Cuap Cuap PTT : Lain Cerita Cerita lain
Minggu,
3 November 2013 : Langit Taja
Langit Taja di siang hari yang cerah. Duduk di bangku kayu
kios depan puseksmas sembari menyeruput dinginnya Nata De Coco sembari
termenung berpaku tangan. Dimana gw sekarang?entahlah. di negeri antah berantah
yang entah dimana. Di tempat yang gw gak pernah sedetikpun berpikir membayangkannya.
Gak ada seorang pun yang gw kenal, gak ada seorang pun. Gw termenung lagi,
melihat awan yang semakin banyak mengumpul layaknya kembang gula yang siap
dilahap raksasa langit. Gw tersenyum, menengok ke belakang melihat tingkah alfa
anak kkKies yang asik dengan sepedanya, seorang Jawa yang lahir di Tanah Papua.
Gw gak sendiri,
ada mereka di sini, kakKies, Alfa,papaAlfa, Nanda, dan lainnya yang kini menjadi keluarga baru gw di sini. gw gak sendiri. kembali gw mendongak kepala pada langit. Gumpalan awan itu menghilang, mungkin sudah ditelan habis oleh si raksasa. Hanya tersisa langit biru yang luas lapang. Angin berhembus kuat tiba2 seakan ingin mengecup menggodaku yang berlama-lama bermenung, memandang birunya langit. Gw tersenyum kembali. Entah dimana gw berada, gw percaya, di sinilah gw sekarang, diantara orang orang yang perlahan mulai menerima dan menyayangi gw, sebagai anak, sebagai cucu, sebagai adik, sebagai kakak, sebagai tetangga, sebagai dokter, ataupun sebagai diri gw sendiri. Thx God for giving me this moment, even just for a while
ada mereka di sini, kakKies, Alfa,papaAlfa, Nanda, dan lainnya yang kini menjadi keluarga baru gw di sini. gw gak sendiri. kembali gw mendongak kepala pada langit. Gumpalan awan itu menghilang, mungkin sudah ditelan habis oleh si raksasa. Hanya tersisa langit biru yang luas lapang. Angin berhembus kuat tiba2 seakan ingin mengecup menggodaku yang berlama-lama bermenung, memandang birunya langit. Gw tersenyum kembali. Entah dimana gw berada, gw percaya, di sinilah gw sekarang, diantara orang orang yang perlahan mulai menerima dan menyayangi gw, sebagai anak, sebagai cucu, sebagai adik, sebagai kakak, sebagai tetangga, sebagai dokter, ataupun sebagai diri gw sendiri. Thx God for giving me this moment, even just for a while
Rabu,
13 November 2013 : Fixing
fixing something
broken is not an easy thing to do. But the memory had been left push me to fix
this stuff no matter what . Maybe its just a stupid thing, but I cant deny how
I love this sandals too much. Maybe its time for me to move on and left all the
thing behind, but I need more time, just a little time to make me truly move On
from past.(07.40pm)
Kamis,
14 November 2013 : Kids
Rima Making,, Yuli Making,
Silda Making, dan Selma Theis, empat anak-anak komplek puskesmas taja, yang
membuat rumah menjadi riuh renyah ramai, tapi juga berantakan, dan bikin lenyap
makanan… haha… but, love them so much^^.
*TengokMejaMakanyangUdahBersihdariMakanan (12.55pm)
Sabtu, 16 Desember 2013 : Better
Never Stop
better never stop.
Gak ada lagi space untuk menyerah. Mo
berhenti sekarang? mo angkat tangan sekarang? mo ngibarin bendera putih
sekarang?stop sudah tipu-tipu. (4.38pm)
Jumat, 6 Desember 2013 : Way to Die
Malam sudah
larut. Tapi hati gw gak tenang. Semenjak sore tadi, pasien gw kesakitan. Udah
yang kedua kalinya dorang datang ke puskesmas gw. Yang pertama lalu, gw rujuk
ke kota karena keterbatasan fasilitas dan obat-obatan di puskesmas. Tra lama di
kota, pasien kembali pulang karena kondisi membaik, pun karena dari segala
hasil pemeriksaan tidak ditemukan satu penyakit apapun. Lama tra dengar kabar,
pasien tiba-tiba kembali mengeluhkan sakit. Perutnya yang sakit. Sakit yang
nampak sangat luar biasa. sakit yang…? Entahlah, tak terdefinisikan. Tapi
berkebalikan dari penampakan rasa sakitnya, dari hasil pemeriksaan fisik tidak
ditemukan apapun, semuanya baik, tanda vitalnya pun baik, hanya saja, kuat
angkat nadinya yang lemah. Gw garuk-garuk kepala, mencari sumber dari rasa
sakitnya, tapi gw gak nemuin jawabannya. Gw injeksiin obat yang menurut gw
logis untuk mengurangi rasa sakit perutnya, namun trada tanda tanda
berkurangannya rasa sakit. Berkurang sedikit pun, tidak. Gw bertanya Tanya.
Bahkan gw beri penenang pun trada nampak
perubahan. Pasien hanya berteriak, berteriak, dan berteriak kesakitan. Hari makin larut, dan kondisi pasien tidak
menunjukkan tanda-tanda membaik. Inget gw waktu pasien berteriak,”dokter…sakit
dokter… dokter… tolong saya dokter…” dengan matanya yang membelak kesakitan.
“dokter, kasih saya obat mati saja dokter… dokter…” teriak pasien terus dan
terus. Gw tenangin pasien, yang sebenernya juga usaha untuk menenangkan diri gw
sendiri. gw bisikin beberapa kata-kata untuk menenangkan. Dan semakin malam,
pasien makin kesakitan. Dan penampakannya semakin menjadi pertanyaan. Gw ngliat
anaknya yang dengan sabarnya mau menemaninya. kami saling bertatap muka.
Obat-obatan sudah dimasukkan namun ibu masih terus kesakitan. Kami saling
membaca pikiran, dan saling mengerti, memahami. Iya, ini bukan sakit biasa, ini
sakit yang berbeda. Si ibu masih terus berteriak kesakitan, sesekali muntah,
kemudian setengah membelak, setengah marah, dan kemudian berteriak-teriak
kembali kesakitan. Gw berusaha menenangkan si ibu, sama halnya dengan yang
dilakukan anaknya, “istighfar buk,
istighfar….”, “astaghfirullah…. Astaghfirulaah.. lahaula… ayo buk diikutin…” tuntun
anaknya. Dituntunnya ibunya juga untuk mengucapkan syahadat, secara perlahan,
namun ibu nampak sangat susah untuk mengucapkannya, bahkan cenderung setengah
marah menggerutu. Suasana tiba-tiba menjadi sendu. Anak mantu dan tetannga yang
menemaninya tiba-tiba terisak. Membantu menuntun ibu untuk baca syahadat sambil
meneteskan air mata. Membisikkan di telinga ibu, sembari meminta maaf.”ibuuu… saya minta maaf ya bukk… maafkan
salah-salah saya ibuu….hukzz..” kata anak mantu yang kurang lebih sama
dengan apa yang dikatakan si tetangga. Suasana berada diantara mencekam dan
sendu. Pertama kalinya gw liat apa yang dinamakan orang Sakaratul Maut. Dan
rasa sakitnya sakaratul maut itu Sakit yang tak ada obatnya…. La haula wala
quwwata illaa billa.
Bagaimana kelak
nanti kalo gw meninggal?wallahualam. “Ya
Allah, mudahkanlah jalan hidup dan matiku…aamiin..”
Selasa,
10 Desember 2013 : Tawa
Menemukan arti
kata bahagia itu sederhana. Hanya perlu sedikit meluangkan waktu berbagi cerita
dengan kawan lama, menertawakan akan banyak hal yang terkadang hanya omong
kosong belaka., bahagia itu sederhana, tak perlu memaksakan, hanya membiarkan
semua terjadi begitu saja, sembari menikmatinya. Menikmati masa makan bersama,
menikmati masa saling bercerita, menikmati masa saling menghina dina dalam
tawa… sederhana saja. Dan masa itu, meski singkat, akan tetap menjadi kenangan
yang indah tuk dikenang… (101213 22.55wit)
Kamis,
12 Desember 2013 : Bintang
Mendongak, dan menemukan bintang
yang bertabur indah menghiasai terangnya malam ini. Langit Taja yang selalu
mendamaikan hati.. ^^ (121213 22.41wit)
Senin, 16
Desember 2013 : Desember itu….
Desember itu berarti banyak hujan, banyak air, bisa mandi
tiap hari. Desember itu berarti musim buah, banyak yang nganterin buah, banyak yang ngasih buah, dari jeruk,
salak, melon, nangka, dan MATOA, love matoa, suka matoa, sangat sangat suka
matoa, apalagi, matoa kelapa! ‘pucuk’ dicinta, matoa pun tiba… ah, sukaaa.
Desember itu juga berarti banyak uang kaget, dari uang program HIV, uang
program TB, uang jamkesmas, uang THR, uang saku, dan uang uang lainnya, gak
ngerti dahhh… dan, Desember itu waktunya liburan panjang dan orang orang
menghilang lebih cepat. Sekarang masih tanggal 16 desember dan hampir separoh
lebih petugas sudah meliburkan diri, dan lebih parahnya lagi akan tetap melibur
hingga tahun depan… are u kidding on me? ah, yang itu berarti harus
standby jaga markas besar Taja hingga
akhir tahun… Tutut, chayooo…..
Selasa,
17 Desember 2013 : Guitar
he sang a song for her lovely girlfriends. A love song
which tell her how he love and miss her so much, after so long get separated by
time and distance. Such a romantic moment. *envy(07.18 pm)
Senin, 23 Desember
2013 : Penyanyi dangdut vs Dokter
Baru sadar. Ternyata penyanyi dangdut dan dokter tu punya
kesamaan. sama-sama jadi alat politik saat masa-masa pemilu begini. Dapet
undangan untuk memberikan pelayanan dan konsultasi dokter gratis di acara
‘pelayanan kesehatan gratis’ nya PKS. Kebetulan saat itu gw lagi kagak ada di
tempat, lagi turun kota, jadi kagak bisa ikut dorang pu acara. Agak bikin
ketawa sedikit sih. Ok, bolehlah bikin pelayanan kesehatan gratis, tapi kalo
bawa bawa bendera suatu partai?hm… entahlah. Kalo gw pikir-pikir juga, mirip
penyanyi dangdut dah kami ni. Kalo dah musim kampanye, undangan banyak,
undangan buat bantu kasih pelayanan kesehatan gratis ke masyarakat buat menarik
masyarakat agar condong ke partai tertentu. Lebih lebih, dalam satu distrik
ini,dokter cuman satu, petugas kesehatan ya cuman ada dipuskesmas ini, yah,
jadilah, yang dijadikan alat ini ya kami-kami aja. Bersyukur saat undangan
kemarin gw lagi turun kota, jadi gak ada alasan untuk menolak undangan dari
partai tersebut. Bukan masalah partainya apa, hanya saja, gw merasa sebagai
dokter menjadi gak netral dan gak professional lagi. (eh, professional kan
tergantung bayaran ya? haha). Tapi, jika nantinya undangan untuk bantu kasih
pelayanana kesehatan gratis lagi, kayaknya kagak gw tolak koq. Setelah gw
pikir-pikir, gak ada salahnya juga, toh kitong kan cuman berniat untuk lebih
mendekatkan pelayanana kesehatan ke masyarakat. dan menurut gw juga, masyarakat
sekarang udah cerdas, udah pintar memilah mana yang partai hanya sekedar
janji-janji dan kasih pelayanan2 gratis hanya untuk mencari suara, dengan mana
partai yang benar kualitasnya,’qualified’ yang menjanjikan adanya perubahan
yang berarti bagi mereka ke depannya.
Selasa,
24 Desember 2013 : Letter for…
sometimes we
fail on doing something, but it doesn’t matter, as long as we could stay and
get up again. just believe, God always give us best, not always what we want,
but always what we need… ^^
Rabu, 25
Desember 2013 : Natal
Pertama kalinya
ikut merayakan natal. Di Jawa, Natal, sama halnya dengan Lebaran, hanya
dirayakan bagi mereka yang memeluk kepercayaannya. Berbeda dengan di Papua,
entah natal, entah Lebaran, semua orang ikut meramaikannya, ikut merayakannya,
bukan dalam hal beribadahnya,melainkan bersilaturahmi dan saling mengunjungi,
makan kue, makan2 besar, dannn …….
Kamis, 26 Desember 2013 : Mandi
Air Hujan vs Hujan-hujan
Hujan turun dengan
derasnya. Hmmm… musim hujan!. Meski banyak orang bilang Papua tu gak ada musim,
tetap saja, di Bulan Desember, intensitas hujan
tetap lebih tinggi. Termasuk hari ini, awan mendung sudah menggantung sedari pagi, hingga akhirnya
siang ini hujan. Gw melamun, gw suka hujan, suka banget! bikin pikiran gw
melayang kemana-mana….. :p
Tiba-tiba muncul
pertanyaan ini dari kepala gw. Sebenarnya, apa bedanya hujan hujan dengan mandi
air hujan? Kenapa ibu-ibu selalu memarahi anaknya ketika mereka berlari-lari
dibawah gerimisnya hujan? Di Taja, hampir sebagian besar masyarakatnya
menggunakan air hujan sebagai sumber air dan kehidupan. Hanya beberapa rumah
saja yang memiliki sumur sebagai sumber air, itupun airnya keruh, pun jika
musim kemarau air sumur bisa kering kerontang. Sungai? Ada, hanya saja jauh.
Hanya masyarakat asli saja yang tinggal di tepian sungai yang menggunakan
sungai sebagai sumber air sehari-hari. Sehingga pada akhirnya, air hujan lah
yang dijadikan sumber air utama, sumber kehidupan, untuk mandi, masak, mencuci.
Kalo tinggal di Taja, perhatikan saja, tiap tepian atap rumahnya pasti ada
pipa/seng penyalur air yang kemudian disalurkan ke dalam drum atau penampung air.
Sekarang yang jadi pertanyaannya, apa bedanya hujan hujan dengan mandi air
hujan? Toh, sehari-hari kitong mandinya juga dengan air hujan. Kalo emak gw
marahin gw,”Tutut….. jangan hujan hujan!
Nanti masuk angin..”, gw bakal bilang,”epen
kah… di rumah juga mandinya air hujan”. Iya yah, meski tiap hari mandi air
hujan, tetap aja, ibu-ibu takut kalo anaknya main hujan-hujan. Takut kalo
kehujanan kemudian masuk angin, meriang, sakit, dan kemudian ujung-ujungnya
kena malaria. Hah…. Entahlah. Belum ada study klinisnya. Jadi, gw biarin aja
pertanyaan itu tergantung di kepala gw.
Hujan masih
mengguyur tanah taja. Hari sudah sore. Gw berlari ke halaman tengah puskesmas,
bertelanjang kaki, membentangkan tangan, menengadakan muka ke atas, perlahan
merasakan tetesan air hujan yang membasahi muka. Gw tertawa… begini rasanya
hujan-hujannn….
Gw suka hujaaan……
Selasa, 31 Desember 2013 : Tahun Baru
Celebrating new years in a small town.
(left to right, up to
down, rudi and masYit is an orphan,they still young, have a hard life, but they
survive(1), me and pakdeHeru family, a transmigration people from east java(2),
playing firework(3),alfa,anak jawa yang lahir di papua, bahkan belum pernah menginjakkan
kaki di jawa(4), Ati,midwife from palopo, bekerja jauh dari kampung halaman
tanpa sanak saudara demi ‘sebongkah berlian’(5), menyantap ayam bakar di rumah
kkKies(6), pertama kalinya ngrasain nasi bambu, makanan khas manado di rumah
kakNico salah satu tetangga di kampung ongan jaya(7) )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar