menawarkan sebuah ajakan, “dok, mo ikut ke Demta
kah? Kitong mo jalan-jalan ke Demta ini.”. gw,”demta? Apaan tu kak? Dimana tu? Naek apa? Sama sapa aja?” kata gw bingung karena tiba2 ditawari ajakan jalan.
kakMartha,”ah, demta itu dekat saja,
sa saja sama pace, kitong mo ikut sa pu om sambil antar kernel klapa sawit”. Gw masih penasaran,”emang di demta ada apaan kak?’, kakMartha,”demta tu dermaga nya s*nar m*s dok, ada pabrik S*nar
M*s, ada pantai, ada air terjun.”
Gw,”ha?iya
kah?sungguh? ada air terjun? Wah, pantai?? su lama tra liad air pantai…ah,
boleh sudah. Sa panggilkan tina sama ati dulu, dorang masih tidur jadi”. Kata gw antusias karena mo liat pantai dan air
terjun, hehe. Gw teriakin tina ama ati dari dapur karena dorang2 masih asik
tidur.” Woy… bangoooon, su pagi ini… ah, macam mana ini nona2
jam 8 tapi belum bangun. Ayo bangun!!kitong mo ke pantai ini… tempo kaaahhh..” kata gw bangunin anak2. Tina malas bangun, ati meski malas akhirnya
bangun dan menurut saja. Dan karena su agak siang dan perjalanan lumayan agak
jauh (ternyata), kami buru-buru bersiap. Lepas nasi kuning gw jadi, gw ganti
baju, sikat gigi (tanpa mandi), dan berangkaaatt!!!!
Truk yang dimaksud su menunggu kami di depan puskesmas bersama drivernya,sebut saja namanya,Nico. Om Nico, orang timur saudaranya mace Martha. Gw pikir truk nya truk kecil gitu, eh, waktu diliat, wuidiiii buesar banget! dorang bilang namanya,”dam trek” (dump truck) lebih besar daripada truk, bisa memuat hingga 10ton lebih muatan. Bagian depannya aja bisa menampung 7 orang, dua hingga tiga orang didepan (selain driver), dan 3-4 orang dibelakang driver (ada tmpat duduknya juga cuman tempat kakinya sempit). Gw girang banget waktu mo naik truk. Hehe, maklum, gak pernah naik truk si. Dan ngrasa keren aja bisa jalan-jalan naik truk. Pagi itu akhirnya kami melaju, berlima orang, gw, ati, kakWilson, kakMartha istri kakWilson, dan kakNico jam 09.00 pagi waktu Indonesia bagian Taja.
Dan perjalanan selama 4 jam perjalanan ke Demta (aish,
ternyata jauh juga maaak) menjadi semakin seru dengan banyak perbincangan diantara
kami semua, terutama oleh keributan yang dibuat oleh kakNico, ati, dan
kakWilson. KakNico sendiri adalah seorang supir truk yang bekerja di perusahaan
perkebunan kelapa sawit S*nar M*s di Lereh. Distrik Lereh yang terletak 1 jam
barat daya distrik Yapsi terkenal dengan perkebunan kelapa sawit yang suaaangat
luas (kata orang2 si dimana-mana kelapa sawit, sampe2 orang yang su lama kerja
di sana bisa tersesat). Fact No 1: luas dari perkebunan kelapa sawit S*nar M*s di
Lereh kurang lebih 22ribu Hektar. Semua hasil
olahan kelapa sawit, entah yang masih mentahan atau matang, entah minyaknya
atau biji kelapa sawit (kernel), k emudian di bawa oleh truk/ tanki untuk
diantar ke Demta dermaganya S*nar M*s. Demta sendiri terletak di bagian selatan
dari kabupaten Jayapura. Pekerjaan
kakNico sehari-hari adalah mengantar biji2 kernel kelapa sawit dari lereh ke
demta, dan membawa pupuk dari demta ke lereh. Karena kakNico su menjadi
karyawan tetap di S*nar M*s, kakNico mendapatkan dua sumber penghasilan,
pertama gaji bulanan yang jumlahnya tetap, dan gaji tambahan setiap mengangkut
dan membawa muatan. Yang terakhir ini, besar kecilnya tergantung masing-masing
driver. Ada driver yang dua hari/ berhari-hari sekali angkut muatan dari demta
ke lereh, ada yang hampir tiap hari PP demta-lereh untuk angkat turun muatan. Eh,
ada tambahan pendapatan lagi. Plus plus lah istilahnya, a.k.a ceperan.
Sebenernya gajinya supir truk S*nar M*s tu gak banyak. Berkisar 1.200.000
rupiah saja. Tapi waktu gw Tanya kakNico berapa pendapatannya sebulan, kakNico
malah balik Tanya,”dokter sendiri
gajinya berapa sebulan?”.
Hm, gw malah ditanya balik. Gw,”hm.. klo dari pusat si sekitar 7jutaan aja kak”. kakNico ketawa,”ya… saya sedikit lebih lah..”. gw tengok ke kakNico,”ha?sungguh kah?ih, serius?” kakNico senyum2. “yah, berkisar 8-9juta lah.,..” kata kakNico santai. Gw langsung kaget. Bajigur gaji gw sebagai
dokter ptt aja kalah.”wadooo, saya ganti profesi aja deh kak, kayaknya lebih
enak jadi supir truk”. Kata
gw ke kakNico. Tapi ternyata duit 8-9juta itu relative, dan udah dari plus-plus
lainnya. Ini yang orang gak tau (eh, semua orang Taja tau denk, udah jadi
rahasia umum). Ceperan sebagai supir truk S*nar M*s tu ada banyak banget. pertama, solar. Satu
tangki bahan bakar satu truk itu berisi sekitar 200liter solar. Dalam satu
perjalanan sebuah truk, truk akan diisi bahan bakar full 200liter, untuk
perjalanan demta-lereh, solar yang dibutuhkan hanya sebesar 80-90an liter.
Sisanya, nah, ini yang dipake “kencing’.
Kata orang Taja, gak ada supir truk yang gak kencing. Solar yang ada di tangki
mereka, mereka sedot keluar untuk kemudian dijual di jalan (biasanya sih di
jual di Taja) dijualnya pun dengan harga yang miring. Jika harga eceran solar
di Taja sekitar 9000 rupiah, mereka jual soal mereka seharga 6000-9000 rupiah
perliter. Bayangkan saja, jika sehari solar yang mereka ‘kencing’kan 50 liter,
50 x 6000 = 300.000 perharinya. Dikalikan 20 hari saja dalam sebulan sudah
6000.000. itu baru yang pertama, solar. Fact no2 : “pekerjaan sampingan Supir Truk
S*nar M*s adalah “Kencing”, dan sekali “Kencing: bisa mengantongi ratusan ribu
rupiah. Yang kedua,pupuk. Jika
dari lereh ke demta dumtruk membawa kernel, maka baliknya dari demta ke lereh,
dumtruk membawa pupuk. Ada dua pilihan
sih, balik ke lereh dalam kondisi kosongan, atau balik ke lereh bawa pupuk. Ya
kalo bawa pupuk dapet bayaran lagi. Pupuk yang dibawa disini adalah pupuk urea
(kalo gk salah), yang dipake untuk mupukin berhektar2 kelapa sawit di lereh.
Satu kali angkut pupuk, bisa ber ton2 pupuk yang dibawa (kurang lebih 7 ton
pupuk). Dan pupuk ini, tak lepas juga dari curian. Di tengah jalan, atau di
Taja supir2 truk ini akan ‘menjatuhkan’ beberapa karung pupuknya untuk
diserahkan ke penadah. Siapa sih yang gak butuh pupuk? Murah lagi. Di Taja,
banyak masyarakatnya yang berkebun dengan komoditas utama coklat, disamping
komoditas lainya seperti padi, sayur mayur, betatas, dan lainya yang semuanya
butuh pupuk. Satu kali curi bisa 10 karung pupuk. 1 karung pupuk 50kg diberi
harga 70.000 Rupiah. 10 x 70.000 = sudah700.000 rupiah. Fact
No.3 : Pupuk pun juga di 'ambil' sama supir truk yg membawanya”. Gak selalu setiap bawa pupuk di'bawa' sih, tapi setiap ada
kesempatan mengangkut beberapa karung pupuk tanpa menyebabkan timbangan truk
berubah, maka ya, karung tsbt itu bisa dijualnya. Dan itu sudah jadi rahasia
umum, karena orang Taja juga butuh pupuk. Mantri gw aja ada yang njual pupuk
hasil tadahan dari supir2 truk ini koq. Fact No.4 : “ curi mencuri, korup
menkorup, dan semuanya sudah menjadi rahasia umum. Sudah biasa. Dan yang ketiga, plus lain-lainnya. Kalo yang dua hal itu
adalah hal yang udah ‘wajar’, ada hal lain yang bisa dijual dan dijadikan
sumber duit. Ekstrimnya aja nich, driver ambulan puskesmas gw, yang dulu pernah
kerja di S*nar M*s, pernah jual ban truk yang dia pakai. Waktu itu ceritanya
dia dapet truk baru, merek Dyna?? yang dipakai untuk mengangkut entah apalah. nah,
karena masih baru, waktu turun kota, dorang ganti ban truk yang masih baru itu
dengan ban lama, ban barunya?dijual! satu buah ban truk bisa dijual dengan
harga sekiat 2000.000an, gilaaa. Waktu gw Tanya, “emang kagak ketau tu kak sama
atasan? Atau bos? Emang kagak ada yang
ngelaporin??”. kakNico
yang masih asik nyetir diantara jalan2 taja yang berlubang menjawab santai,”emang siapa yang mo nglapor? Semua
supir gitu semua…? Emang ada yang mo ngawasin juga?? bos-bos kita, korupnya
lebih besar, lebih parah. Yang mereka curi, dan mereka curangi juga banyak.
Kayak naikin pupuk, naikinnya 9 ton, yang ditulis 10 ton, sisanya ya dia makan.
Pegawai yang absen, atau bolos dia tulis masuk biar gajinya tetep masuk, tapi
dimakan sama mereka sendiri. Kayak Wilson ini yang udah keluar dari S*nar M*s, tapi namanya dan absennya masih ada di S*nar
M*s, itu kenapa? Ya biar gajinya tetep dikirim dari pusat, itu yang mereka
makan. Jadi, dokter bisa bayangkan sendiri seberapa besarnya Perusahaan S*nar
M*s itu. Kalo perusahan kecil, pasti udah bangkrut dari dulu dulu, kalo
karyawannya curi semua kayak gini.. hahaha”. Kata kakNico sambil ketawa, gw cuman bengong, trus ikutan
ketawa. Gila…. Fact No 5 : S*nar M*s
tu perusahaan yang bueeeeesaaaar banget!.gimana kita bisa bilang gak besar kal setiap harinya bisa beli
dump truck yang seharga 800.000.000 (nol nya banyak banget) sebanyak 5 buah.
Gila.
Perjalanan yang seru
yang menyenangkan mengenal kehidupan seorang supir dan banyak fakta tentang
perkebunan Kelapa Sawit S*nar M*s. Supir truk yang tekenal ‘setia’- setiap
tikungan ada, ditangkal sama kakNico. Kata kakNico,”ah, itu kan kebanyakan supir saja, perkecualian buat saya sama Wilson
saja” kata kakNico yg cuman direspon
memble oleh gw dan Ati.”ah, tipu tipu mo… mana ada supir yang gak main. Ya to
kak…? Apa lagi nona nona demta, katanya manise.. peranakan papua-sulawesi,
aiih, mateeee… masak kakak tra tergoda..??”. kakNico,”ah, sungguh
dokter… sa tra ada itu tipu2. Ya, saya ini kan su pu mace di rumah, tapi ya
kalo di luar tetep ngakunya single to…” kata kakNico ketawa. “nah, tuh kaaan???goda2 cewek2 pasti..”. kakNico,”ah, tidak mo.
Kalo sa cuman berteman saja. Kalo ada yang mo menumpang trek, ya, silahkan saja.” Kata dia santai. Truz waktu ati liad ada banyak ikat
rambut yang melingkari setiap kaca yang ada dibagian depan (ada delapan cermin2
bulat yang menggantung dibagian depan atas dashbor yang semuanya terdapat ikat
rambut yang melingkari bagian depannya), ati angkat bicara,”baru,
ini, ikat ikat rambut? Punya siapa?”. kakNico jawab santai,”ah, itu sa
minta saja setiap ada cewek yang naik, sa suruh taroh de pu ikat rambut itu di
situ”. Kata kakNico. Gw ketawa,”nah,
berarti tu jumlah simpanananya to..hayo…”. kakNico cuman tersenyum, tertawa menggantung, gak ada yang bisa
mengartikan makna dibalik senyum dan ketawanya. Ckckck…. Lucu juga kalo kenal
supir truk, bisa2 nya ngeles sana sini.
Jalan menuju demta bukanlah jalan aspal yang mulus,
melainkan hanya jalan batu yang dimampatkan sebagai jalan. Meski demikian,
kakNico yang memang su biasa membawa truk bisa melajukannya dengan kecepatan
yang super, 60-70km perjam, sedikit bergoyang-goyang didalam truk karena
goncangan jalan tapi berasa menyenangkan. Gw sesekali merhatiin cara kakNico
memainkan pedal dan rem anginnya yang bikin gw kagum. kakWilson,”dokter dari tadi tengok2 kakNico pu kaki
kenapa kah? Mo coba?” kakWilson yang mendapatiku sesekali mencuri2 pandang
ke cara kakNico mengemudi menanyaiku. Gw cuman tersenyum,”ah, iyo kak… macam keren sekali
e. sa boleh kah coba lain waktu… hehe, kayaknya seru ya..”.
Truk terus melaju hingga kami terhenti beberapa meter
sebelum jembatan nimbotong. Di sini,
sudah banyak truk-truk dan tangki sinar yang bersandar. Supir-supirnya tengah
santai duduk-duduk di sebuah warung makan yang ada di sana. kata kakNico,” kita berhenti dulu di sini e…”.gw dan orang2
rombongan ngikut saja. kakNico bergabung dengan supir2 lainya yang nampak dikenalnya.
Obrolan terjadi.” Hei… ko tra bisa lewat jembatan itu… lewat sungai sana…
tapi batu masih banyak, sa saja su 1 minggu ini di sini, masih tunggu sungai
surut dan deng kasi bersih itu batu2” kata seorang supir.
kakNico tampak cuek dan santai. “heh.. ko mo ditoki kah! Jangan bikin dong marah… ko pu
muatan itu lebih tra bisa lewat jembatan…” kata supir yang lain.
kakNico masih santai. Orang2 su melarang kakNico menyeberang jembatan karena
muatan kakNico yang lebih, tapi nampaknya kakNico tra peduli. Sampai2 ada yang
lari ke truk kakNico dan mencuri kunci truk nya. Obrolan terus terjadi dan gw
gak ngerti apa yang dibicarakan. Sampe akhirnya kakNico berdiri,”ayo sudah.,… kita lanjut jalan
lagi.” Gw”emang kitong mo lewat mana kah kak?” Tanya gw. “sebentar dokter, saya lihat dulu,
ada penjaganya kah tidak. Biasanya kalo minggu siang begini tra da penjaga,
jadi kita bisa lewat” kata kakNico tengok2 kemudian naik
ke dalam truk.”yo sudah, kita
jalan…” kakMartha sedikit panic. Takut kalo ada apa2, takut kalo
ada yang toki atau tembak kakNico karena melanggar peraturan, dan takut kalo
lagi di tengah jembatan, jembatannya putus karena dilewati oleh kendaraan yang
muatannya lebih. Sedikit cerita, sekitar 3 bulan yang lalu, jembatan Nimbotong
yang buesar patah dan terhanyut oleh banjir bandang. Jembatan yang sebesar itu
roboh hingga membuat taja terisolir selama beberapa minggu. Dikemudian harinya,
dibuatlah jembatan darurat sementara untuk lewatnya kendaraan. Jembatan yang
ada sekarang ini. Tapi, yah, namanya juga jembatan darurat, jembatannya kecil
dan hanya bisa dilewati oleh kendaraan yang muatannya tak besar. di dekat jembatan ada tulisannya,”7Tonase”,
gw gak ngerti artinya, tapi intinya, truk tangki S*nar M*s jelas2 gak bisa
lewat jembatan karena berat. Itu yang bikin sinarnya bikin pipa penyedotan
untuk memindahkan minyak dari satu truk tangki ke truk tangki di seberangnya. Truk
kecil masih bisa lewat, sedangkan dump truck, kalo kosongan, bisa melewati
jembatan, tapi kalo ada muatan, jelas gak boleh lewat. Resikonya, ya
jembatannya bisa putus kalo dinaikin beban sebesar itu. Solusi untuk dump truck yang mo nyebrang ya
dengan jalan lewat sungai, turun sungai dan menyeberangkan. Tapi itu bisa
dilakukan kalo sungai surut dan batu2 su dibersihkan. Kalo sedang hujan deras,
arus deras, atau banyak batu-batu yang susah lewatnya, harus tunggu sampai
surut. Atau, memindahkan sebagian isi muatan ke truk lain untuk bergantian
menyeberang. dan dari semua pilihan itu, tak ada yang diambil kakNico. kakNico
itu orangnya sedikit nakal, masa bodoh, dan mau enaknya saja. Haha. Asik sih.
kakNico males nyebrang sungai karena nanti batu2 bisa menggores bagian bawah
truknya, hingga akhirnya dengan pedenya dia memilih untuk menyeberang jembatan
dengan muatan yang sebanyak itu.(katanya sih maksimal 7ton muatan truk baru
boleh nyebrang, tapi muatan truk kami kala itu mencapai 9ton! Pede gila). Meski
sudah banyak orang yang memperingati.
Kata kakNico,”tenang, santai…
saya ini ‘bapak kepala sekolah’ nya demta. Tra da yang berani sama saya. Penjaga
jembatan, orang brimob, su kenal baik sama saja. Jadi dong tenang saja…” kata kakNico
dengan santainya sambil menyalakan truk dan mulai melajukan truk mendekati
jembatan. Semua orang diem. Kaca jendela kami naikkan sedikit (biar gak ketauan
katanya). Gw liad kakMartha agak cemas, ati juga, dia pegang tangan gw
kenceng2, takut kalo ada apa2. Gw, meski takut karena banyak hal, gw percaya
sama kakNico. Dannnn…. Akhirnya truk menembus jembatan. Terasa sekali jembatan
nya bergoyang… seremmm, tapi eh, lolos juga, pun gak ada penjaga yang ngliat
kami. semua bernafas lega…
Sesampai di nimbokrang
kami beristirahat sejenak, sembari menunggu kakHendra yang juga mo ikutan jalan
ke Demta. kakHendra adalah petugas laboratorium puskesmas Nimbokrang, teman
kami juga. makin ramai sudah perjalanan. Sesekali kami melambaikan tangan
menyapa orang yang kami lewati. Kebiasaan yang diajarkan kakWilson,”kalo di
sini, kitong lewat, jangan lupa menyapa masyarakay dokter. Dokter angkat saja
dokter pu tangan satu itu, dorang pasti balas. Kasih senyum begitu, ato sapa
“Dawem”, ‘Foy”, “harweh”, ‘amsam’ sesuai dengan sapaan halo di masing2 tempat”
. Fact
No. sekian,”di papua, beda suku, bisa beda bahasa, Halo saja di tiap tempat
beda, diKwarja,”Amsan”, di Lereh,”Harweh”, di Sentani,”Foy”, dan kalo org
wamena,”kwa kwa kwa”.. semuanya artinya Selamat (selamat sore, pagi,
siang,malam).”.
Kami tiba di Demta sekitar pukul 13.30. sebelumnya kami
melewati Kali Biru, salah satu tempat wisata yang terkenal di Nimbokrang (kalo
gak salah masuk wilayah nimbokrang). Dinamakan Kali Biru karena warna kalinya
biruuuuu buanget. Biru kehijauan begitu. Euy, jernihnya, bikin mulut tak henti
berdecak. Masih ada ya kali sebiru itu. . sesampai di Demta, kami langsung
masuk ke gudang penyimpanan kernel. Truk ditimbang untuk mengukur berat muatan
kemudian memindahkan isi kernel ke dalam gudang, dan ditimbang ulang untuk
mengukur berat truk dalam kondisi kosong. Selesai semua tugas kakNico, kami diajaknya putar-putar sekitaran
gudang, panjat-panjat tong besar yang menyimpan berliter2 minyak, main ke
pantai, dan ke dermaga.dan meski sudah dermaga, air lautnya masih lumayan
jernih, dasar lautnya saja masih nampak, pun banyak ikan pula. Sehingga banyak
orang yang memancing dan menjala di sana. wuidiii…..
biji kernel ke
dalam gudang setelah timbang truk bermuatan(right)
foto di depan tangki penyimpanan minyak (left)
Setelah puas bermain di
gudang dan dermaga, kami beranjak pulang. gak pulang juga sih, tapi beranjak ke
tempat yang kami tuju berikutnya, air terjun. Gak ada namanya, karena air
terjunya kecil aja, tapi ih, cantik euy. Airnya masih jernih dan sering dipakai
mandi oleh masyarakat demta sekitarnya,
atau sekedar nongkrong dan main air. Dan maklum karena kami ini pendatang dan
jarang liat air terjun, jadi kami menjadi norak luar biasa liad air terjun,
ciprat-cipratan, basah-basahan, dan foto fotolah. Kalo kata kakAti,”hadede… pada GIPO semuanya…”, gw bingung, “gipo? Apaan tuh kak?”,
kakAti,”Gipo, Gila Poto.,…”…gw ketawa,”haha… gipo dah, kakHendra sama kakAti tu yang gipo…”
Seru ternyata main
air di air terjun. Basah dikit sih gak masalah. Sayang, gak bisa mandi. Padahal
udah diniatin dari rumah gak mandi biar bisa mandi di sungai (alesan denk,
bilang aja malas mandi -_-‘’ ). Pukul 16.00 kami memutuskan pulang, dan kembali
ke haribaan (haribaan??). ah… puas bisa refreshing diantara kesibukan
berpetete..sejenak melupakan pasien (eh, lupa, gw ninggalin pasien gw dirawat
inap..hoho), meski badan sakit semua terutama saat pulang karena ternyata
goncangan truk tak bermuatan lebih mantab rasanya dan bikin semua badan, leher,
saaakiiiiittt semua. Seneng, selain bisa jalan-jalan, bisa ketemu sinyal lagi,
telpun orang rumah, chatingan sama temen, kangen-kangenan sama pace ^^….
And this is how we enjoying our life,
take another way to travelling, meet a new people, and take a lot of laugh and
make it as love….. (18 september 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar