berceritanya
Raja Ampat
(part II)
H-3, Sabtu,8 Maret 2014 : Finally, 2014 Resolution no.3,DONE!
(location : Yenbesser
– Pianemo – Yenbesser)
Cukup beristirahat di
Piaynemo homestay sekaligus mengisi buku tamu, kami melanjutkan perjalanan
menuju satu bukit di piaynemo untuk dapat melihat pulau-pulau piaynemo dari
ketinggian. Kita mengistilahkannya ‘Mini Wayag’, atau ‘Wayag KW2”. Kalo wayag
adalah icon dari raja ampat, maka piaynemo, bisa sedikit mewakili keindahan
dari wayag. Memang sejak awal trip kami sudah sepakat untuk tidak mengunjungi
wayag, selain karena Wayag kali itu tengah ditutup karena masalah adat, biaya
yang tinggi (satu kali menuju Wayag,untuk satu perahu speed membutuhkan budget Rp.8.000.000
perkapal/8org), akses yang terlalu jauh dari homestay kami (3-4jam perjalanan),
dan angin gelombang yang besar, menjadi pertimbangan tersendiri bagi kami.
sehingga,Piaynemo, menjadi satu destinasi puncak kami. cuman butuh waktu
trekking 10-15menit untuk bisa sampe puncaknya, dan melihat keindahan maha
karya Tuhan yang luar biasa di Piaynemo!!!!yeeeiy….
and finally, my 2014's resolution no.3 is Done!!! |
Puas mengabadikan gambar di
‘Mini Wayag’, kami kembali ke piaynemo homestay, dan kepiting kenari saos pedas
manis hasil olah tangan Driver speed kami. masakannya, beeuuh, mantab gila.
Baru pertama kali ini ngrasain namanya kepiting kenari.
H-4, Minggu, 9 Maret 2014 : Arborek and Barefoot
Conservation
(location : Yenbesser
– Manta Point – kampung Arborek – Yenbesser)
Arborek adalah sebuah
pulau kecil yang terletak di gugusan kepulauan raja ampat. Dengan luas hanya
sekitar…. Hektar, arborek dihuni oleh … jumlah penduduk, yang kebanyakan adalah
pendatang local dari daerah papua barat. Arborek sendiri, kata seorang tete
asli biak yang sudah bertahun-tahun tinggal di arborek, mempunyai arti Duri.
Ceritanya ni waktu orang pertama yang menemukan arborek, Pulau ini dipenuhi
oleh tanaman meerambat yang berduri-duri,yang kemudian oleh orang itu,
duri-duri dibersihkan dan kemudian tinggallah orang-orang yang kini sekarang
menghuni arborek dengan damai.
Hanya butuh waktu
sekitar 30 menitan dengan jalan-jalan santai (super santai), untuk bisa
mengelilingi satu pulau arborek. Tempat yang damai, dengan beberapa bangunan
rumah yang tertata rapi , sebuah gereja, sebuah sekolah dasar, dan satu dua
bangunan kantor. Tanahnya, hampir sebagaian besar berupa pasir putih, dengan
banyak tanaman hias dan pohon-pohon sukun merindangin rumah-rumah.
beberapa warga asing
tengah asik berbagi ilmu bersama masyarakat asli di satu sudut kampung dibawah
rindangnya pohon sukun. Hembusan angin mengurangi panasnya matahari siang itu
ketika kami berjalan menyusuri jalanan kampung. Kami pun mendekat mencari tau apa
yang tengah mereka lakukan. Barefoot conservation nama NGO mereka. sebuah NGO
yang concern pada konservasi alam dan pengembangan masyarakat local. Sudah
sekitar setahun ini barefoot c berada di
Arborek melalukan penelitian terhadap manta dan beberapa biota laut di raja
ampat sekaligus berbagi banyak ilmu pada masyarakat local termasuk mengajarkan
bahasa inggris seperti ketika kami jumpai kala itu. Kak Gita salah seorang
volunteer dari Barefoot bercerita bahwa dirinya sendiri sudah berada di Arborek
sejak 3 bulan yang lalu membantu penelitian dan pendataan manta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar